Bukti Kerajaan Kalingga Pernah Berdiri di Jawa

Bukti Kerajaan Kalingga Pernah Berdiri di Jawa

Kerajaan Kalingga merupakan salah satu kerajaan besar di masa lampau. Menurut penelusuran beberapa pakar sejarah, dari Kerajaan inilah muncul cikal bakal Kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, seperti Kerajaan Mataram dan Kerajaan Sunda. Kerajaan ini masih di perdebatkan hingga kini di mana tepat Kerajaan ini berdiri. Sementara dugaan kerajaan ini terletak di daerah Jawa Tengah antara kota Jepara dan kota Pekalongan (nama daerah sekarang).

Kerajaan Kalingga menurut estimasi didirikan oleh beberapa kelompok orang dari Negeri India. Mereka berasal dari Orrisa di India. Mereka melarikan diri sebab daerah Orrisa dihancurkan oleh Maharaja India bernama Maharaja Asoka. Dalam pelarian itulah, mereka sampai ke pulau Jawa dan mendirikan kerajaan ini.



Sejarah Berdirinya Kerajaan Kalingga

Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-5 dan dipimpin oleh seorang ratu nan bernama Ratu Sima (674-675M). Ratu diplih oleh rakyat sendiri. Pemilihan ini bukan tanpa dasar. Sima sebelum menjadi Ratu, dikenal sebagai wanita nan tegas dan pandai. Atas dasar inilah rakyat memilihnya. Ratu Sima memerintah Kerajaan Kalingga dengan tangan besi namun bijaksana. Memerintah bukan dengan kesewenang-wenangan, tapi dengan adil. Sehingga rakyat kondusif dan santosa kehidupannya, keadilan dan hukum di junjung tinggi.

Ratu Sima menerapkan berbagai undang-undang nan dia untuk dengan disiplin, dan akan memberikan sangsi tegas bagi nan melanggarnya. Ratu Sima juga melarang siapapun menyentuh barang atau mengambilnya bila itu bukan miliknya sendiri. Kalau melanggar, sanksi wafat nan bakal di bisa pelakunya.

Ada kisah menarik seputar hukum nan di terapkan Ratu Sima ini. Pada suatu ketika, ada Raja dari kota She p’o bernama Tha shih berniat menyerang Kerajaan Kalingga. Sebelum mengadakan penyerangan, dia mencoba menguji kebenaran tentang hukum Ratu Kalingga dan melihat situasi tentang kerajaan itu.

Raja ini meletakkan emas berlian di tengah kota dengan asa ada rakyat kerajaan nan akan menyentuhnya.
Tetapi sampai berapa lama tidak seorang pun berani mengambil apalagi menyentuhnya. Dan dari sini dapat dilihat kejujuran dari rakyat Kerajaan Kalingga.

Dan suatu ketika, Pangeran Mahkota tak sengaja kakinya menyentuh uang nan di tengah jalan itu. Dan sinkron hukum nan berlaku, nan menyentuh dan mengambil barang akan dikenai sanksi mati. Ratu Sima memerintahkan buat menghukum wafat Pangeran Mahkota.
Tetapi para punggawa Kerajaan serentak memohon ampun buat diringankan sanksi bagi Pangeran Mahkota, tetapi Ratu Sima tetap pada keputusannya.

Lalu rakyat pun beramai-ramai bersujud di alun-alun kota di depan Kerajaan Kalingga . Secara bersama-sama memohon ampun buat Pangeran Mahkota. Akhirnya setelah melihat segenap rakyat meminta keringanan hukuman, Ratu Sima memperingan dengan menyuruh memotong kaki Pangeran Mahkota.

Dan kembali segenap punggawa juga rakyat meminta keringanan bagi Pangeran Mahkota agar tak di pangkas kakinya. Ratu akhirnya menuruti keinginan itu, tetapi tetap melaksanakan sanksi dengan memotong jari kaki Pangeran Mahkota. Dan akhirnya diterima semua pihak.

Betapa keras dan adilnya hukum nan di untuk Ratu Sima. Walaupun itu Pangeran Mahkota, tetap tak mendapatkan kebebasan dari hukuman. Dan ini sebagai pembelajaran kepada seluruh rakyat juga para punggawa Kerajaan buat tak melakukan kejahatan dan siapa pun tak akan terlepas dari hukum nan berlaku.

Setelah melihat fenomena itu, Raja Ta Shih akhirnya mengurungkan niat menyerang Kerajaan Kalingga. Dengan perhitungan bahwa rakyat nan patuh kepada Ratunya akan sulit buat diserang. Ini sebab rakyat niscaya akan bersedia sehidup semati membela kerajaan dari musuh nan menyerangnya.

Rakyat Kerajaan Kalingga hayati dalam kemakmuran. Hasil bumi begitu berlimpah nan berupa hasil tambang perak dan emas, berbagai hasil ternak, juga perburauan seperti cula dan gading gajah. Sedangkan dari hasil pertanian berupa padi, jagung, dan sebagainya. Hayati rakyat di kerajaan ini serba berkecukupan sehingga tak ada nan kelaparan ataupun miskin. Rakyat pun mempunyai hasil tambang berupa garam nan dihasilkan dari sebuah goa.

Agama Kerajaan Kalingga ialah agama Buddha. Bahkan, para rahib Budha dari China sampai datang ke kerajaan ini buat mempelajarinya. Rahib ini bernama I-tsing nan berasal dari zaman Dinasti Sung. Dari rahib inilah Kerajaan Kalingga diketahui keberadaannya. berdasarkan catatan rahib ini, diberitahuakn tentang Kalingga nan dia sebut dalam bahasa China sebagai Kerajaan Ho-ling.

Kerajaan ini juga menjalin interaksi luar negeri dengan Kerajaan dari China. Bahkan pada 813M atau 815M, Kalingga pernah mengirim utusan ke Kaisar China dengan mengirimkan upeti berupa 4 hamba sahaya dan burung nan bagus dengan bulu nan berwarna-warni juga burung kakatua. Sehingga Kaisar begitu terkesan, sampai memberikan gelar kehormatan kepada kedua utusan Kerajaan ini.

Pada pemerintahan Ratu Sima saja Kerajaan Kalingga terkenal sebab sistem hukum juga peraturan nan ditegakan dalam kerajaan. Di mana rakyat dapat hayati tentram dan merasa aman. Kecintaan rakyat kepada Ratu Sima begitu besar. Bukan hanya rakyat, tetapi para punggawa kerajaan juga begitu menghormati Ratu Sima.



Bukti Kerajaan Kalingga Pernah Berdiri di Jawa

Bukti Kerajaan Kalingga berasal dari beberapa manuskrip nan di temukan di China berdasarkan catatan I-tsing dari Dinasti Sung dan dari Dinasti Tang. Pada zaman Dinasti Tang disebutkan dalam catatan sekitar 618-906M antara lain sebagai berikut:

  1. Kalingga disebutkan terletak di Jawa di daerah Bahari Selatan. Kerajaan ini berada di antara Kamboja (nama sekarang) di sebelah Utara, pulau Bali di sebelah Timur, dan pulau Sumatera di sebelah Barat.
  2. Ibukota Kerajaan pada waktu itu dikelilingi benteng nan terbuat dari tonggak kayu.
  3. Raja tinggal di kerajaan nan terbuat dari bangunan bertingkat nan besar, mempunyai atap dari pohon aren, dan mempunyai singgasana nan bagus dibuat dari gading gajah.
  4. Penduduk kerajaan pandai membuat arak dari nira pohon kelapa.
  5. Kerajaan ini menghasilkan banyak barang tambang berupa perak dan emas, juga gading gajah dan cula.

Dan dari catatan ini disebutkan, kerajaan ini diperintah oleh seorang ratu Bernama Ratu Sima pada tahun 674M. Disebutkan pula pada pemerintahan Ratu ini kerajaan kondusif dan sentosa juga damai. Ratu memerintah dengan keras, tetapi mempunyai keadilan nan tinggi dan bijaksana dalam melaksanakan pemerintahannya.

Dan berdasarkan catatan dari rahib bernama I-tsing pada abad ke-7 pada tahun 664-665M disebutkan bahwa pulau Jawa sudah menjadi pusat penyebaran agama Buddha beraliran Hinayana. Dan dari catatan inilah rahib I-tsing menyebut Kerajaan Kalingga dengan nama Ho-ling.

Pernah juga salah seorang rahib Budha dari China nan bernama Hwuning pada tahun 664-667 bersama dengan pembantunya datang ke kerajaan ini buat menerjemahkan kitab Budha. Dengan dibantu oleh rahib dari Jawa nan bernama Janabrada. Kitab tersebut diterjemahkan buat mengetahui cerita tentang nirwana dalam agama Budha genre Hinayana.

Sedangkan dari bukti prasati nan pernah ditemukan di sini, dimuat cerita tentang bagaimaan kerajaan ini pernah dipimpin oleh seorang ratu wanita nan memerintah dengan bijaksana dan adil. Rakyat hayati sejahtera kondusif dan santosa. Prasasti dari kerajaan Kalingga ini terletak di sebelah Barat lereng dari gunung Merapi Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Lebih tepatnya, ditemukan di dusun Dakawu, kecamatan Grabag dan di sebut sebgai prasasti Tukmas.

Prasasti kedua ditemukan di desa Sojomerto sehingga disebut sebagai prasasti Sojomerto. Desa ini masuk ke wilayah kecamatan Reban, propinsi Jawa Tengah. Bahasa nan terdapat pada prasasti ini memakai bahasa Melayu Antik dengan aksara Kawi. Prasati ini disebutkan berasal pada abad ke 7M silam.

Itulah sekilas sejarah Kerajaan Kalingga. Semoga bermanfaat.