Rezim Melati

Rezim Melati

Ketika komando memasuki istana negara. Ketika moncong senapan menjadi surat suara. Ketika angan-angan dan impian terpenjara dalam derap-derap langkah serdadu di balik pintu. Seketika itu pula tanah-tanah lapang menjadi kuburan. Dan kebebasan ialah puisi nan dibacakan dengan mengetuk jari tanpa suara. Pemerintahan militer , walau diperintah oleh jenderal nan menyintai bunga-bunga, ialah laknat bagi rakyatnya.

Babakan pemerintahan militer pertama kalinya terjadi pada masa Julius Caesar (13 Juli 100 SM - 15 Maret 44 SM). Dengan berani dia membawa tentaranya ke tengah Kota Roma. Padahal dia hanya jenderal penguasa tangsi dan barak, nan harusnya menjadi rakyat biasa ketika memasuki Kota Roma. Republik pun jatuh, berganti dengan kekaisaran.



Revousi Militer Roma

Caesar juga sukses memusnahkan para republikan nan berperang gerilya hendak menjatuhkan tahtanya. Pompey, Scipio, atau Cato ialah para penghulu revolusioner nan gagal. Sekali jadi raja, sulit sekali pemimpin militer dijatuhkan. Dan ini berlanjut pada pemerintahan militer berikutnya antara lain :

  1. Marcus Vipsanius Agrippa (56-12 SM) Agripa ialah teman Romawi terkenal generik dan dekat Oktavianus (Augustus). Agripa ialah Konsul pertama dalam 37 SM Ia juga gubernur Syria. Seperti umumnya, Agripa mengalahkan pasukan Mark Antony dan Cleopatra pada Pertempuran Actium. Setelah kemenangannya, Augustus diberikan Marcella keponakannya ke Agripa buat dijadikan istri.
  2. Lucius Junius Brutus (6 C. SM) Menurut legenda, Brutus memimpin pemberontakan terhadap Tarquinius Superbus, seorang raja Etruscan Roma, dan memproklamasikan Republik Roma nan pada 509 SM Brutus terdaftar sebagai salah satu dari dua konsul pertama Republik Roma. Dia tak menjadi bingung dengan Marcus Brutus, abad pertama SM negarawan nan dibuat terkenal oleh garis Shakespeare "et tu Brute." Ada legenda lain tentang Brutus termasuk nya memiliki anak sendiri dieksekusi.
  3. Marcus Furius Camillus (C fl. 396 SM.) Marcus Furius Camillus memimpin Romawi ke dalam pertempuran ketika mereka mengalahkan Veientians, tapi tidak lama kemudian dikirim ke pengasingan sebab bagaimana ia membagikan harta rampasan. Camillus kemudian ingat buat bertindak sebagai tiran dan memimpin Roma (berhasil) melawan Galia menyerang menyusul kekalahan pada Pertempuran Allia tersebut. Tradisi mengatakan Camillus, tiba pada saat Romawi sedang menimbang tebusan mereka buat Brennus, mengalahkan Galia.
  4. Lucius Quinctius Cincinnatus (458 SM) Pemimpin militer nan dikenal terutama melalui legenda, Cincinnatus sedang membajak ladangnya, ketika ia mengetahui ia telah ditunjuk diktator. Bangsa Romawi telah menunjuk tiran Cincinnatus selama enam bulan sehingga ia dapat membela Roma melawan Aequi tetangga nan telah mengepung tentara Romawi dan Minucius konsul di Hills Alban. Cincinnatus naik ke kesempatan, mengalahkan Aequi, membuat mereka lewat di bawah kuk buat menunjukkan penaklukan mereka, menyerah judul tiran enam belas hari setelah itu telah diberikan, dan segera kembali ke tanah pertaniannya.
  5. Horatius: (Akhir 6th C. SM) Horatius ialah seorang pemimpin heroik legendaris pasukan Romawi melawan Etruria. Dia sengaja berdiri sendirian melawan Etruria di sebuah jembatan sementara Romawi menghancurkan jembatan dari sisi mereka buat menjaga Etruria dari menggunakannya buat mendapatkan seluruh Tiber. Pada akhirnya, ketika jembatan itu hancur, Horatius melompat ke sungai dan berenang ke loka nan kondusif bersenjata.
  6. Gayus Marius (155-86 SM) Baik dari kota Roma, maupun ningrat berketurunan, Arpinum kelahiran Gayus Marius masih sukses menjadi konsul 7 kali, menikah ke dalam keluarga Julius Caesar, dan melakukan reformasi militer. Ketika melayani roma sebagai wakil di Afrika, Marius begitu berhasil membawa dirinya dengan tentara nan mereka hingga memikat Roma buat merekomendasikan Marius sebagai konsul, mdan engklaim ia akan segera mengakhiri konflik dengan Jugurtha. Ketika Marius membutuhkan lebih banyak pasukan buat mengalahkan Jugurtha, dia melembagakan kebijakan baru nan mengubah corak tentara Romawi.
  7. Publius Cornelius Scipio Africanus Major (235-183 SM) Scipio Africanus ialah hulubalang Romawi nan mengalahkan Hannibal dalam Pertempuran Zama dalam Perang Punic Kedua menggunakan strategi nan ia pelajari dari pemimpin militer Kartago. Sejak kemenangan Scipio ialah di Afrika, menyusul kemenangannya ia diizinkan buat mengambil Africanus agnomen. Dia kemudian menerima asiaticus nama ketika melayani di bawah Lucius Cornelius Scipio saudaranya melawan Antiochus III dari Suriah dalam Perang Seleukus.
  8. Flavius Stilicho (Meninggal 408 M) Saat bangsa Vandal menyerang, Stilicho ialah seorang pemimpin militer besar selama pemerintahan Theodosius I dan Honorius. Theodosius membuat Stilicho magister equitum dan kemudian membuatnya panglima tentara Barat. Meskipun Stilicho mencapai banyak dalam perang melawan Goth dan penjajah lainnya, Stilicho akhirnya dipenggal dan anggota keluarga lainnya juga tewas.
  9. Lucius Cornelius Sulla (138-78 SM) Sulla ialah seorang jenderal Romawi nan sukses bersaing dengan Marius buat kepemimpinan dari perintah terhadap Mithridates VI dari Pontus. Dalam perang saudara berikut Sulla mengalahkan pengikut Marius, memiliki tentara Marius tewas, dan telah menyatakan dirinya tiran seumur hayati pada 82 SM


Ciri Pemimpin Militer

Seperti halnya nan terjadi selama masa Romawi. Pemerintahan militer, bercorak tangan besi. Kebebasan rakyatnya dipersulit oleh rantai komando. Dalam hal penyelenggaraan pemerintahan, jenis pemerintahan macam ini akan berlangsung secara efektif. Negara akan mengalami laju nan pesat, sebab birokrasinya diawasi dengan ketat. Walau tak bebas, biasanya rakyat hanya memohon bahwa pemimpin militer nan menguasai pucuk paling tinggi tidaklah korup dan mewartakan korupsi kepada para bawahannya.

Namun sebagaimana ungkapan dari Lord Acton, Kekuasaan cenderung pada korup, dan kekuasaan mutlak akan korup pula secara absolut. Inilah nan menjadikan pemerintahan militer bagai rumah lebah. Manis dibangun, namun ringkih dan lambat laun akan jatuh.

Sejarah mencatat pemerintahan militer versi Napoleon Bonaparte [1799-1815] di Perancis pada awalnya ialah nan terbaik, bahkan paling ideal setelah pemerintahan kekhalifahan Islam. Dia jenderal nan cakap di medan perang, maupun di administrasi. Sayang sekali, pemerintahan itu tak bertahan lama ketika Napoelon mengangkat diri sebagai kaisar abadi.

Ketika pemimpin memaksakan keabadian, maka bawahannya, dari para penjilat dan jongos-jongosnya seolah mendapat mandat buat menginjak rakyat biasa. Tidak mengherankan menteri luar negeri Talleyrand, sampai Joseph Fouche para tangan kanan Napoleon korup dengan gila-gilaan.



Rezim Melati

Kisah pilu keabadian pemimpin militer, diikuti seterusnya dari Jenderal Pancho Villa [mexico], Jenderal Pinochet [chile], Jenderal Manuel Noriega [Panama], Jenderal Omar Al Bashir [Sudan], Kopral Adolph Hitler [Jerman], Kolonel Mustafa Kemal [Turki], Kolonel Khadafi [Libya], Jenderal Husni Mubarak [Mesir], sampai Jenderal Soeharto [Indonesia].

Para tiran militer itu selalu jatuh dengan rasa tak nyaman dan utang darah nan besar pada bangsanya. Kepemimpinannya, pada awalnya dibarengi dengan semangat revolusi nan tinggi dari rakyat. Tapi dilecehkan, dengan nepotisme dan korupsi oleh para keluarga sang pemimpin.

Pada akhirnya, jatuh juga oleh rakyat. Baik dengan jalan damai atau dengan jalan kekerasan. Rezim militer nan sewangi melati, tak akan pernah tahan lama wanginya sampai esok hari. Semua orang paham itu.