Jasa Jurnalisme dalam Kemerdekaan Indonesia

Jasa Jurnalisme dalam Kemerdekaan Indonesia

Manfaat jurnalistik dalam membangun peradaban cukup banyak. Tanpa publisitas dalam global jurnalistik, akan sulit buat membuat orang-orang di luar komunitas kita tahu tentang apa nan terjadi dengan kita dan global sekitar. Kemerdekaan Indonesia pun ditunjang oleh global jurnalistik.



Dunia Jurnalistik

Di zaman sekarang, media itu terangkai dalam berbagai macam bentuk produk jurnalistik. Macam-macam media tersebut ialah media cetak, media elektronik, dan media internet. Surat kabar, tabloid, dan buletin terangkai dalam bentuk produk jurnalistik nan dinamakan dengan media cetak.

Sementara itu, buat media elektronik ada stasiun televisi dan radio, dan nan terakhir tentu saja media internet nan sekarang sedang berkembang dengan hadirnya portal-portal warta berbentuk website.

Media informasi nan dibutuhkan oleh masyarakat, semakin bertambahnya kemajuan teknonologi informasi, maka semakin canggih pula media nan bisa menunjang informasi tersebut, sehingga para jurnalistik pun semakin bersaing buat mendapatkan informasi.

Di Indonesia juga mengalami perkembangan media informasi. Dahulu, media informasi di dapatkan dari media cetak, itu pun hanya ada beberapa saja nan terbit. Media cetak nan ada berupa koran dan majalah. Media tersebut berisi berita-berita politik, ekonomi, dan informasi lainnya nan berhubungan dengan kehidupan masyarakat Indonesia.

Waktu itu, media cetak masih sporadis ditemui sebab perusahaan media cetak masih sedikit, sehingga beredarnya pun hanya di kota-kota besar saja. Selain itu, konsumen media cetak waktu itu hanya orang-orang kalangan ekonomi menengah ke atas. Jadi, media cetak waktu itu masih bersifat ekslusif.

Selain media cetak, media elektronik waktu itu nan bisa dijadikan media informasi ialah radio dan televisi. Orang-orang nan ingin mengetahui informasi mengenai keadaan negara Indonesia, mereka mendapatkan informasi melalui warta nasional nan disiarkan oleh kantor warta nasional.

Masyarakat nan tinggal di pedesaan atau jauh dari perkotaan, biasanya mendapatkan informasi dari radio atau televisi. Akan tetapi, televisi waktu itu masih sedikit nan mempunyainya. Radio juga hanya orang-orang nan mampu membelinya nan mempunyai radio.

Memang keadaan ekonomi di Indonesia waktu itu masih belum maju. Barang-barang elektronik masih terbilang mahal, sehingga hanya orang-orang nan mampu membelinya saja nan mempunyai barang tersebut.

Seiring dengan perkembangan zaman, media informasi mengalami perkembangan juga. Kebutuhan manusia akan informasi juga semakin meningkat dan keadaan ekonomi di Indonesia semakin meningkat.

Media cetak mengalami perkembangan juga. Perusahaan media cetak mulai banyak nan berdiri dan melebarkan pemasarannya sampai pedesaan. Orang-orang nan berada jauh dari perkotaan bisa menikmati media cetak tersebut.

Jenisnya pun menjadi bermacam-macam. Mulai dari koran harian sampai bulanan, tabloid, majalah, dan buletin. Informasi nan diberikan pun bukan hanya sekadar tentang politik atau ekonomi nan sedang terjadi, tapi juga ada bidang hiburannya nan tercantum dalam media tersebut.

Konsumen media cetak ini pun bukannya hanya dari kalangan ekonomi mengah ke atas saja, tapi kalangan ekonomi mengengah ke bawah juga sudah bisa menikmati informasi dari media cetak tersebut. Harga nan terjangkau oleh semua kalangan tersebut, membuat semua kalangan mampu buat membeli dan menikmati informasi nan diberikan oleh media tersebut.

Jenis media cetak pun sudah bermacam-macam. Semua usia mempunyai media cetak masing-masing. Dari anak-anak sampai orang tua pun punya jenisnya. Media cetak berupa tabloid merupakan media informasi nan dikonsumsi oleh kalangan anak-anak dan remaja.

Majalah mancanegara dan koran dari luar negeri pun ada nan beredar di Indonesia. Ada juga masyarakat nan membutuhkan informasi dari luar tersebut. Meskipun hanya segelintir orang saja nan mengonsumsi majalah dan koran luar tersebut.

Media elektronik pun tak kalah menariknya dengan media cetak. Bahkan media cetak menjadi terlupakan sebab perkembangan media informasi berupa elektronik dan digital nan semakin canggih.

Informasi nan didapat melalui media elektronik dan digital sangat mudah dan cepat, serta up to date. Wahana nan mendukung buat media elektronik dan digital tersebut juga mudah didapatkan.

Kemudahan tersebut menjadikan media cetak dan media elektronik dan digital semakin bersaing. Akan tetapi, masing-masing media mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

Hal tersebut membuat seorang jurnalistik dituntut buat memberikan warta atau informasi nan menarik bagi para penikmat media tersebut. Informasi nan diberikan oleh produk-produk jurnalistik tersebut memiliki beberapa hal nan menjadi dasar, yaitu sebagai berikut.



1. Bersifat tentang Norma dan kebutuhan hayati masyarakat sehari-hari.

Sebagai contoh kita dapat melihat, apa nan dibutuhkan masyarakat sekarang, harga handphone, jadwal bioskop, berita-berita bala alam, informasi olahraga, dan lain-lainnya.



2. Informasi nan bersifat memerlukan perhatian dari masyarakat.

Seperti misalnya kondisi ekonomi, politik, sosial nan sedang terjadi. Sebagai contoh, kita tentunya sering kali melihat adanya warta di berbagai media seperti bala alam, warta tentang naiknya harga kebutuhan dan lain-lainnya.



3. Menyampaikan hal-hal baru.

Biasanya ini terkait dengan konten dari masing-masing produk jurnalistik. Contohnya ialah sekarang ini ada beberapa warta nan menampilkan tentang lifestyle, kesehatan, bahkan warta nan mengajak dan memotivasi kita buat mampu mengelola keuangan sendiri.

Informasi dari kegiatan-kegiatan jurnalistik tersebut mempunyai kandungan nan bisa merubah sikap, pendapat serta membujuk masyarakat buat menanggapi informasi tersebut. Dan kategori pemberitaan nan diberikan dari beberapa produk jurnalistik nan tersaji saat ini selain mengambarkan berita, dapat juga menampilkan komentar atau ulasan.

Komentar atau ulasan di media cetak biasanya terjadi pada rubrik-rubrik opini, sementara itu dalam media elektronik, seperti televisi atau radio disampaikan dalam bentuk sesi tanya jawab nan ditampilkan secara visual.

Sementara itu, dalam media internet, melalui sebuah rubrik nan dikenal dengan citizen journalism, di mana masyarakat nan bukan jurnalis atau wartawan pun dapat memberikan warta mereka sendiri.



4. Bersifat advetorial.

Di mana produk jurnalistik ini memberitakan sebuah informasi dari beberapa perusahaan tentang produk-produk mereka, berupa warta atau informasi nan dibutuhkan mereka.

Tetapi, apa nan paling krusial ialah tampilan pemberitaan nan akan dipaparkan dalam produk-produk jurnalistik. Setiap tulisan nan dibuat haruslah selalu mengandung konsep dasar jurnalistik yaitu, 5W+1H, yaitu what, who, where, when, why dan how . Semua terapan tersebut wajib digunakan oleh para wartawan dalam setiap penyajian beritanya. Bahkan masyarakat nan ingin menyampaikannya dalam bentuk citizen journalism.



Jasa Jurnalisme dalam Kemerdekaan Indonesia

Kemerdekaan ialah awal dari peradaban baru nan membebaskan belenggu keterkungkungan jiwa dan raga. Kehebatan pena para pahlawan kemerdekaan Indonesia, seperti gores pena Bung Karno, Bung Hatta, Bung Adam Malik, Haji Agus Salim, dan para penulis hebat lain, membuat hati pembaca bergetar menahan emosi dan bergelora buat melakukan sesuatu bagi negeri tercinta.

Goresan pena itu pun membuat hati para petinggi Belanda bergejolak menahan amarah dan rasa risi nan sangat berlebihan. Hasilnya ialah masyarakat Indonesia semakin sadar akan hak dan kekayaan mereka. Namun, efek nan kurang menyenangkan didapatkan oleh para penulis ulung tersebut. Mereka dibuang ke tanah-tanah yang jauh.

Sejarah tentu tak akan mencatat perjalanan kisah perjuangan negeri ini bila tak ada global jurnalistik. Tidak akan tersebar catatan maut itu bila tak didukung oleh tata kelola global jurnalistik.



Jasa Jurnalisme dalam Membangun Budaya Keterbukaan

Perjalanan hayati Julian Assange, pendiri WikiLeaks, bisa dijadikan contoh bahwa global jurnalistik, dalam hal ini global penyebaran berita, telah membuat Julian berprinsip bahwa global ini harus penuh dengan keadilan dan transparansi. Tanpa keterbukaan, akan sulit buat mendapatkan keadilan.

Berkembangnya gaya tutur WikiLeaks membuat orang semakin ingin adanya keterbukaan bagi banyak wilayah abu-abu tahu wilayah hitam nan selama ini monoton ditutupi demi kepentingan tertentu. Kenyataan ini pun terus berlanjut. IndoLeaks nan baru membukakan dokumen otopsi para pahlawan revolusi, membawa pandangan terhadap orde baru pimpinan Soeharto semakin miring.

Walaupun sebagian orang sudah tahu tentang hal tersebut dari berbagai sumber, misalnya majalah Intisari yang pernah mewawancarai salah satu dokter nan melakukan otopsi, tetap saja dokumen IndoLeaks tersebut bisa bermanfaat bagi generasi muda nan sepertinya semakin jauh dari percaturan pendidikan sejarah bangsa ini.



Dunia di Ujung Jari

Dunia jurnalistik membuat global benar-benar di ujung jari. Misalnya, membaca berita-berita di koran akan membuat wawasan bertambah. Pengetahuan tentang banyak hal dapat didapatkan hanya dengan harga Rp2.000,- hingga Rp6.500,-. Tidak harus pergi ke daerah eksklusif secara langsung buat mengetahui apa dan bagaimana bentuk daerah tersebut.

Cukup dengan mencari warta dan berselancar sejenak di internet, semua data dan informasi sudah dapat didapatkan dengan mudah. Keberadaan global jurnalistik ini juga membuat banyak orang mempunyai pekerjaan. Ratusan lowongan pekerjaan bisa disediakan oleh bidang jurnalistik ini.

Misalnya, penulis lepas, wartawan, karesponden, fotografer, editor, hingga janitor dan penjual koran di lampu merah, dapat menghidupi keluarga mereka dengan cara mencemplungkan diri ke global jurnalistik ini. Itulah manfaat jurnalistik bagi kehidupan masyarakat buat menjadikan negara ini maju dan berkembang.