Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan

Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan

Salah satu warta terhangat nan kerap dibicarakan ialah topik pendidikan di negeri ini. Akhir-akhir ini, forum pendidikan sebagai instansi terhormat dan edukatif tersebut dibuat kalang kabut dengan adanya persoalan dalam tubuh pendidikan. Carut marut nan terjadi tak sekedar tawuran nan dilakukan siswa. Tapi sudah sampai pada masalah pelecehan nan dilakukan tenaga pendidik terhadap anak didik, isu bocornya soal Ujian Nasional dan bahkan tertundanya aplikasi Ujian Nasional di beberapa daerah di Indonesia.

Nah, kiranya siapa nan patut dipersalahkan atas ketidakberesan tatanan sistem pendidikan di Indonesia ini. Yang pastinya membuat berbagai pihak merasa bingung serta kedodoran. Selain sudah mencorengkan arang di muka pemerintah Indonesia atas ketidaksigapan forum nan menangani bidang pendidikan. Sungguh, ini menunjukkan adanya ketidaksiapan atau ketidakseriusan instansi pendidikan di Indonesia.

Padahal pendidikan merupakan kebutuhan hayati sepanjang hayat. Tidak dapat dipungkiri, setiap insan di global ini memerlukan wahana pendidikan, sampai jenjang kapanpun serta dimanapun ia berada. Betapa krusial dan berhaganya pendidikan, karena tanpa wahana tersebut manusia tak akan dapat berkembang secara maju.

Karena itu, seyogyanya pendidikan harus sahih dan sigap diarahkan buat menghasilkan sumber daya manusia nan berkualitas secara moral dan spiritual, berakhlak mulia serta memiliki budi pekerti baik sehingga mampu bersaing meraih cita-cita masa depan membangun bangsa dan Negara.



Pentingnya Memahami Tujuan Pendidikan

Adapun tujuan pendidikan ialah mampu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan menjadi manusia Indonesia seutuhnya.Yaitu, manusia nan kuat beriman dan terus bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mempunyai budi pekerti luhur, berwawasan luas dalam pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, memiliki karakter mandiri, disiplin serta bertanggungjawab terhadap bangsa dan Negara.

Setidaknya pendidikan nan sukses harus mampu mempersiapkan warga negara buat selalu berperan aktif dalam seluruh bagan kerja kehidupan, jujur,disiplin, terampil, aktif, cerdas, kreatif, menjunjung moral tinggi, menghargai sikap demokratis, serta memelihara toleransi antar umat dengan mementingkan rasa persatuan bangsa demi keutuhan kehidupan bernegara.

Mempertimbangkan pendidikan terhadap anak-anak sejak dini sejati sedang melakukan pengkaderan generasi penerus nan siap menjaga negeri ini dengan baik dan bermartabat. Diibaratkan jiwa dalam kehidupan seorang anak bagaikan sebuah plat fotografik nan sama sekali tak terlihat gambar apa-apa, masih terlihat kosong dan bersih. Hal ini menandakan jiwa anak nan tulus higienis belum terkontaminasi oleh pengaruh apapun akan siap mereflesikan, memantulkan kembali semua nan diperlihatkan padanya.



Empat Pilar UNESCO Ihwal Pendidikan

Badan dunia, seperti UNESCO tergerak ikut andil memperhatikan soal pendidikan sebagai dasar krusial dalam kehidupan. Dengan program nan digagas UNESCO, yaitu empat pilar krusial dalam bidang pendidikan nan harus dikembangkan oleh forum formal dimungkinkan akan menghasilkan proses pembelajaran nan efektif dan bermutu. Adapun empat pilar Unesco sebaga konsep krusial dalam paragdima pendidikan. Yaitu,



1. Learn to know (belajar mengetahui)

Pendidik harus dapat berperan aktif sebagai informator, fasilitator, organisator, mediator, motivator maupun evaluator bagi para siswanya. Tujuannya buat memunculkan suatu motivasi terhadap kebutuhan hayati nan berlangsung seperti keperluan informasi, ketrampilan hayati maupun dominasi instrumen ilmu dan dominasi pemahaman baik nan umu dan khusus terus berlanjut. Inilah nan memungkinkan pembelajaran sepanjang hayat selama kehidupan berlangsung



2. Learn to do (belajar buat bekerja)

Konsep ini menyiratkan bahwa siswa nan dididik buat mampu dan sadar melakukan tindakan secara produktif baik dalam daya nalar, sikap afektifnya maupun pskimotorik. Forum sekolah dapat memfasilitasi para siswanya buat menunjukkan kelebihan nan dimiliki dalam minat dan bakat. Kendati minat dan bakak anak terkadang sering dipengaruhi unsur keturunan. Tetapi tak menutup kemungkinan talenta dan minat juga dapat tumbuh dan berkembang tergantung lingkungan sekitar.

Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran perlu dilibatkan peran serta siwa secara fisik, mental, emosional hingga terakomodasi tujuan nan akan dicapai. Menjadikan suatu ketrampilan nan dimiliki bisa digunakan buat menopang kehidupan ataupun mendukung keberhasilan kehidupan seseorang.

Yang perlu diingat, pendidikan nan akan diterapkan harus sinkron dengan kebutuhan masyarakat atau kebutuhan nan ada dimana loka berlangsungnya pendidikan.Dengan kata lain, unsur muatan lokal nan dikembangkan harus selaras dengan kebutuhan daerah setempat.



3. Learn to be (belajar buat menjadi pribadi sendiri)

Para pendidik harus dapat membantu siswanya buat melatih kepercayan diri, lalu siswa terdorong memiliki taraf kepercayaan diri (self-confidence) nan tinggi. Harapannya, rasa optimis dan kepercayaan diri nan ada menjadi kapital primer para siswa buat terjun bersosialisasi di tengah masyarakat. Belajar menjadi diri sendiri dapat dihubungkan dengan minat dan bakat, tipologi pribadi anak ,perkembangan fisik dan kejiwaan, serta kondisi lingkungan sekitar.

Menghadapi siswa nan agresif, artinya proses pengembangan diri akan berjalan optimal bila diberi kesempatan sebaik-baiknya buat berkreasi sinkron minat, talenta serta kemampuannya. Berbeda penangananya, jika menemui anak nan agak pasif, diperlukan peranan krusial pendidik atau guru sebagai fasilitator nan diperlukan buat mengembangkan pengembangan diri siswa secara optimal.



4. Learn to live together (belajar hayati bersama)

Kebiasaan hayati bersama, mau bersikap menghargai, open-minded ,, saling memberi dan menerima (take and give), perlu lebih ditumbuhkembangkan di forum formal. Hal ini nan dapat mendorong terciptanya interaksi serasi dalam proses learning to live together. Hingga tiap-tiap individu mampu menjaga interaksi dan memupuk sikap saling toleransi antar suku, ras, budaya dan agama supaya tak timbul perpecahan maupun permusuhan.Keberhasilan dalam penerapan pilar ini akan mendukung kemajuan era globalisasi mendatang.

Apalagi melihat kemajuan dan tuntutan jaman nan kian maju dalam topik pendidikan, baik sekarang dan masa depan, harus diarahkan secara niscaya pada peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan sikap nan profesional. Plus , didukung pula kepribadian dan moral sebagai sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Diharapkan dengan kelebihan dan kemampuan kualitas sumber daya manusia nan demikian dapat mensejajarkan diri secara bermartabat di masyarakat dunia.



Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan

Topik pendidikan Indonesia mulai menyoroti berbagai kesamaan tentang merosotnya pencapaian hasil dalam global pendidikan selama. Maka, ini perlu solusi dan langkah antisipasi dalam mengupayakan peningkatan andil serta partisipasi masyarakat luas terhadap global pendidikan. Karenanya, peningkatan unsur kualitas dan relevansi dalam pendidikan, maupun pemugaran manajemen baik nan berada di tiap alur, jenjang dan jenis pendidikan harus dilakukan dengan optimal.

Upaya peningkatkan mutu pendidikan daerah lokal, semisal daerah kabupaten, harap dikaji terlebih dulu soal kondisi obyektif dari unsur-unsur nan ada relevansinya terhadap peningkatan serta kemajuan mutu pendidikan, yaitu:

  1. Melihat aspek kekurangan dalam SDM guru (kualifikasi, kompetensi, dominasi materi, kompetensi pembelajaran, persebaran, kompetensi sosial-personal, maupun taraf kesejahteraan);
  2. Bagaimana menyikapi acuan kurikulum nan ditindaklanjuti baik oleh guru dan pejabat pendidikan daerah;
  3. Menelusuri bahan ajar nan selama ini dipakai oleh pendidik dan siswa (kualitas buku pelajaran, proporsi buku dengan siswa,);
  4. Sumber belajar nan menjadi surat keterangan bagi guru dan siswa;
  5. Meninjau kondisi prasarana belajar sekolah;
  6. Melihat kelengkapan wahana penunjang ataupun pendukung belajar lainnya (kerjasama terkait pihak sekolah dan masyarakat, interaksi jaringan antarsekolah, akses jaringan sekolah dengan system informasi);
  7. Menciptakan kondisi iklim belajar nan bergairah penuh semangat.

Semoga saja wacana baik dalam topik pendidikan Indonesia terus bisa ditingkatkan dengan berusaha melakukan sederet perubahan, pembenahan terhadap segala permasalahan nan ada.