Atletik Modern

Atletik Modern

Atletik. Sebagian besar penduduk bumi sangat kenal dengan olahraga nan satu ini. Bahkan, boleh jadi, semua orang-yang tubuhnya normal-pernah mempraktikkannya, walau tak dalam rangka perlombaan. Hal ini disebabkan sebab atletik, khususnya lari, bukanlah olahraga nan asing lagi dan telah menjadi sebuah "kebutuhan". Sebenarnya, seperti apa sejarah atletik global ?



Perkembangan Sejarah Atletik Dunia

Sejarah atletik dunia bisa kita lacak pada masa-masa nan sangat lampau, tepatnya pada masa awal peradaban manusia. Aktivitas lari nan merupakan cikal bakal atletik telah dipraktikkan oleh manusia purba sebagai wahana menjaga eksistensi dirinya. Manusia berlari buat mengejar binatang buruan atau sebaliknya, menjauh dari binatang dan musuh nan memburunya.

Pada perkembangan berikutnya, seiring berkembangnya peradaban manusia, lari menjadi bagian krusial dari sistem komunikasi manusia. Para pelari tercepat dalam suatu masyarakat dijadikan pembawa pesan antarkota, bahkan antarnegara. Mereka ditugasi buat menyampaikan pesan-pesan atau warta penting, semisal pesan peperangan.

Dari aktivitas inilah, lahir legenda-legenda tentang para pelari terkenal semacam Phillipides. Dia berlari dari Athena ke Sparta tanpa henti buat meminta pertolongan saat pasukan Persia menyerang negaranya.

Kisah perlombaan lari tertua ditemukan dalam karya seorang pujangga Yunani Antik bernama Homerus. Dia menceritakan bahwa pada abad ke-12 SM manusia telah melakukan perlombaan lari. Masih menurut Homerus, Archiles ialah sebagai sprinter hebat pertama negeri Yunani. Berdasarkan keterangan ini, lomba lari telah dipraktikkan manusia selama lebih dari 3.000 tahun nan lalu.

Tidak hanya orang-orang Yunani, lomba lari cepat ( sprint ) pun dilakukan oleh orang-orang Syria sekitar 5.000 SM. Kegiatan ini menjadi bagian dari festival keagamaan buat menghormati para dewa nan mereka sembah. Selain dua bangsa ini, para sejarawan pun menduga bahwa pada setiap peradaban, perlombaan lari telah dipraktikkan, hanya saja tak ada bukti tertulis nan menginformasikan hal tersebut.

Orang-orang Yunani berjasa besar dalam menjadikan lari sebagai kegiatan olahraga. Kegiatan ini mereka lakukan sebagai bagian dari ritual persembahan buat para dewa di Gunung Olimpus. Lambat laun, atletik menjadi olahraga kegemaran masyarakat Yunani hingga akhirnya dilembagakan dalam kegiatan olimpiade nan dilaksanakan pertama kali sekitar 800 SM.



Olimpiade

Pada awalnya, di stadion Olimpus hanya ada satu nomor lari nan dipertandingkan, yaitu 200 meter. Kemudian ditambah lagi dengan nomor dioulos (400 meter) dan dolichos (2400 meter). Para pemenang lomba akan dimahkotai dengan serangkaian daun bari pohon zaitun. Mereka akan dihormati dan dianggap sebagai pahlawan oleh masyarakatnya. Konon, seorang ratu Yunani Antik sempat memilih suaminya melalui perlombaan lari cepat.

Ketika orang-orang Sparta menancapkan kekuasaannya di Yunani dan mulai ikut berkompetisi, mereka pun memperkuat pengaruhnya dalam bidang atletik. Sebagai bangsa nan getol perang, mereka pun mulai memasukkan nomor-nomor khusus, nan sangat kental dengan unsur militer, semacam lempar lembing atau tombak.

Dengan demikian, pertandingan-pertandingan atletik dalam olimpiade antik pun semakin hari semakin berkembang dan semakin menarik. Status profesional pun mulai disandang oleh para atlet nan berlomba. Bahkan, atlet dengan prestasi paling tinggi akan dibuatkan patung diri sebagai tanda penghargaan dan naiknya status sosial mereka di masyarakat.

Namun, perkembangan ini tak berjalan mulus. Pada 394 SM, pertandingan olimpiade dilarang oleh Kaisar Theodosius dari Kerajaan Romawi. Alasannya, kegiatan tersebut sangat kental dengan praktik-praktik paganisme alias penyembahan berhala.

Atletik, khususnya lari cepat, sebagai cabang olahraga pun sempat menghilang selama beberapa abad lamanya. Walaupun demikian, lari tetap hayati dalam memori banyak orang. Mereka menggambarkannya dalam karya-karya seni.



Atletik Modern

Setelah Abad Pertengahan, atletik pun hayati kembali dan mulai dipraktikkan oleh sebagai kecil masyarakat, semisal di Italia, kemudian Jerman, dan Swedia. Dalam perkembangan selanjutnya, orang-orang Inggrislah nan berjasa besar dalam menghidupkan pertandingan lari, tepatnya pada masa Revolusi Industri. Tidak hanya diperlombakan, sejumlah uang pun mulai dijadikan hadiah bagi para pemenang.

Sejak masa itulah, lomba lari khususnya dan atletik umumnya, mulai rutin diselenggarakan hingga terlembagakan dalam olimpiade modern sampai sekarang.

Menurut sejarah atletik dunia , cabang atletik bisa dilaksanakan di dua tempat, yaitu indoor dan outdoor. Berikut ini klarifikasi mengenai lintasan dan lapangan atletik di inoor dan outdoor.



Lintasan dan Lapangan Atletik dalam Ruangan (Indoor)

Lintasan dan lapangan atletik indoor digunakan saat musim dingin. Biasanya, lintasan atletik indoor memiliki lintasan buat nomor 200 meter nan terdiri atas empat atau enam jalur. Lintasan atletik indoor biasanya memiliki belokan nan tak terlalu berat.

Dalam lintasan atletik indoor, nomor cabang atlet nan diperlombakan sama dengan dengan nomnor atletik nan dilombakan pada laintasan atletik outdoor, kecuali nomor lari 100 meter, nomor halang rintang 100 meter, lari 10.000 meter, jalan cepat 300 meter, dan 400 meter halang rintang. Untuk atletik lapangan, lapangan indoor biasanya hanya menampilkan cabang atletik lompat tinggi, lompat galah, dan lompat jauh.



Lintasan dan Lapangan Outdoor

Lintasan dan lapangan atletik biasanya digunakan saat musim semi atau musim panas. Umumnya, lintas atletik outdoor berbentuk oval. Lintasan atletik nan berada di luar ruangan biasanya dilapisai dengan karet. Sementara itu, lapangan outdoor digunakan buat cabang atletik lempar lembing, tolak peluru, dan lempar cakram.



Sejarah Atletik Global - Cabang Atletik lari Estafet

Menurut sejarah atletik dunia, salah satu cabang atletik ialah lari estafet. Lari estafet ini dilakukan secara beregu nan setiap regu terdiri atas 4 orang. Lari estafet nan merupakan salah satu cabang atletik dilakukan dengan cara pelari pertama membawa tongkat, lalu diserahkan kepada pelari kedua, begitu seterusnya. Biasanya, lomba lari estafet ini diikuti lebih dari 2 grup. Grup pertama nan sampai garis finis, tanpa melakukan kesalahan dalam memberikan tongkatnya, akan menjadi juara.

Nomor lari estafet ini berbeda dengan cabang atletik lainnya. Cabang atletik ini membutuhkan kekompakan dan kolaborasi tim. Selain itu, hal unik dari cabang atletik lari estafet ini ialah menggunakan tongkat dipindahkan dari pelari satu ke pelari selanjutnya. Menurut sejarah atletik dunia, nomor lari estafet ini dilombakan dalam 2 nomor, yaitu 4 x 100 meter dan 4 x 400 meter.

Dalam melakukan lari estafet, bukan teknik berlari saja nan dibutuhkan, tapi teknik pemberian dan penerimaan tongkat pun harus dilakukan dengan baik. Selain itu, jeda dan kecepatan dari setiap pelari pun harus diperhatikan.

Teknik penerimaan tongkat dalam cabang atletik lari estafet ini bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan cara melihat dan dengan cara tak melihat. Menerima tongkat dengan cara melihart dilakukan dengan cara si pelari nan akan menerima tongkat akan berlari terlebih dahulu sambil melihat ke belakang buat menerima tongkat dari pelari nan memberikan tongkat.

Sementara itu, menerima tongkat dengan cara tak melihat dilakukan dengan cara pelari nan menerima tongkat berlari sambil mengulurkan tangan ke belakang tanpa manolehkan kepala ke belakang. Kemudian, pelari nan memberikan tongkat tersebut menaruh tongkat estaet ke tangan pelari selanjutnya.



Sejarah Atletik Global - IAAF, Organisasi Atletik Dunia

Setiap cabang olahraga di global ini memiliki induk organisasi nan menaungi cabang olahraga tersebut. Untuk cabang olahraga atletik, induk organisasi atletik global dikenal dengan nama IAAF (Internasional Association of Athletics Federations) atau Federasi Atletik Dunia. Menurut sejarah atletik dunia, induk olahraga atletik ini didirkan di Stockholm, Swedia pada 1912 saat kongres atletik pertama. Saat ini, induk organisasi atletik global ini bermarkas di Monako.