Pupuk buat Tanaman Karet

Pupuk buat Tanaman Karet

Karet merupakan bahan nan sangat krusial dalam kehidupan modern. Banyak barang nan memiliki komponen nan memakai bahan karet. Tidak heran usaha penyediaan karet banyak diminati. Kebun karet merupakan salah satunya. Banyak cara nan ditempuh buat memaksimalkan produksi karet. Salah satunya ialah pemakaian pupuk buat karet nan tepat.

Jenis karet sendiri ada dua, yaitu karet alam dan juga karet sintetis. Modern ini konsumsi karet ala memiliki presentase di bawah karet sintetis. Namun karet alam tetap belum dapat tergantikan oleh karet sintetis. Keunggulan nan dimiliki karet alam akan selalu menjadi nilai tambah nan belum dapat ditandingin oleh karet sintetis.

Beberapa kelebihan nan dimiliki oleh karet alam dibandingkan dengan karet sintetis ialah :

  1. Memiliki daya elastis dan daya lenting nan lebih sempurna,
  2. Memiliki plastisitas nan lebih baik sehingga pengolahannya menjadi lebih mudah,
  3. Mempunyai daya aus nan lebih tinggi,
  4. Lebih tak mudah panas,
  5. Memiliki daya tahan nan lebih tinggi terhadap adanya keretakan.

Karet sintetis juga memiliki kelebihannya sendiri. Karet sintetis nisbi lebih tahan terhadap berbagai zat kimia. Selain itu harga dari karet sintetis juga lebih dapat dipertahankan agar tetap stabil dan dapat dipakai secara massal.

Banyak industri nan mencampur produksinya dengan memakai karet sintetis dan juga karet alam. Salah satu pengunaannya ialah dalam produksi ban radial. Beberapa jenis ban akan kurang baik mutunya jika dibuat dengan karet sintetis atau dengan persentase karet sintetis nan terlalu besar. Bahkan buat ban pesawat dibuat semuanya dari bahan karet alam. Persentase karet alam nan lebih besar tetap dibutuhkan dalam produksi ban berukuran besar dan mutu nan lebih baik.



Jenis Karet Alam

Karet alam sendiri dibagi dalam beberapa jenis. Beberapa jenis karet alam nan dikenal luas ialah :



1. Bahan Olah karet

Karet jenis ini merupakan lateks kebun dan gumpalan lateks kebun nan didapat dari pohon karet. Beberapa pihak menyebut bahan olah karet bukan dihasilkan dari produksi perkebunan besar namun produksi karet rakyat. Menurut pengolahannya sendiri bahan karet olah dibagi menjadi :

a. Lateks kebun

Lateks kebun merupakan cairan getah nan diperoleh dari bidang sadap pada pohon karet. Cairan getah ini belum melewati tahapan penggumpalan nan terjadi sebab tambahan atau tanpa memakai bahan pemantap. Lateks kebun nan berkualitas baik biasanya memiliki kualitas :

  1. Disaring dengan memakai saringan nan berukuran 40 mesh.
  2. Tidak terdapat kotoran dan benda lain seperti kayu atau daun.
  3. Tidak tercampur dengan air, bubur lateks, atau serum lateks.
  4. Berwarna putih dan memiliki bau karet segar.
  5. Lateks kebun dengan mutu nomor satu memilikii kadar karet kering sebesar 28% dan lateks kebun bermutu dua mempunyai kadar karet kering sebesar20%.

b. Sheet angin

Sheet angin merupakan bahan olah karet nan terbuat dari lateks nan telah disaring dan digumpalkan dengan asam semut. Sheet angin nan bermutu baik memiliki kriteria :

  1. Ada penggilingan dalam gumpalan lateks buat mengeluarkan air dan serumnya.
  2. Gilingan bunga dipakai buat gilingan akhir.
  3. Kotorannya tak terlihat.
  4. Dalam penyimpanan tak dapat terkena air atau cahaya matahari secara langsung.
  5. Sheet angin dengan mutu nomor satu memiliki kadar karet kering sebesar 90% dan sheet angin bermutu nomor dua mempunyai kadar karet kering sebesar 80%.

c. Slab tipis

Slab tipis merupakan bahan olah karet nan dibuat dari lateks nan telah digumpalkan juga dengan memakai asam semut .

d. Lump segar

Lups segar merupakan bahan olah karet nan bukan berasal dari gumpalan lateks kebun nan terjadi dengan proses alami pada mangkuk penampung.



2. Karet Alam Konvensional

Ada beberapa jenis karet olahan nan dapat dimasukkan dalam karet alam konvensional. Jenis ini pada dasarnya hanya terdiri dari jenis karet sheet dan crepe. Namun dalam buku Green Book, karet alam konvensional dimasukkan dalam beberapa golongan mutu.

Berikut ini beberapa jenisnya :

a. Ribbed smoked sheet

Jenis ini biasa disingkat menjadi RSS. Jenis karet ini biasanya beripa lembaran nan mendapat proses pengasapan nan baik.

b. White crepe dan pale crepe

Jenis karet ini merupakan crepe nan memiliki rona putih dan juga pucat muda. White crepe dan pale crape ada nan tipis dan juga tebal.

c. Estate brown crepe

Jenis ini ialah crepe nan berwarna cikelat. Dinamakan estate sebab banyak diproduksi oleh perkebunan besar. Jenis ini biasanya dibuat dari bahan nan kurang baik.

d. Compo crepe

Jenis ini dibuat dari bahan scrap pohon, lump, potongan residu dari RSS, atau juga slab basah. Pemakaian scrap tanah tak boleh digunakan dalam pembuatan karet jenis ini.



3. Lateks pekat

Lateks pekat merupakan jenis nan berbentuk cairan pekat dan tak berbentuk padatan atau lembaran. Karet jenis ini dijual buat pembuatan bahan karet nan tipis dan memiliki mutu nan tinggi.



4. Karet bongkah ( block rubber)

Karet jenis ini merupakan karet remah nan sudah dikeringkan dan dikilang menjadi peti kemas dengan ukuran tertentu. Karet bongkah memiliki kode rona nan menggambarkan kelas-kelasnya.



5. Karet spesifikasi teknis (crumb rubber)

Karet jenis ini merupakan karet alam nan dibuat spesifik nan menjamin mutunya. Rona menjadi dasar penentuan kelas dan golongan mutu dari karet jenis lain tak berlaku pada karet jenis ini.



6. Tyre rubber

Karet jenis ini banyak dihasilkan sebagai barang setengah jadi nan dapat langsung digunakan oleh konsumen. Banyak digunakan sebaga bahan pembuatan ban atau abrang lainnya. Karet jenis ini merupakan karet bahan ban nan lebih baik dibandingkan karet konvensional. Karet ini lebih mudah dicampurkan dengan karet sintetis.



7. Karet reklaim (eclaimed rubber)

Karet ini merupakan karet nan diolah dari barang karet bekas, terutama ban bekas. Karet jenis ini biasanya dipakai sebagai bahan campuran sebab memiliki daya lekat nan cukup baik. Kelemahan dari jenias ini ialah kurang kenyal dan kurang tahan pada gesekan. Karena itu karet jenis ini sporadis dipakai sebagai bahan ban.



Pupuk buat Tanaman Karet

Semua produksi karet tadi tentu dapat dihasilkan dari tanaman karet di kebun nan sehat. Tanaman karet ini tentu membutuhkan unsur hara nan penting. Hal ini diperlukan agar pertumbuhan batang karet dapat maksimal dan dapat cepat memproduksi getah karet.

Berikut ini beberapa jenis pupuk nan dapat dipakai pada tanaman karet nan sedang dalam masa pertumbuhan :

1. Pupuk Urea

Pupuk ini memiliki kandungan unsur hara nitrogen sebanyak 46% pada setiap 100 gram. Beberapa manfat dari pupuk urea ialah :

  1. Membuat daun pohon karet menjadi lebih hijau dan mengkilat serta bisa meningkatkan pertumbuhan batang tanaman agar menjadi lebih besar serta perkembangan dari cabang pohon karet.
  2. Meningkatkan jumlah unsur nutrisi nan diperlukan oleh pohon karet.
  3. Meningkatnya jumlah hasil sadap dari tanaman karet

2. Pupuk SP 36

Pupuk jenis ini merupakan sumber unsur hara berupa fosfor. Pupuk ini cocok buat tanaman karet dan lebih mudah dilarutkan air. Beberapa kegunaan dari pupuk jenis ini ialah :

  1. Mempercepat pertumbuhan dari akar sehingga pohon karet dapat tahan terhadap kekeringan nan melanda pada musin kering.
  2. Meningkatkan produksi getah karet nan dihasilkan pohon.
  3. Menambah ketahanan dari pohon karet terhadap agresi hama dan penyakit tanaman karet.

3. Pupuk KCl

Pupuk ini memiliki kandungan kalium klorida nan banyak. Beberapa kegunaan dari pupuk ini ialah :

  1. Mempercepat proses metabolisme unsur nitrogen dan unsur hara lainnya pada pohon karet.
  2. Bisa menahan kembang dan putik kembang agar tak gampang gugur.
  3. Menambah daya tahan dari batang pohon karet agar tak gampang patah atau roboh.

4. Pupuk NPK

Pupuk jenis ini banyak juga dipakai pada tanaman karet. Untuk tanaman karet biasanya dianjurkan pupuk NPK nan memiliki kadnungan N sebesar 15%, P sebanyak 15%, dan K sebesar 15%. Biasanya pupuk ini juga mengandung sulfur. Sulfur bermanfaat buat mencegah adanya jamur pada batang karet.

Pupuk buat karet memang berbeda dan mempunyai tujuan tertentu. Pemupukan pada tanaman karet sendiri biasanya minimal dua kali dalam satu tahun, yaitu pada awal musim penghujan dan akhir musim penghujan.