Perihal Penyusunan Laporan Keuangan

Perihal Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan salah satu jenis laporan nan sering digunakan. Laporan merupakan salah satu bentuk penyajian fakta mengenai suatu kondisi tertentu, misalnya acara atau kegiatan dan lainnya. Laporan disusun oleh orang nan akan melaporkan dan ia memegang tanggung jawab penyusunannya.

Fakta nan disajikan di dalam laporan tersebut merupakan kondisi sebenarnya nan dialami (dilihat, dirasakan serta didengar) oleh orang nan menyusun laporan tersebut. Penyusunan laporan dengan jenis apapun termasuk laporan keuangan memiliki peran krusial di dalam acara atau kegiatan, perusahaan ataupun lainnya. Alasannya yaitu buat memudahkan terbentuknya tim kerja dengan manajemen nan baik di dalamnya.

Selain laporan mengenai kondisi keuangan nan sering disebut dengan laporan keuangan, jenis laporan nan lain di antaranya laporan kegiatan atau acara, laporan ilmiah, laporan perjalanan dan sebagainya. Adapun bentuk-bentuk penyusunan laporan pada umumnya, yaitu:

  1. Memo merupakan bentuk penyusunan laporan pendek mencakup hal pokok saja. Biasanya bentuk ini digunakan oleh intern organisasi.
  1. Surat merupakan bentuk penyusunan laporan nan memiliki isinya lebih panjang daripada laporan bentuk memo. Biasanya sekitar tiga lembar folio dan bisa ditujukan ke luar organisasi.
  1. Naskah merupakan bentuk penyusunan laporan nan isinya panjang ataupun pendek. Jika isi laporannya panjang disusun dengan format buku. Penyampaian laporan bentuk naskah memerlukan surat ataupun memo pengantar.
  1. Campuran merupakan bentuk penyusunan laporan gabungan antara bentuk naskah dengan memo ataupun surat. Alasan adanya bentuk penyusunan campuran sebab isi laporannya cukup kompleks sehingga dipadukan dengan bentuk naskah agar mudah melakukan pengkodean bagian-bagiannya.


Pengertian Generik Laporan Keuangan

Laporan mengenai kondisi keuangan merupakan bagian dari jenis laporan berdasarkan penggunaan serta fungsinya. Laporan tersebut memiliki definisi generik maupun spesifik (sesuai ketentuan/standar akuntansi) utamanya akuntansi keuangan.

Adapun definisi laporan keuangan secara generik yaitu hasil akhir dari suatu proses pencatatan buku keuangan berupa rangkuman dari beberapa transaksi keuangan selama waktu tertentu. Biasanya laporan tersebut disusun secara bulanan ataupun tahunan. Sedangkan sinkron baku akuntansi keuangan, laporan keuangan merupakan bagian dari suatu proses pelaporan mengenai kondisi keuangan pada saat tertentu.

Dalam bidang akuntansi keuangan, laporan keuangan dikatakan lengkap sebab disusun berdasarkan bagian-bagian nan telah ditetapkan meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (dapat disajikan dalam berbagai cara misal laporan arus kas atau dana), catatan (termasuk skedul dan informasi tambahan) berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan bidang industri dan lainnya.

Beberapa bagian dari laporan keuangan sinkron baku akuntansi keuangan, di antaranya:

  1. Neraca, merupakan bagian dari laporan keuangan nan memberikan informasi mengenai kondisi keuangan pada saat tertentu. Kondisi tersebut tampak dari jumlah harta, kewajiban serta kapital nan dimiliki perusahaan.
  1. Perhitungan keuntungan rugi, merupakan bagian dari laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai hasil usaha perusahaan pada saat tertentu.
  1. Laporan arus kas, merupakan bagian dari laporan keuangan nan memberikan informasi mengenai perubahan kondisi keuangan. Perubahan tersebut disebabkan pembelanjaan, kegiatan usaha serta investasi pada saat itu.
  1. Catatan atas laporan keuangan, merupakan bagian nan memberikan informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi. Catatan tersebut bisa berpengaruh terhadap kondisi hasil keuangan perusahaan.

Selain bentuk penyusunan laporan, hal krusial lain nan bisa ketahui yaitu waktu penyampaian laporan tersebut kepada pihak tertentu. Biasanya laporan keuangan disampaikan setiap akhir periode. Namun, sebagai tambahan informasi berikut pembagian waktu penyampaian laporan, di antaranya:

  1. Laporan nan tak disampaikan secara rutin (hanya sekali- sekali dalam suatu kegiatan tak terjadwal tetap). Biasanya dinamakan penyampaian laporan secara insidental.
  1. Laporan nan disampaikan pada periode tertentu, biasanya disebut dengan laporan secara periodik. Misalnya laporan harian, mingguan dan seterusnya.

Dalam penyusunan laporan keuangan membutuhkan persiapan dimulai dengan mempersiapkan beberapa sumber data. Sumber data bisa diperoleh dari bon-bon, nota kredit, faktur-faktur, laporan bank, salinan faktur penjualan dan sebagainya. Sumber data tersebut akan memberikan data orisinil buat pengisian buku estimasi serta sebagai bukti keabsahan transaksi nan telah terjadi.

Ketika melakukan proses penyusunan laporan keuangan, hal krusial lain nan juga harus diperhatikan yaitu bahasa. Bahasa buat penyusunan laporan yaitu bahasa nan jelas, teratur serta baik (tidak menggunakan gaya bahasa hiperbola dan interaksi antar suku kata serta antar satu kalimat baik).

Jika laporan keuangan tersebut disampaikan oleh suatu badan ataupun buat tugas tertentu, penggunaan kata ‘kami’ diperbolehkan, tapi selain kebutuhan itu maka pemakaian kata ganti orang pertama serta kedua harus dihindari.

Selain menyiiapkan sumber data dan memerhatikan bahasa nan akan digunakan di dalam penyusunannya, maka krusial mengetahui kegunaan adanya penyusunan laporan keuangan. Meski laporan mengenai keuangan ini disusun pada kondisi keuangan eksklusif (biasanya disusun secara berkala ataupun tiap akhir tahun), tapi sebenarnya laporan ini memberikan citra fakta dari hasil pembukuan kas sebuah acara/kegiatan ataupun perusahaan.

Laporan mengenai keuangan merupakan penjumlahan dari kas keuangan nan telah digunakan selama satu periode (biasanya satu tahun). Jika dalam suatu acara/kegiatan, laporan keuangan merupakan catatan pengeluaran nan telah dilakukan selama acara/kegiatan tersebut berlangsung.



Prinsip Penulisan Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan memiliki peran krusial dalam suatu acara/kegiatan ataupun keuangan suatu perusahaan utamanya. Pada dasarnya laporan mengenai keuangan menjadi salah satu alat komunikasi bagi penerima/pembaca laporan tersebut.

Selain penggunaan bahasa maupun sumber data nan digunakan, terdapat beberapa faktor krusial lainnya dalam penulisan laporan mengenai keuangan. Faktor-faktor tersebut akan memudahkan penerima/pembaca laporan tersebut memahami perkembangan kondisi keuangan nan telah terjadi dalam waktu eksklusif secara efektif.

Adapun faktor-faktor nan harus diperhatikan dalam penulisan penyusunan laporan keuangan agar menjadi alat komunikasi efektif bagi penerima/pembacanya, di antaranya:

  1. Data dan fakta nan terdapat dalam laporan keuangan harus lengkap dan akurat/benar. Hal tersebut akan memudahkan bagi pemilik laporan tersebut memahami kondisi keuangan selama periode tertentu. Jika data dan fakta nan diberikan salah/tidak seksama bisa memengaruhi hasil keputusan nan dibuat juga salah. Data dan fakta tersebut diuraikan dengan jelas. Hal tersebut berkaitan dengan penggunaan bahasanya (bahasanya harus sahih dan komunikatif). Tujuan diuraikan dengan jelas yaitu buat memperkecil adanya kemungkinan penafsiran nan berbeda antar pembaca/penerimanya.
  1. Penulisan penyusunan laporan keuangan harus sistematis. Maksudnya harus disusun dengan sistem pengodean nan teratur. Hal tersebut akan memudahkan pembaca/penerima laporan membaca dan memahaminya. Penyusunan nan sistematis ini juga berkaitan dengan bahasa nan digunakan dalam laporan tersebut. Selain itu tak diperbolehkan memasukkan data dan fakta pribadinya ke dalam laporan. Laporan tersebut harus objektif (penulis harus bersikap netral serta menggunakan ukuran generik evaluasi sesuatu).
  1. Penulisan penyusunan laporan keuangan serta penyampaiannya harus tepat waktu (tidak mengalami keterlambatan). Hal tersebut akan membantu pembaca/penerima laporan dalam mengambil keputusan pada saat nan tepat. Selain itu, penerima laporan memiliki beberapa waktu mempelajari dan mempertimbangkan keputusannya sebelum melakukan langkah-langkah selanjutnya.

Sebenarnya laporan keuangan bukan hanya berpengaruh pada suatu badan, acara/kegiatan ataupun perusahaan tertentu. Namun, laporan mengenai keuangan juga krusial dimiliki oleh masing-masing individu dalam kehidupan kesehariannya.

Laporan keuangan tersebut akan membantu manajemen keuangan serta kedisiplinan individu. Kehidupan perekonomian nan serba sulit saat ini menjadi alasan krusial bagi individu maupun pihak-pihak eksklusif menyusun laporan mengenai keuangan secara berkala dan teratur. Meski memiliki cara penulisan, bentuk ataupun waktu penyusunan nan bhineka antar laporan, tapi bahasa nan digunakan di dalamnya harus diperhatikan.

Laporan keuangan nan baik akan memudahkan individu menentukan pemugaran langkah selanjutnya menuju pencapaian sasaran hasil nan diharapkan, terutama dalam hal keuangan.

***



Perihal Penyusunan Laporan Keuangan

Segala hal nan menyangkut keuangan pastilah menjadi hal sangat sensitif, terlebih dalam keuangan sebuah instansi atau laporan keuangan sebuah proyek. Keuangan menjadi indikator kondisi sebuah instansi atau taraf keberhasilan sebuah proyek.

Apakah instansi atau proyek masih dalam keadaan stabil atau malah sedang dalam krisis dan menuju pailit atau kebangkrutan. Kondisi keuangan bisa diketahui dari laporan keuangan nan diperolah dari bagian keuangan secara berkala tiap bulannya dan pada akhir tahun saat segala aktivitas keuangan instansi mengalami tutup buku.

Laporan keuangan bisa mengindikasikan keadaan nan dialami instansi atau proyek. Bisa pula mendeskripsikan mengenai penggunaan keuangan, memberi gambaran, bahkan fakta mengenai kemungkinan terjadinya penyelewengan atau penyalahgunaan. Segala bentuk transaksi keuangan direkam dalam data nan tertuang dalam laporan keuangan.

Laporan keuangan dibuat didasarkan atas segala transaksi keuangan nan terjadi, baik berupa pemasukan kas atau pun pengeluaran kas nan dikategorikan sebagai biaya. Segala transaksi tersebut, pemasukan dan pengeluaran, mesti disertai dengan bukti otentik berupa nota atau kuitansi. Dalam membuat laporan keuangan, segala bentuk transaksi mesti disertai kuitansi.

Agar lebih memudahkan dalam penyusunan laporan, sebaiknya masing-masing transaksi dikelompokkan terlebih dahulu sinkron pos pengeluarannya masing-masing. Penomoran kuitansi sinkron dengan pengelompokkan pos pengeluaran akan semakin memudahkan proses pembuatan laporan keuangan.

Dalam membuat laporan keuangan, setelah kuitansi diberi nomor sinkron dengan pos pengeluaran, barulah masing-masing transaksi diurutkan terlebih dahulu menurut pengelompokkan tersebut. Jangan lupa buat selalu mencantumkan tanggal transaksi dan jenis transaksi.

Kemudian, cantumkan nominal satuan atas transaksi dan jumlah nominal atas transaksi tersebut secara berdampingan. Untuk memudahkan proses penghitungan otomatis, dapat digunakan Microsoft Excel dalam membuat laporan keuangan.

Setiap penggunaan keuangan sebaiknya disertai dengan pengajuan penggunaan keuangan terlebih dulu. Pengajuan ini berfungsi buat melihat seberapa krusial transaksi nan mesti dibiayai dan dapat dilihat pula kelogisan dari jumlah nominal nan diajukan.

Setiap pengajuan selanjutnya mesti diawali terlebih dahulu dengan laporan transaksi atas penggunaan keuangan sebelumnya. Hal tersebut dilakukan agar menghindari manipulasi transaksi jika laporannya dilakukan secara kumulatif.

Entri laporan keuangan sebuah instansi seyogianya dilakukan setiap hari karena transaksi niscaya terjadi setiap hari. Kemudian, untuk rekapannya per satu minggu agar memudahkan dalam membuat laporan keuangan bulanan. Pun buat laporan keuangan akhir tahun, sebaiknya laporan keuangan bulanan direkap tiap bulan agar proses tutup buku transaksi dapat lebih cepat selesai.