Rumah Loka Tinggal

Rumah Loka Tinggal



Kota Bari (Kota Kuno)

Orang luar Palembang nan berkunjung ke Palembang akan menikmati berbagai pemandangan nan indah. Tidak hanya sungai Musi nan tampak begitu besar dan lebar nan membelah kota Pempek ini menjadi dua, Ulu dan Ilir. Gedung-gedung peninggalan Belanda juga masih dapat ditemukan di kota ini. Kebanyakangedung-gedung itu dimanfaatkan sebagai gedung kantor pemerintah. Memang ada rumah-rumah dengan arsitektur nan cukup khas itu nan masih ditinggali oleh pemiliknya. Namun tak banyak.

Bahkan ada beberapa rumah kosong nan dijual. Harga rumah dengan arsitektur peninggakan Belanda ini cukup mahal. Misalnya, rumah dengan luas sekira 200 meter persegi dengan luas tanah sekira 1000 meter persegi, dipatok pada harga 10-15 miliar rupiah. Harga ini sepertinya agak sulit buat turun mengingat perkembangan dan pembangunan nan ada di Palembang. Kota nan semakin meningkatkan kualitas popularitasnya sebagai salah satu kota internasional tentu saja sangat mempengaruhi harga properti di sini.

Berbagai investor datang ke kota ini. Mereka mencari tanah nan strategis buat membangun hotel dan loka bisnis lainnya. Beberapa hotel berbintang telah berdiri. Belum lagi beberapa agenda acara nan bertaraf internasional. Semua itu telah menarik begitu banyak orang buat datang ke Palembang. Dengan demikian, rumah-rumah nan bergaya kolonial itu mau tak mau ikut menjadi target jual-beli. Sepuluh tahun nan lalu, harga rumah dengan luas dan bentuk nan sama hanya sekira 1-3 miliar rupiah.

Tingginya inflasi dan pengaruh dari keberadaan gedung-gedung baru dan bisnis nan semakin berkembang, membuat harga properti melambung tidak terkendali. Jalan-jalan nan dahulu sepi, kini telah begitu ramai dan bahkan mengalami macet. Kota Palembang nan terkenal dengan banjirnya, juga memberikan pengaruh kepada harga properti ini. Loka nan kondusif dari banjir mempunyai harga properti lebih tinggi pula.

Sebagi kota nan telah berusia sangat tua atau dapat dikatakan sebagai salah satu kota tertua di Indonesia, Palembang mempunyai berbagai jenis rumah kuno. Yang cukup disayangkan ialah bahwa telah begitu banyak rumah dengan arsitektur nan latif itu dirombak dan dibangun ulang dengan desain nan lebih modern. Tentu saja hal ini membuat perubahan pemandangan.

Misalnya, salah satu loka nan dahulunya dibangun rumah buat atlit PON sebenarnya dibuat dengan model nan menyerupai desain kolonial Belanda, namun, dalam perkembangannya, rumah-rumah itu telah dibangun ulang dan dibuat bertingkat serta tanahnya ditingginya demi menghindari banjir nan sering melanda wilayah tersebut. Pesatnya perkembangan ekonomi di daerah ini juga mempengaruhi desain dan harga properti.



Wilayah Kambang Iwak

Kambang Iwak ialah taman kota nan membuat Palembang menjadi kota nan cukup indah. Kawasan Kambang Iwak penuh dengan pepohonan besar berusia tua membuat suasana sejuk semakin terasa. Apalagi, adanya beberapa loka buat berkumpul dan melakukan olahraga bersama, semakin membuat kawasan Kambang Iwak menjadi loka favorit orang buat melakukan berolahraga.

Anak-anak muda kongkow-kongkow di malam hari. Di antara mereka juga melakukan olahraga seperti Parkour, sepeda pixie, sepatu roda, dan lain-lain. Adanya beberapa loka makan, seperti kafe dan restoran, nan menyajikan makanan khas Palembang ataupun makanan nan tidak asing lagi di lidah orang Palembang, membuat wilayah ini menjadi semakin manrik. Kafe dan restoran itu ada nan menempati rumah dengan arsitektur bergaya kolonial. Ruangan tengah nan luas dengan atap nan tinggi dan besar atau sering juga disebut dengan rumah loji.

Mengamati bangunan-bangunan di kawasan ini akan tertegunlah mata betapa indahnya bangunan peninggalan Belanda tersebut. Terutama, halamannya nan luas dengan hamparan rerumputan hijau dan taman yang latif semakin menguatkan kawasan ini sebagai kawasan publik nan sayang dilewatkan bila berkunjung ke Palembang. Museum Tekstil nan merupakan bangunan nan berdiri di pojok jalan ini dikelilingi oleh taman nan lumayan luas.

Sayangnya bangunan museum ini tak dapat dinikmati dengan leluasa sebab sedang dalam renovasi. Rencananya bekas museum tekstil ini akan dijadikan sebuah hotel. Sayangnya pembangunan hotel nan menurut planning akan berbentuk cukup bagus dengan arsitektur nan tak mengubah bentuk bekas museumnya, belum juga mengalami kemajuan. Tidak diketahui dengan jelas apa nan menjadi penyebab terhambatnya pembangunan hotel tersebut.

Pada mulanya, bangunan museum nan merupakan salah satu gedung peninggalan Belanda ini terdiri dari dua bangunan terpisah. Satu bangunan museum dan satu lagi buat wahana membatik dan kegiatan berkesenian lain. Gedung museum berbentuk huruf L dan memanjang. Di bagian depan, terdapat pelontar meriam dan patung sepasang pengantin nan memakai baju adat Palembang nan terbuat dari tembaga.

Pepohonan besar yang tinggi seakan menjadi pagar bangunan bercat putih ini. Memasuki bagian depan museum, terlihatlah ruangan nan cukup besar dengan plafon cukup tinggi. Tanpa alat pendingin pun, suasana dalam ruangan sudah cukup nyaman. Itulah salah satu karakteristik bangunan kolonial Belanda. Beritanya ketika Palembang menjadi tuan rumah Asean Games ke-26 tahun 2011, gedung museum akan dijadikan salah satu loka menginap para atlit dan offisialnya. Planning ini tampaknya tak berjalan lancar.

Bangunan nan mengadaptasi iklim tropis. Pintu-pintu dan ventilasi dibuat tinggi dengan sekat-sekat loka sirkulasi udara. Ada tiga pintu nan menghadap ke taman. Satu pintu primer dan dua lagi pintu samping. Ruangannya besar dengan lantai khas peninggalan Belanda. Sebenarnya tak salah kalau gedung ini menjadi sebuah hotel.



Rumah Loka Tinggal

Berjalan ke arah Kambang Iwak, akan terlihat beberapa rumah loka tinggal nan arsitektur kolonialnya masih dipertahankan. Atap rumah tinggi berbentuk limas. Dinding rumah terlihat tebal-tebal. Memang ada rumah loka tinggal nan sangat terawat tapi tak sedikit nan agak kusam tanpa pengecatan ulang sehingga terkesan sangat tua. Pepohonan besar dan taman-taman masih menghiasi rumah-rumah tersebut. Rumah-rumah tersebut ada nan berukuran cukup besar, sedang, dan kecil. Kebanyakan rumah berukuran kecil berbentuk huruf L.

Ada nan terlihat berpintu ganda nan tinggi dan tetap dengan jendela-jendela tinggi bersekat-sekat. Dari Kambang Iwak menuju kawasan Jalan Merdeka. Di Jalan ini akan terlihat Kantor Pos Pusat Palembang. Kantor Pos ini berbentuk sama dengan kantor pos lain di Indonesia. Yang membedakan ialah luas dan desainnya. Bangunan ini sudah cukup berumur.

Di belakang Kantor Pos itu ada Rumah Sakit A.K Gani. Bangunan rumah sakit ini juga berbentuk bangunan peninggalan Belanda dengan gaya nan sangat khas. Pintu dan ventilasi nan besar dan tinggi menjadi salah satu cirinya. Bentuk rumah sakit juga sangat khas rumah sakit gaya zaman penjajahan Belanda.

Berjalan ke arah Sungai Musi, akan terlihat Museum Sultan Mahmud Badaruddin II nan super besar. Perpaduan arsitektur Melayu dan kolonial Belanda. Museum ini berbentuk rumah tradisional khas Palembang. Museum ini dahulunya ialah istana Sultan Mahmud Badaruddin II. Setelah Belanda mengebiri kesultanan Pelambang, istana nan sangat kokoh ini dijadikan markas Belanda. Setelah zaman penjajahan Belanda berakhir, pemerintah daerah menjadikan istana ini menjadi sebuah museum.

Dalam museum ini masyarakat dapat melihat beberapa hal nan berhubungan dengan budaya Palembang. Ada pelaminan dengan balutan kain songket, kamar pengantin, peralatan mandi buat bayi nan terdiri dari loka mandi, handuk, dan wadah lain loka peralatan baju bayi. Ada juga berbagai tempayan dan alat masak nan khas nan biasa digunakan oleh orang Palembang.

Di dekat museum, ada benteng Kuto Besak dengan dinding sangat kokoh bercat putih. Halamannya tentu sangat luas. Di dekat benteng inilah ada plaza nan digunakan sebagai loka wisata malam hari. Terkadang juga ada pameran dan pertujukan seni nan menarik orang datang.

Selain itu, ada lagi bangunan-bangunan perkantoran nan juga bergaya arsitektur zaman kolonial. Ciri-cirinya sama. Dinding kokoh, pintu dan ventilasi besar-besar, dengan atap nan berbentuk limas. Bahkan ada gedung ledeng nan kini menjadi kantor walikota nan cukup cantik. Gedung-gedung ini tetap dipertahankan demi nilai-nilai sejarah nan dikandungnya.