Film Kartun dan Buku Bergambar Pilihan Anak

Film Kartun dan Buku Bergambar Pilihan Anak

Film-film Disney menjadi kegemaran hampir semua umur, khususnya anak-anak di dunia. Stasiun-stasiun televisi banyak nan menyiarkan film-film kartun Disney . Karakteristik khas film kartun Disney ialah gerakan gambarnya lebih lembut dan mirip manusia. Salah satu kartun populer protesis Disney ialah Aladdin. Aladdin pertama kali ditayangkan pada 1992 dan langsung mengajak kita bertualang ke Negeri 1001 Malam.

Gerakan-gerakan nan menyerupai manusia dalam kartun Aladdin tidak lepas dari kecanggihan teknologi dan kemahiran para aminator dalam membuat gambar-gambar. Aladdin dan lampu wasiatnya ialah dongeng tua dari Timur Tengah nan dikenal dengan dongeng 1001 Malam. Dongeng ini terdiri atas dua ratus cerita rakyat nan berasal dari India, Persia, dan Arab.



Kartun Disney Aladdin Cerita Rakyat Difilmkan

Cerita rakyat nan sudah turun-menurun ini sudah dikenal sejak 1704 berkat Antoine Galland, seorang pengarang dari Prancis nan mengadaptasi cerita Aladdin ke dalam bahasa Prancis. Kemudian, cerita ini dipopulerkan oleh Richard Burton, seorang petualang dari Inggris. Dengan setting Kerajaan Agrabah di era 850-an, dongeng ini menarik perhatian penata musik di Walt Disney, Howard Ashman.

Pada 1988, ia mengajukan proposal ke perusahaannya buat membuat film kartun tersebut. Namun, saat itu sedang ada produksi penggarapan film Beauty and the Beast . Pada 1991, barulah film Aladdin diproduksi nan menghabiskan waktu tiga tahun buat riset dan persiapan ditambah enam bulan pengerjaan di studio dengan melibatkan 600 orang artistik, pakar animasi, dan teknisi. Proyek gila-gilaan dalam membuat film ini membuahkan hasil nan sangat memuaskan.

Di awal film, penonton diajak berlari bersama Aladdin nan mencoba meloloskan diri dari kejaran para pedagang dan pengawal kerajaan. Di dalam suasana pasar, situasi adegan ini sangat memikat. Setiap adegan mengajak penonton turut merasakan apa nan terjadi pada tiap adegannya. Aktualisasi diri paras tokoh dan gestur tubuhnya sangat pas.

Membuat film kartun tak semudah nan dibayangkan. Pengerjaannya sangat rumit dan membutuhkan keahlian serta kesabaran. Misalnya, buat membuat film nan durasinya sekitar 74 menit, Disney membutuhkan 250 orang nan bekerja selama 8 tahun. Jika dikerjakan sendiri, waktu nan dibutuhkan buat menyelesaikannya ialah 63 tahun.

Kehebatan kartun Walt Disney bukan hanya ditunjang oleh kehebatan para animator, melainkan didukung pula oleh kecanggihan teknologi komputer sehingga menciptakan kesan tiga dimensi. Walt Disney memiliki departemen komputer sendiri, Computer Generated Imagery (CGI). Dengan kehebatan alat ini, mereka menciptakan kesan tiga dimensi pada lorong-lorong gua, saat Aladdin bersama monyet Abu di atas karpet ajaib hendak meloloskan diri, dan suasana gurun pasir dengan angin besar serta debu-debu beterbangan.

Teknologi lain nan dipakai Walt Disney agar gambar lebih hayati ialah CAPS Post Production System yang membantu para pelukis dan kru film lain dalam membuat detail gambar, komposisi, dan rona nan sinkron dengan karakter. Aladdin nan diproduksi pada 1992 dengan pengarah adegan dan produser John Musker dan Ron Clements, masih menarik buat ditonton dan dibahas sampai sekarang.



Film Kartun dan Buku Bergambar Pilihan Anak

Untuk anak-anak kecil nan masih berada di termin visual, kumpulan cerita anak bergambar dan film kartun menjadi pilihan tepat. Anak-anak pada usia ini belum tertarik buat membaca buku dengan banyak teks atau bahkan hanya teks tanpa gambar. Buku cerita bergambar akan memuaskan keinginan mereka akan visualisasi. Gambar-gambar dalam buku ini juga akan mempermudah anak dalam menangkap isi cerita.

Film kartun juga tak kalah menariknya bagi seorang anak sebab dalam film kartun gambarnya bergerak. Jadi, seorang anak tak perlu membaca teks, tapi hanya perlu melihat dan mendengar.

Tak perlu risi anak akan menjadi malas membaca dan hanya mau melihat gambar film kartun. Orang tua dapat jadi berpikiran seperti itu, tapi memang tahapan pemikiran anak sedang berada di sana. Mereka lebih mudah memahami cerita nan dilengkapi dengan gambar dari pada dengan cerita nan hanya berisi teks saja.

Orang tua pun bisa melakukan improvisasi dengan kumpulan cerita bergambar dan film kartun itu. Salah satunya tidak perlu selalu berpatokan secara kaku pada teks dalam buku. Sesekali mintalah anak buat membuat cerita sendiri berdasarkan gambar nan ada dalam buku dan film itu. Jangan heran jika kemudian anak menceritakan imajinasinya nan tanpa batas.

Ketika usia anak bertambah dan kemampuan membacanya pun sudah meningkat, buku kumpulan cerita anak bergambar ini secara bertahap bisa diganti dengan buku nan menyajikan lebih banyak teks dari pada gambar.

Sebagai orang tua, tentu saja harus bisa mengarahkan dan mengawasi anak dalam memilih buku nan dibacanya dan film nan ditontonnya, seperti nan sudah dijelaskan di atas. Selain itu, hindarkan buku-buku dewasa nan mudah terjangkau oleh anak, seperti majalah dewasa atau buku-buku cerita dewasa, dan juga tontonan dewasa.

Ketika memilihkan kumpulan cerita anak bergambar, sebaiknya orang tua tetap bersikap teliti. Anak boleh memilih sendiri buku cerita bergambar nan mereka sukai, tapi kendali dan keputusan akhir tetap berada di tangan orang tua.

Juga pada pemilihan film atau saluran televisi di rumah. Anda harus bisa mengarahkan anak buat menonton tayangan anak. Jangan biarkan anak menonton film atau televisi sendirian, harus didampingi oleh orang tua atau orang dewasa.

Alasan utamanya ialah sebab selalu ada saja buku cerita bergambar nan ditujukan buat anak, tapi tak sinkron dengan anak-anak, baik cerita nan disajikan maupun gambar-gambarnya.

Begitu juga dengan film dan tayangan di televisi, terkadang ada tayangan film kartun, tapi isi ceritanya buat anak remaja dan dewasa. Dalam memilih kumpulan cerita anak bergambar dan tayangan film, hindari buku cerita dan film nan menampilkan gambar berikut ini.

  1. Pornografi
  1. Kekerasan
  1. Menyeramkan (misalnya hantu, setan, dan sebagainya)
  1. Menjijikkan
  1. Perilaku anarkis (misalnya, berkelahi, tawuran, dan sebagainya)
  1. Pelecehan seksual
  1. Penghinaan terhadap agama, suku, ras, atau kelompok eksklusif (termasuk di dalamnya kelompok profesi)
  1. Pembunuhan

Orang tua pun hendaknya membaca lebih dahulu buku kumpulan cerita anak bergambar nan telah dibeli, sebaiknya membaca lebih dahulu dari pada anak. Selain agar orang tua tahu niscaya mengenai isi buku tersebut, juga agar orang tua bisa lebih dahulu menyiapkan diri jika anak-anak mengajukan pertanyaan berkaitan dengan cerita atau gambar dalam buku tersebut. Anak-anak sekarang sudah bisa berpikir kritis.

Begitu juga dengan pemilihan film dan tayangan di televisi. Anda harus siap sedia jika suatu waktu anak Anda ingin menonton tayangan orang dewasa dan Anda melarangnya. Mereka niscaya akan mengajukan pertanyaan mengapa mereka tak boleh menonton tayangan tersebut.

Dibiasakan juga agar anak tak terlalu sering menonton televisi. Beri jadwal menonton pada anak dan jangan terlalu lama. Anda bisa membeli film-film kartun nan bermuatan edukasi.

Sekarang ini, banyak film kartun Disney nan menghasilkan film nan bermuatan edukasi bagi anak. Banyak pesan moral nan bisa disampaikan kepada anak melalui isi ceritanya, seperti film Aladdin . Selain menarik perhatian, baik dari segi gambar dan ceritanya, film Aladdin bisa membantu seorang anak buat belajar jujur, penolong, tanggung jawab, dan masih banyak lagi pesan moral nan disampaikan oleh film ini.

Apabila anak bosan dengan film kartun, maka ada alternatif lainnya, yaitu buku cerita bergambar. Melalui buku cerita bergambar, selain membantu mengembangkan otaknya, juga membantu anak dalam hal membaca, seperti nan sudah dijelaskan di atas.

Sebenarnya, Indonesia sendiri mempunyai banyak cerita rakyat nan mempunyai pesan moral nan bisa dibukukan dan difilmkan, seperti cerita Aladdin . Akan tetapi, global film kartun Indonesia tak begitu maju dibandingkan dengan kartun Disney, sehingga hasilnya pun kurang bagus dan kurang menarik perhatian anak-anak.

Untuk itu, perfilman anak dan buku cerita anak di Indonesia harus ditingkatkan dengan cerita rakyat atau dongeng-dongeng negeri sendiri. Bagaimana pun juga, cerita rakyat ialah salah satu warisan kebudayaan berupa folklor dari nenek moyang kita.

Mungkin kita bisa bekerja sama dengan para animator atau komikus buat membuat sebuah film kartun atau cerita bergambar dari cerita rakyat Indonesia. Dengan begitu, film kartun dan cerita bergambar buat anak tak melulu dari kartun Disney saja. Buktikan bahwa karya ank bangsa juga tak kalah menarik ceritanya dari karya-karya luar negeri.