Kemerdekaan Pakistan

Kemerdekaan Pakistan

Tahukah Anda mengenai sejarah perkembangan Islam di Pakistan ? Cerita tentang perkembangan Islam di Pakistan dapat jadi tak seterkenal perkembangan Islam di wilayah-wilayah lain. Terutama jika dibandingkan dengan perkembangan Islam di wilayah Timur Tengah lainnya.

Pakistan terletak di kawasan Asia Selatan berbatasan langsung dengan India (sebelah timur), Iran dan Afganistan (sebelah barat), Cina (sebelah utara), dan Bahari Arab (sebelah selatan). Perkembangan Islam di Pakistan pada akhirnya taklepas dari pengaruh perkembangan Islam di negara-negara tersebut.

Negara nan memiliki luas 803.940km2 dan beribu kota Islamabad ini dihuni oleh 163 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 97% merupakan pemeluk agama Islam. Ini menjadikan Pakistan sebagai negara berpenduduk muslim terbesar ketiga di dunia, setelah Indonesia dan India. Dilihat dari peringkatnya, perkembangan Islam di Pakistan memang tak dapat lepas dari negara dengan peringkat ke dua dengan penganut muslim terbanyak di dunia.

Perkembangan Islam di Pakistan menjadi bagian terpenting dari perjalanan negara ini sendiri. Mengingat memang Islam ialah negara mayoritas di negara ini. Islam niscaya berkembang, bersamaan dengan berkembangnya Negara Pakistan.



Penyebaran Islam di Pakistan

Penyebaran Islam di Pakistan bisa dilihat dari literatur sejarah, sejak wafatnya Nabi Muhammad saw., penyebaran agama Islam dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib) nan merupakan para sahabat nan dikenal dekat dengan Beliau.

Kemudian, pemegang tongkat estafet penyebaran Islam di Pakistan beralih ke era dinasti nan diawali oleh Dinasti Umawiyah (661 M), Dinasti Abbasiyah (750 M), dan Dinasti Usmaniyah (1288 M). Pada masa dinasti inilah, penyebaran Islam sampai ke daratan Asia. Terlebih, setelah berdirinya kerajaan Islam Moghul di India (abad ke-13 hingga abad ke-15 M).

Namun, kuatnya arus imperialisme dan kolonialisme Eropa Barat nan merambah wilayah Timur menjadi titik awal kemunduran global Islam di Asia. Hal ini juga berpengaruh terhadap perkembangan Islam di Pakistan. Kelemahan supervisi Dinasti Usmaniayah tehadap wilayahnya menjadi celah bagi bangsa Eropa buat memulai perluasan terhadap negara-negara di Asia.

Wilayah Asia Selatan nan sejak Dinasti Umawiyah dikuasai oleh Islam jatuh ke tangan imperialis. Dengan demikian, tatanan islam nan telah mengakar kembali bergeser pada ajaran klenik dan menjadi awal berkembangnya agama Hindu di wilayah tersebut. Perkembangan Islam di Pakistan juga nyatanya ikut terpengaruh dengan apa nan terjadi pada perkembangan Islam di Asia.



Perkembangan Islam di Pakistan - Sayid Ahmad Khan

Perkembangan Islam di Pakistan tak berbeda dengan perkembangan Islam di negera-negara lain. Niscaya ada konvoi di situ, ada perjuangan, dan ada tokoh nan memperjuangkan itu semua. Tokoh perkembangan Islam di Pakistan ataupun negara lain ialah mereka nan menyintai Islam.

Lebih dari 200 tahun Islam “tertidur” hingga akhirnya muncullah pemrakarsa pembentukan negara Pakistan nan telah jenuh bernaung di bawah kekuasaan Hindu. Sayid Ahmad Khan (1817-1898) bercita-cita buat mengembalikan ajaran Islam sebagai panduan hidup. Sayid Ahmad Khan merupakan salah satu tokoh perkembangan Islam di Pakistan.

Pemikiran Sayid Ahmad Khan menjadi sumbu pemicu semangat perjuangan bagi seorang filsuf Muhammad Iqbal (1873-1938). Ia menggunakan Perserikatan Muslim India sebagai media nan menyuarakan pentingnya pedagogi Islam secara kaffah dalam berbagai aspek kehidupan. Tokoh ini menjadi titik awal dalam cerita perkembangan Islam di Pakistan .

Beliau berpendapat bahwa demokrasi nan ditanamkan oleh kolonial hanyalah bentuk kemenangan sekuler terhadap agama. Dalam pandangan Islam, suatu negara harus berasaskan tauhid, diatur berdasarkan hukum syariat nan ditafsirkan melalui ijtihad, tak ada jurang pemisah ataupun tingkatan sosial, nan ada hanya ekuilibrium antarsemua lini masyarakat.

Pemikiran-pemikiran nan dimiliki oleh Sayid Ahmad Khan juga berperan besar dalam perkembangan Islam di Pakistan. Pemikiran itulah nan harus diakui banyak memberikan dorongan akan berkembangnya Islam di Pakistan.

Para pemikir menjadi sebuah kebanggan tersendiri nan dimiliki oleh suatu negara. Terlebih jika negara itu tengah berkembang. Beruntunglah Pakistan sebab memiliki seorang Sayid Ahmad Khan nan berperan besar dalam perkembangan Islam di Pakistan.



Perkembangan Islam di Pakistan - Kemerdekaan Pakistan

Terjadinya Perang Global II, menjadi suatu kesempatan bagi negara-negara Asia buat merumuskan kemerdekaan. Begitu pun, Pakistan. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948) merealisasikan cita-cita para pendahulunya dengan bertekad bahwa setelah terusirnya kolonial dari Asia Selatan, India harus dibagi berdasarkan disparitas agama. Latar belakang ini juga menjadi satu hal nan menarik dibicarakan ketika berbicara tentang perkembangan Islam di Pakistan itu sendiri.

Pada 14 Agustus 1947, Inggris menyerahkan kedaulatan bagi Pakistan, Pakistan Timur dan Pakistan Barat. Wilayahnya terpisah oleh India setelah India memperoleh kedaulatan selang sehari pasca kedaulatan Pakistan, 15 Agustus 1947.

Dari cerita sejarah tentang perkembangan Islam di Pakistan, bisa disimpulkan bahwa pengaruh Islam di Pakistan ternyata tak lepas dari pengaruh Islam nan ada India. Dengan banyak kerajaan Islam di India, secara tak langsung India berperan dalam hadirnya Islam di Pakistan.



Perkembangan Islam di Pakistan - Republik Islam Pakistan

Perkembangan Islam di Pakistan berlanjut pada cerita kemerdekaan Pakistan. Nama resmi Pakistan ialah Republik Islam Pakistan. Hal itu menunjukkan betapa besarnya pengaruh Islam nan ada di Pakistan.

Keberhasilan Muhammad Ali Jinnah mendirikan Pakistan mengantarkannya menjadi presiden pertama Republik Islam Pakistan sehingga mendapat julukan Qoid al-Azam (pemimpin besar). Beliau pun menjadikan Islam sebagai landasan negaranya. Meskipun demikian, perjalanan Islam di Pakistan tak semulus nan diharapkan. Perkembangan Islam di Pakistan pun terus berlanjut di bawah kepemimpinannya.

Hingga saat ini, pergolakan ranah politik di Pakistan bergulir dari satu pimpinan ke pimpinan nan lain dengan ambisinya masing-masing. Islam pun hanya dijadikan alat politik, bukan pedoman. Konsep Abu A’la Maududi (Revolusi Objektif) nan menghendaki negara Islam totaliter, Islam mempunyai sistem sendiri tanpa harus menerapkan peradaban Barat, hanya mampu bertahan sekejap (1949-1958).

Perkembangan Islam di Pakistan sempat mengalami masa krisis. Hal itu merupakan pengaruh jelek dari sifat para pemimpin nan seolah tak dapat menghargai pejuang Islam di Pakistan pada zaman dahulu. Ego atau hanya mementingkan diri sendiri, ditambah dengan seolah "menumbalkan" Agama Islam itu sendiri.



Perkembangan Islam di Pakistan - Pemisahan Pakistan Timur

Sekulerisme kembali mencuat pada 1959, Presiden Ayub Khan membekukan UUD dan berdiri sebagai pemegang tampuk kekuasaan nan diktator. Selepas Ayub Khan, sang anak, Yahya Khan (1969-1971), tak mampu membendung pemberontakan hingga Pakistan Timur memisahkan diri dan mendirikan negara berdaulat bernama Bangladesh. Peristiwa itu juga menajdi bagian dari perkembangan Islam di Pakistan itu sendiri.

Meskipun sejak saat itu paham demokrasi mulai diterapkan, tercatat lima kali pergantian pemimpin Pakistan belum membuahkan hasil nan signifikan. Bukan sebab kesalahan anggaran Islam nan diterapkan di negeri tersebut, melainkan politik nan mereka terapkan tak relevan dengan Al Quran dan Al Hadist. Hal-hal seperti ini menjadi "saksi bisu" dalam perkembangan Islam di Pakistan.

Jika agama Islam diimplementasikan secara kaffah dan syumuliah (sempurna dan menyeluruh) di Pakistan, tak menutup kemungkinan akan tecipta baldatun thoyyibatun , negeri nan tentram, aman, dan makmur. Perkembangan Islam di Pakistan pun masih terjadi hingga kini. Berharap memberikan pengaruh baik bagi Pakistan dan warganya.