2. Pembakaran Sampah

2. Pembakaran Sampah

Sepertinya, sampah sudah menjadi permasalahan jamak di mana-mana. Kehidupan manusia seakan tak pernah lepas dari sampah. Mulai dari rumah, sekolah, jalan raya, pasar bahkan kantor-kantor pemerintahan daerah hingga pusat tak akan pernah lepas dari sampah.Permasalahan sampah ini sudah sering dibahas, baik dalam artikel lingkungan di media masa hingga skripsi dan tulisan ilmiah di berbagai diskusi ilmiah.

Hingga hari ini (khususnya di Indonesia) permasalahan sampah masih menjadi permasalahan besar nan belum terpecahkan. Bukannya tak ada solusi nan ditawarkan. Sudah tak terhitung solusi nan ditawarkan melalui artikel ilmiah, pelatihan pengelolaan sampah, hingga pembinaan kemitraan usaha kecil daur ulang sampah.

Tapi, pertumbuhan sampah jauh lebih pesat sehingga kecepatan berbagai upaya dalam pengendaliannya tak mampu menyaingi. >Meski demikian, melalui artikel lingkungan nan sederhana ini, kita mencoba ikut memberikan solusi bagi permasalahan sampah.



Jenis-jenis Sampah

Dalam banyak artikel lingkungan, kita mengenal ada dua jenis sampah, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik ialah jenis sampah nan dapat didekomposisi atau diurai oleh organisme tanah. Sampah organik ialah sampah-sampah bahan nan berasal dari bahan-bahan organik seperti residu makanan, kulit buah, residu sayur, daun, dan sejenisnya.

Sedangkan, sampah anorganik ialah jenis sampah kering nan tak dapat diuraikan oleh organisme pengurai. Tersusun dari bahan-bahan anorganik nan sulit lapuk. Contohnya, plastik, kaleng, beling, dan sejenisnya. Jadi, disparitas fundamental antara sampah organik dan anorganik terletak pada dapat tidaknya sampah tersebut diurai oleh mikroorganisme tanah.

Melihat disparitas nan paling fundamental antara kedua jenis sampah ini, usaha pengelolaan buat kedua jenis sampah juga harus melewati taktik nan berbeda. Sebenarnya, sudah banyak alternatif pengolaan nan ditawarkan buat kedua jenis sampah ini. Namun, tak ada salahnya kita mencoba merangkum kembali beberapa alternatif solusi tersebut dalam artikel lingkungan ini.



Tips Pengelolaan Sampah Organik

Perlu disampaikan pada artikel lingkungan ini bahwa alternatif pengelolaan sampah nan saat ini paling generik dilakukan di tengah masyarakat, khususnya daerah nan tak terlalu padat penduduk ialah dengan dibakar. Padahal, pembakaran bukanlah satu-satunya alternatif pengelolaan sampah. Bahkan, pembakaran bisa menimbulkan imbas jelek lingkungan nan lainnya seperti polusi udara.

Pada pembahasan artikel lingkungan ini, kita akan membahasa satu per satu alternatif pengelolaan sampah organik, yaitu:



1. Penumpukan Sampah di Satu Lokasi

Ini merupakan alternatif nan paling murah dan sederhana. Namun, berisiko mencemari lingkungan dan menimbulkan endemi penyakit. Sampah tak dimusnahkan secara langsung, melainkan ditumpuk pada suatu loka dan dibiarkan membusuk sendiri menjadi bahan organik. Selama proses pembusukan itu, sampah akan mengeluarkan bau tak sedap dan mengundang datangnya serangga seperti lalat, kecoak, dan hewan lain nan menyenangi sampah.



2. Pembakaran Sampah

Metode ini paling populer dan sering dilakukan sebab prosesnya lebih mudah, murah, dan cepat. Namun, disarankan pada proses pembakaran ini buat memperhatikan hal-hal seperti, s>ampah nan dibakar sebaiknya ialah sampah nan dapat dibakar sampai habis. P>embakaran sebaiknya dilakukan di loka nan jauh dari pemukiman penduduk sebab sampah nan dibakar diketahui menghasilkan dioksin.

Apa itu dioksin? Dioksin ialah senyawa kimia nan berbahaya bagi kesehatan manusia. >Contohnya: Chlorinated Dibenzo-P-Dioxin (CDD), Chlorinated Dibenzo Furan (CDF) dan Poly Chlorinated Biphenyl (PCB).



3. Sanitary LandfilI

Merupakan cara nan dilakukan buat memusnahkan sampah nan terdapat di loka pembuangan akhir sampah. Metode nan dilakukan ialah dengan membuat cekungan atau lubang baru, kemudian mengubur sampah ke dalam cekungan atau lubang tersebut.



4. Pengomposan

Inilah metode pengelolaan sampah organik terbaik. Metode ini murah, sederhana, dan tak menimbulkan imbas samping nan jelek bagi lingkungan. Namun, memberikan kegunaan positif bagi manusia dan lingkungan. Sayang, sebagian besar dari kita enggan melakukan ini.

Data dari Kementerian Lingkungan Hayati mengabarkan bahwa sampah organik nan sudah dikelola dengan cara pengomposan saat ini baru hanya sekitar 1-6% dari total sampah organik. Selebihnya lebih banyak dikelola dengan cara dibakar, ditimbul, dan dibuang ke sungai.



Tips Pengelolaan Sampah Anorganik

Sampah anorganik ialah sampah nan paling sulit pengelolaannya. Mengingat sampah ini tak dapat diuraikan oleh mikroorganisme tanah. Jadi, jika ditimbun dalam tanah ia akan mencemari kesehatan tanah. Sementara, jika dibakar ia akan mencemari udara.

Menyikapi hal tersebut, beberapa artikel lingkungan terkait dengan pengelolaan sampah memberikan beberapa alternatif nan sudah sangat populer yaitu:



1. Mengurangi ( Reduce ) Penggunaan

Ternyata tak hanya air, listrik, dan bahan bakar nan perlu dihemat penggunaannya. Bahkan wadah, plastik, dan barang-barang nan berpotensi menjadi sampah anorganik nantinya sedapat mungkin diminimalisir penggunaannya. Karena semakin banyak kita menggunakan wadah atau barang-barang tersebut, potensi sampah nan dihasilkan pun semakin besar.

Alternatif ini sangat mungkin kita lakukan. Banyak hal nan dapat kita lakukan buat mengurangi penggunaan berbagai barang nan berpotensi menambah produksi sampah dari rumah kita. Misalnya, dengan membawa tas belanjaan dari rumah ketika ingin berbelanja di warung atau pasar. Sehingga, kita tak perlu meminta plastik atau wadah baru ketika berbelanja.

Potensi bertambahnya sampah bisa diminimalisir. Selain itu, gunakan kemasan isi ulang buat sabun cair, sampo, deterjen, dan sejenisnya agar jenis sampah nan dihasikan lebih kecil. Demikian juga dengan hal-hal lainnya.



3. Memakai Kembali ( Reuse )

Alternatif ini bertujuan buat memperpanjang usia penggunaan barang sembelum berubah status menjadi sampah. Oleh sebab itu, pilihlah barang-barang nan dapat digunakan kembali. Sedapat mungkin, hindari penggunaan barang-barang nan hanya dapat digunakan sekali pakai.

Untuk memperpanjang usia barang, kita dapat juga berkreasi mempercantik barang-barang nan sudah usang atau bekas agar tetap dapat dipakai kembali baik dalam bentuk nan sama atau pun dalam bentuk nan baru.



4. Mendaur Ulang ( Recycle )

Saat ini banyak bermunculan industri rumahan nan mengolah sampah anorganik menjadi barang-barang seni, suvenir, aksesori, dan berbagai produk kreatif lainnya. Ini merupakan alternatif pengelolaan barang anorganik nan paling baik. Bagaimana mengubah barang nan tak memiliki nilai menjadi barang nan bernilai tinggi.

Contohnya, kerajinan tas dari plastik bekas, kerajinan kembang dari botol bekas air mineral, membuat wadah penyimpanan dari kardus, bingkai foto dari kardus, vas kembang dari erlenmeyer retak dan lain-lain.



Tips Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Di akhir artikel lingkungan ini, tips tentang cara mengelola sampah rumah tangga akan dipaparkan sebagai berikut:

  1. Lakukan pemisahan antara sampah organik dan anorganik sedini mungkin.

  2. Tempatkan wadah penampungan sampah pada loka nan terlindungi dari panas dan hujan.

  3. Jaga agar loka sampah tak menjadi sarang kecoak, lalat, tikus semut, dan binatang lain nan bisa menyebabkan loka sampah menjadi berantakan, kotor, dan lembab.

  4. Buat loka sampah nan tertutup agar lebih higienis dan kondusif dari segala macam bentuk gangguan.

  5. Hindari membakar sampah di daerah nan padat penduduk.

  6. Manfaatkan setiap barang seminimal mungkin, selalu membawa tas sendiri ketika berbelanja ke pasar dan lakukan pengomposan sederhana di rumah terhadap sampah-sampah organik.

  7. Gunakan tabung komposter buat mengolah sampah organik rumah tangga (sampah dapur) menjadi kompos cair di rumah. Ini merupakan alternatif praktis dan sederhana buat mengurangi pencemaran lingkungan oleh sampah organik.