Suara Gamelan sebagai Frekuwensi Memanggil Dewa

Suara Gamelan sebagai Frekuwensi Memanggil Dewa

Pernah mendengar suara gamelan ? Indonesia memiliki banyak sekali jenis alat musik, bergantung pada tradisi masing-masing daerahnya. Salah satu alat musik khas Indonesia ialah gamelan. Suara gamelan nan merdu dan khas menjadikannya salah satu alat musik nan dikagumi dan populer bagi Internasional. Ada tiga jenis gamelan berdasarkan asal daerahnya yaitu gamelan Jawa, gamelan Sunda dan gamelan Bali. Masing-masing dari jenisnya berkembang di daerahnya masing-masing.

Alat musik tradisional ini biasanya digunakan sebagai musik pengiring kesenian tradisional wayang, baik wayang kulit maupun wayang orang serta berbagai jenis ritual nan banyak dilakukan. Di dalam adat Jawa sendiri, gamelan biasanya digunakan pada saat ritual “temu manten”. Ritual ini ialah ritual nan bertujuan buat mempertemukan kedua calon mempelai pengantin.

Di Bali, gamelan dipakai buat ritual upacara nan biasanya diadakan salah satunya ialah ritual “potong sapi”. Ritual ini ialah sebuah upacara buat anak remaja nan menandakan seoorang anak telah memasuki masa remajanya. Hanya saja dalam penggunaan selanjutnya penggunaan gamelan semakin meluas dan tak hanya pada ritual atau upacara eksklusif saja. Saat ini gamelan sering dipakai dalam acara-acara kesenian bahkan dipadukan dengan tarian dan penampilan puuisi.



Suara Gamelan sebagai Frekuwensi Memanggil Dewa

Awal kemunculnya gamelan berasal dari kebudayaan Hindu-Budha. Hanya saja saat ini gamelan dapat dikatakan sebagai salah satu alat musik khas Indonesia. Instrumen nya pun semakin berkembang seiring dengan perkembangan zaman saat ini.

Dalam mitologi Jawa, gamelan ialah kreasi dari dewa nan menjelma menjadi seorang manusia yakni Shivam Maholtra pada 167 Saka. Di pegunungan Maendra atau sekarang lebih dikenal sebagai Gunung Lawu, berdiri kerajaannya. Pada saat itu, ia membutuhkan frekuwensi sebagai penghubung dengan dewa nan lain. Maka dibuatlah sebuah alat nan kita kenal sebagai gong. Ketika ia membutuhkan frekuwensi nan lebih kompleks, maka dibuatlah dua gong lagi, yakni kempul dan siyem. Inilah nan nantinya akan dibuat gamelan.

Kata gamelan sendiri berasal dari kata gamel nan artinya 'memukul'. Sehingga gamelan bisa diartikan sebagai seperangkat instrumen musik nan dimainkan oleh sebuah kelompok. Mayoritas dari alat musik di dalam kelompok gamelan dimainkan dengan cara dipukul. Ada juga beberapa alat gamelan nan tak bunyikan dengan cara dipukul, yaitu ada suling, rebab, serta celembung. Jika suling dimainkan dengan diitup, celempung dan rebab dibunyikan dengan dipetik.

Elemen-elemen dari gamelan terdiri atas berbagai jenis alat musik tradisional seperti kempul, gong, bonang, suling, siyem, kempyang, kethuk, sarong, kenong, kendhang, celempung, slenthem, gender, rebab, dan gambang. Suara khas gamelan mempunyai dua sistem tuning yaitu pelog dan slendro . Satu buah alat musik di dalam sebuah kelompok pada umumnya mempunyai 2 buah alat musik. Jadi satu di tuning dengan berdasar selendro dan lainnya berdasarkan pelog .

Di dalam kepercayaan tradisional, gamelan menjadi alat musik nan dianggap kudus dan mempunyai kekuatan supranatural. Dalam tiap instrumen pada bagian gamelan dipercaya memiliki roh sehingga orang nan melangkahi gamelan sangat dilarang keras. Selain itu, pemain gamelan nan tak memakai alas kaki dianggap mengganggu roh nan bersemayam dalam gamelan. Gong ageng dipercaya sebagai pusat dari roh-roh nan terdapat dalam gamelan. Hal itu menurut kepercayaan Jawa kuno.



Bagian-bagian Instrumen dari Gamelan

Berikut ini dijelaskan secara singkat mengenai instrumen gamelan.

1. Gendang atau Kendhang

Alat musik ini biasa disebut gendang dalam bahasa Melayu. Namun dalam bahasa Jawa, alat ini dinamakan kendhang nan terbuat dari kulit hewan seperti kerbau, sapi, maupun binatang homogen lainnya.

Kendhang mempunyai peran nan sangat krusial sebab ia digunakan dalam mengatur irama. Cara penggunaannya dengan menggunakan tangan secara langsung, tak perlu menggunakan alat bantu perantara. Kendhang mempunyai 3 jenis, yaitu kendang tipung, kendang kebar atau ciblon, dan nan ketiga ialah kendang gede/kalih.

2. Peking, Saron, dan Demung

Alat ini terbuat dari bingkai kayu nan disusun menjadi bilahan-bilahan. Biasanya terdiri atas enam bilah, namun ada juga nan terdiri atas tujuh bilah. Fungsi dari peking, saron, dan demung ialah sebagai resonantor. Cara penggunaan alat ini dengan cara dipukul menggunakan pemukul. Alat pemukul ini terbuat dari kayu. Alat ini terdiri atas tiga jenis alat yakni demung, alat nan memiliki ukuran paling besar. Saron, alat ini memiliki ukuran sedang dan ukuran nan paling kecil dinamakan peking.

3. Gong dan Kempul

Gong berfungsi buat memberikan tanda awal dan akhir dari gendhing atau lagu. Sehingga alat ini terkesan bisa memberi ekuilibrium pada lirik lagu nan panjang. Terdiri dari dua macam, yaitu gong ageng. Dalam bahasa Jawa, ageng berarti 'besar'. Hal ini sinkron dengan ukuran gong nan memang agak besar. Jenis gong kedua ialah gong suwukan atau gong siyem nan memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan gong ageng.

Kempul, alat jenis ini sebenarnya memiliki bentuk yyang mirip gong namun ukurannya kecil-kecil. Fungsinya sebagai penanda aksen-aksesn krusial di dalam kalimat lagu gendhing . Pada saat lagu gendhing dilantunkan, kempul dimainkan dengan nada sama seperti pada nada balungan. Walaupun kadang-kadang kempul juga dapat mendahului nada balungan.

4. Bonang

Bonang terdiri atas dua jenis alat, yaitu bonang barung dan bonang panerus. Disparitas dari kedua bonang tersebut ialah pada ukuran dan cara menggunakannya. Bonang barung memiliki ukuran nan lebih besar dibandingkan bonang panerus. Ia beroktaf tengah hingga ke oktaf nan tinggi. Bonang barung ini mempunyai instrumen pemuka dalam ansambel. Sedangkan dalam bonang panerus memiliki ukuran nan lebih kecil tapi memiliki oktaf nan tinggi dengan irama nan dihasilkan dari boning panerus ini lebih cepat dua kali daripada bonang barong.

5. Slenthem

Jika dilihat dari bentuknya, alat musik ini dapat dikatakan masuk ke dalam kategori gender. Bahkan kadang-kadang juga disebut dengan gender panembung. Tapi, gender slenthem biasanya terdiri atas bilah-bilah. Jumlahnya sama seperti bilah pada saron jika dihubungkan dengan instrumen slenthem nan memiliki oktaf terendah.

6. Kethuk dan Kenong

Bentuknya sangat mirip dengan alat musik gong. Namun perbedaanya, jika gong digantung, maka kenong disusun secara horizontal lalu ditaruh di atas tali nan membentang dalam bingkai kayu.

7. Gender

Gender ialah alat musik nan terdiri atas logam nan membentuk bilahan. Bilahan logam atau metal ini disusun secara rapi diatas tali dengan bumbung-bumbung resonator. Cara memainkan alat ini yakni dengan cara ditabuh menggunakan alat nan bentuknya bulat. Penabuh ini dilapisi dengan kain serta memiliki tangkai nan lumayan pendek. Seperti pada bonang, gender pun terdiri dari dua jenis barung dan panerus.

8. Gambang

Alat ini terbuat dai kayu nan dibuat menjadi bilahan-bilahan. Lalu bilahan kayu ini dibingkai pada gerobogan. Jumlah bilahan pada gambang mencapai 17 hingga 20 bilah.

9. Rebab

Instrumen satu ini tergolong unik sebab terbuat dari dua dawai lalu diregangkan pada kayu. Kayu nan dipakai memiliki bentuk layaknya hati lalu ditutup dengan dengan menggunakan babad sapi.

10. Siter

Sumber suara dari alat ini ialah berasal dari dawai lalu dimainkan dengan dipetik. Jenis-jenis siter terdiri atas 3 jenis, yaitu siter, siter penerus nan memiliki ukuran lebih kecil daripada siter, dan nan ketiga ialah clempung. Ukurannya lebih besar daripada siter dan siter penerus.

11. Suling

Alat musik jenis ini terbuat dari bambu paralon. Lalu dibuat lubang buat membuat penentu nada batas. Cara penggunaannya dengan cara ditiup. Dari bentuknya terdiri dari 2 jenis yaitu suling slendro yakni memiliki 4 lubang. Jeda antarlubangnya sama, sedangkan suling pelong mempunyai 5 lubang namun jaraknya bhineka antar lubang. Ada juga suling nan mempunyai 6 buah lubang. Untuk suling nan memiliki 6 lubang, biasanya bisa digunakan sebagai suling pelog dan suling slendro.

Itulah 11 jenis alat instrumen dari gamelan nan darinya bisa mengeluarkan suara gamelan nan merdu dan latif didengar. Tidak salah jika global internasional menjadikan gamelan sebagai salah satu alat musik nan difavoritkan. Semoga dari klarifikasi singkat tentang gamelan ini bisa menjadikan kita lebih mencintai warisan budaya kita.