Tentang Cacing dan Cara Beternak Cacing

Tentang Cacing dan Cara Beternak Cacing

Tahu cara beternak cacing ? Cara beternak cacing sangat erat kaitannya dengan global peternakan. Berbisnis dapat dalam bidang apa saja, termasuk dalam global peternakan. Fenomena hari ini orang beramai-ramai menjadi pelaku agribisnis. Menekuni global agribisnis susah susah gampang, sebab Anda berbisnis dengan memelihara makhluk hayati buat kemudian dijual dan Anda mendapat untung dari penjualan tersebut. Tapi memang, justru agribisnis ialah bisnis nan dapat dijalankan dengan kapital nisbi kecil serta risiko usaha nisbi rendah.



Tentang Cacing dan Cara Beternak Cacing

Agribisnis nan mudah dikembangkan dengan kapital dan risiko rendah namun laba banyak dan saat ini masih populer dikembangkan para pelaku agribisnis nan pemula ialah ternak jangkrik dan cacing. Pada tulisan ini, akan dibahas cara ternak cacing, tetapi, sebelumnya akan membahas sekilas tentang makhluk hayati bernama cacing.



Sekilas Tentang Cacing

Cacing tanah ialah hewan tidak bertulang belakang (invertebrata) dan termasuk hewan taraf rendah. Bila dideskripsikan, cacing memiliki tubuh nan simetris bilateral, silindris memanjang, dan bersegmen (memiliki 115-200 segmen). Selain itu, cacing ialah hewan nan tidak punya mata, tetapi punya prostomium, berupa agen syaraf perasa nan bentuknya seperti bibir dan berada di depan tubuhnya. Cacing tanah bernapas dengan kulit.

Mengenai alat reproduksi cacing, cacing tanah bersifat hermaprodit atau memiliki alat kelamin jantan dan betina sekaligus, Cacing tak bisa melakukan perkawinan sendiri, tetapi melakukan perkawinan silang. Seepasang cacing tanah akan bertukar spermatozoid dan akan menghasilkan kokon (telur cacing). Cacing memiliki habitat di dalam tanah dengan suhu sekitar 15-25° C. Itulah karena cacing mudah ditemukan di loka lembab atau bersuhu rendah seperti di tumpukan sampah organik, di bawah pohon rindang atau di dekat genangan air.

Dilihat dari bentuk tubuhnya nan melata dan lunak, cacing tak memiliki alat mobilitas apa pun. Cacing menggunakan otot longitudinal dan sirkular. Dengan begitu, cacing dapat keluar masuk ke dalam tanah dengan mudah. Cacing pun memproduksi lendir. Usia cacing tanah berkisar antara 1-5 tahun dengan siklus hidup, mulai dari kokon, cacing muda, cacing produktif, dan cacing tua.

Lalu, bagaimana dengan makanan cacing? Makanan cacing tanah ialah bahan organik berupa dedaunan dan binatang kecil nan telah mengalami proses pembusukan. Seekor cacing tanah mampu habiskan bahan organik seberat dua kali berat tubuhnya dalam waktu 24 jam.

Untuk beternak cacing, caranya juga susah-susah gampang. Selain harus mengenal seperti apa hewan nan akan dipelihara dan Anda ambil manfaatnya, maka harus mengetahui terlebih dahulu seluk beluk cacing.

Ada lebih dari 1.800 jenis/spesies cacing di muka bumi ini. Dari sekian banyak jenis cacing tersebut, spesies nan paling banyak dibudidayakan ialah jenis Lumbricus rubellus atau cacing tanah eropa atau cacing jayagiri. Seperti namanya, cacing ini diimpor dari Eropa dan iklim di Indonesia sangat cocok buat pengembangbiakan cacing jenis ini. Kelebihannya selain kecocokan iklim, cacing tanah fropa ialah cacing nan paling produktif, dapat menghasilkan kokon 79 - 106 butir, serta pengurai tanah nan sangat baik.

Sebenarnya, Indonesia juga punya beberapa jenis cacing tanah nan dapat dibudidayakan seperti cacing merah, cacing koot, dan cacing kalung. Tapi kelebihannya tak sesempurna cacing tanah eropa.



Cara Mudah Beternak Cacing

Adapun cara ternak cacing tanah secara teknis tak begitu rumit, hanya perlu manajemen pengelolaan nan terencana dan profesional. Hal nan perlu diperhatikan dari cara ternak cacing ialah sebagai berikut.

1. Pemilihan Lokasi Ternak

Lokasi ternak cacing dapat di mana saja. Memanfaatkan huma kosong di rumah Anda atau membuat unik kandang spesifik juga bisa. Meskipun begitu, ada beberapa hal nan perlu diperhatikan dalam memiliki lokasi ternak.

  1. Tempat harus strategis dengan begitu mudah dalam hal pemeliharaan, penangan, dan pengawasan.
  2. Lokasi ternak terlindung dari sinar matahari langsung dan curah hujan serta gangguan hama seperti tikus, semut, burung, dan lipan.
  3. Ventilasi udara nan proposional.
  4. Menghindari biaya operasional nan besar, maka pastikan usaha ternak cacing Anda dekat dengan lokasi pemasaran dan pembelian bibit.
  5. Stok air memadai. Ternak cacing ini membutuhkan banyak air, di antaranya buat membersihkan kandang, persiapan sarang cacing tanah, dan menjaga kebersihan si peternak.

2. Media Pemeliharaan

Agar cacing tanah peliharaan betah dengan habitat buatannya, maka Anda harus membuat media nan mirip habitat aslinya, yaitu suhu sekitar 15-25°C. Perhatikan juga kadar air dari tanah nan Anda gunakan sebagai media loka cacing akan hidup, yaitu kadar kelembaban sekitar 15-30%. Bila tidak, cacing akan kelihatan pucat, berhenti makan, dan mati. Selain itu, perhatikan juga kadar keasaman pada tanah. Cacing tanah butuh tanah nan punya kadar pH sekitar 6-7,2. Hal nan paling penting, media hayati cacing harus mengandung bahan organik dalam jumlah besar.

3. Cara Buat Kandang

Kandang ternak cacing sebaiknya dibuat bersifat permanen, dapat menyerupai rumah gubuk dengan panjang 10m, lebar 15,2m, dan tinggi 2 - 2,5m. Di dalam kandang gubuk ini, Anda bisa menyusun wadah-wadah pemeliharaan atau peti sinkron selera Anda, apakah sistem rak, berbanjar, atau susun.

Wadah ternak nan efisien ialah seperti kandang baterai para peternakan ayam leghorn. Ukuran dan banyaknya rak dapat disesuaikan dengan ukuran gubuk. Bahan pembuatan wadah dapat berupa kayu atau plastik. Sekarang sudah ada model wadah nan dijual dan dibuat dari bahan plastik dengan panjang 43cm, lebar 35cm, dan tinggi 16cm.

4. Cara Membuat Sarang Cacing

Bila bahan membuat sarang ialah kotoran (sapi, kuda, ayam, kelinci, dan lain-lain nan sudah difermentasi, tak perlu menambah bahan organik lain (ampas tahu, ampas singkong, ampas sagu, sekam, padi, bubuk kayu, serta sampah organik rumah tangga). Tapi bila bahan sarang ialah selain kotoran, harus difermentasikan terlebih dahulu dengan cara berikut ini.

  1. Bahan organik nan ada dikumpulkan jadi satu, dimasukkan dalam ember plastik, aduk rata, tambahkan air secukupnya, dan aduk kembali. Setelah itu, wadah ditutup dan biarkan 3-4 minggu. Setiap seminggu sekali diaduk agar proses fermentasi merata.
  1. Setelah 4 minggu, bahan campuran dipindahkan ke wadah nan lebih besar seperti drum. Tambahkan kotoran ternak dengan presentase 70 - 80% bahan organik dan kotoran ternak 20 - 30%. Tambah air lagi secukupnya, calon sarang jangan sampai kering, dan tunggu 24 jam.
  1. Esok hari, sarang sudah dapat digunakan sekaligus sebagai pakan cacing tanah.

Porsi sarang disesuaikan dengan luas wadah, jumlah cacing, dan ketebalan media mencapai 20-25 cm. Untuk 1kg media atau sarang, dapat buat memelihara 0,75 - 1kg bibit cacing tanah. Produk nan dihasilkan dari ternak cacing ada tiga, bibit cacing muda atau nan baru menetas, cacing dewasa ( biomassa ), dan kascing (kotoran). Bila cacing sudah diolah, dapat berupa tepung, obat, dan sebagainya nan nilai ekonominya cukup tinggi di pasaran.

Setelah cacing ternak berusia tiga bulan nan ditandai dengan munculnya gelang (kitelum) pada tubuh bagian depan cacing serta bobot cacing mencapai 1 gram/ekor, maka Anda sudah dapat melakukan proses panen. Harga jual cacing tanah dewasa per kilogramnya ialah Rp50.000.

Itulah cara beternak cacing. Semoga bermanfaat!