Mukjizat Cinta Sejati

Mukjizat Cinta Sejati

Mukjizat cinta bukanlah sebuah mukjizat sebagaimana nan dimiliki oleh para nabi dalam kepercayaan Islam. Karena meski pada dasarnya kedua hal tersebut sama-sama berujung pada kekuasaan Allah sebagai penguasa alam, namun memiliki kandungan nan berbeda.

Pada mukjizat nabi, hal tersebut diberikan kepada seorang Nabi sebagai verifikasi pada umat tentang status kenabiannya. Sehingga diharapkan umat sang nabi mau mempercayai semua ajarannya dan menjadi pengikutnya buat mengakui keesaan Allah dan meninggalkan semua ajaran nan dianutnya.

Sementara mukjizat akan cinta pada dasarnya ialah sebuah pengharapan nan diinginkan seseorang, terkait masalah percintaan. Dan sebenarnya, istilah mukjizat kurang demikian tepat buat diberikan pada kondisi ini. Karena pada dasarnya mukjizat ialah sebuah proses nan diberikan Tuhan kepada Nabi dan bukan kepada manusia biasa.

Untuk seorang manusia nan mengharapkan sesuatu nan di luar dugaan terjadi kepadanya, istilah keajaiban lebih tepat buat diberikan. Apalagi jika hal tersebut berkaitan dengan masalah percintaan manusia. Karena, asa nan diinginkan tersebut bukanlah demi kepentingan orang banyak dan hanya buat individu tertentu, seperti mengharapkan adanya orang nan menjadi jodohnya. Atau juga mengharapkan sebuah ikatan percintaan nan terancam rusak, kembali pulih seperti semula.

Sehingga apabila seseorang mengharapkan permasalahan cinta mereka dapat segera usai, kiranya lebih tepat apabila nan terucap bukanlah mukjizat akan cinta. Melainkan kalimat keajaiban cinta lebih tepat disematkan pada kondisi tersebut.



Cinta, Misteri Tuhan

Bahwa cinta ialah sebuah hak absolut Tuhan semua sudah mengetahuinya. Namun banyak orang nan melupakan kondisi ini dan menganggap bahwa cinta tak berpihak pada mereka. Hal ini khususnya banyak dipikirkan oleh mereka nan belum mendapatkan pasangan hayati kendati usia sudah terbilang cukup buat membina sebuah rumah tangga.

Padahal, jika seseorang mengaku sebagai umat nan beragama, tentu akan dapat berpikir dengan jernih. Karena segala sesuatu nan terjadi dalam hayati ini ialah sebuah rahasia Ilahi. Manusia sekedar menjalani dan berdo’a buat diberikan petunjuk segera mengetahui semua rahasia atas peristiwa nan mereka hadapi.

Dalam Islam sudah dijelaskan dalam surat Ar Ruum ayat 22, bahwa semua manusia sudah dipasang-pasangkan. Dan ini ialah sebuah ketetapan dari Tuhan nan perlu kita yakini kebenarannya. Bahwa perkara belum ada pasangan nan datang mendekat hal tersebut hanya sebuah masalah waktu saja.

Namun nan perlu dilakukan manusia ialah selalu berdoa dan memohon buat didekatkan jodohnya. Dan jika jodoh itu belum mendekat, maka jangan pernah berpikir bahwa tak ada orang nan akan berjodoh dengan kita. Justru kita harus berpikir dengan sudut pandang lain.

Bahwa dengan kesendirian, kita diberikan kesempatan oleh Tuhan buat dapat berbuat nan lainnya. Seperti berbakti kepada orang tua dengan lebih baik. Karena dengan kesendirian, maka kita dapat memiliki kemerdekaan dan kebebasan dalam mencurahkan bakti dan cinta kita kepada orang tua, selama waktu masih memungkinkan buat melakukannya.

Jika ini dapat kita benamkan dalam pemikiran kita, maka kita tak akan pernah dirisaukan oleh pemikiran tentang jodoh. Karena pada dasarnya, cinta ialah sebuah rahasia dan hak prerogatif Tuhan. Sehingga kita tak perlu menghiba pada mukjizat akan cinta, sebab bila tiba saatnya, pasti kebahagiaan itu akan menghampiri kita.



Mukjizat Cinta Sejati

Banyak dari kita nan terjebak pada cinta nan semu. Bahkan ada nan benar-benar dijadikan budak akan cinta semu ini. Kita lihat bagaiman seorang wanita rela memberikan kesuciannya kepada pria nan dia cintai atas dasar cinta.

Setelah melakukan hal tersebut, ternyata si pria kabur dan terlihatlah dengan jelas bahwa apa nan diinginkan si pria sudah didapatkan. Dan kemuadian habis manis sepah dibuang, si waniat ditinggalkan begitu saja.

Banyak hal nan akan dilakukan wanita pada keadaan seperti ini. Ada sebagian nan mencoba buat tegar dan berusaha agar mampu buat melewati masa sulit nan menghampirinya.

Namun juga tidak sedikit nan menghadapinya dengan hal nan tidak seharusnya atau hanya mengedepankan perasaan saja. Ada nan merasa bahwa ditinggalkan kekasih ialah akhir dari segalanya. Dengan mudahnya, si wanita mengakhiri kehidupannya atas nama cinta.

Atau ketika apa nan dilakukan dua anak manusia pada waktu nan belum tepat ini membuahkan hal nan juag belum sepatutnya. Si wanita hamil. Tentu akan banyak lagi hal nan menjadi konsekuensi dari hal ini.

Walaupun saat ini kita merasakan bahwa kontrol masyarakat mengenai hal ini sudah begitu lemah dan tidak kuat lagi. Namun hal ini jelas akan menimbulkan imbas kepada diri si wanita dan juga orang nan ada di sekelilingnya.

Jika pada jaman dahulu kita sering diberikan cerita oleh kake ataupun nenek kita. Ketika ada pasangan muda mudi nan tertangkap sedang memadu kasih di loka nan tidak seharusnya, maka kebanyakan dari mereka akan langsung dinikahkan. Hal ini buat menghindari banyak hal nan tidak diinginkan.

Saat ini, banyak sudah pasangan nan melakukan kumpul kebo di dalam masyrakat kita. Dan masyarakat seakan sudah tidak memiliki taring lagi melawan mereka. Entah sebab sudah menjadi masyarakat nan cuek ataukah sebab alasan nan lain. Banyak dari kita nan menganggao bahwa hal itu bukanlah hal nan tabu lagi. Dan akhirnya, kita membiarkan hal itu buat banyak terjadi di sekeliling kita.

Apalagi kejadian hamil di luar nikah. Seakan sudah tidak ada lagi konsekuensi moral sosial nan ada. Anak nan hamil di luar nikah seakan masih kudus dan tidak melakukan kesalahan. Orang tua cukup menikahkan kedua pasangan sejoli ini. Dan kasus pun ditutup seakan tidak ada hal jelek di balik itu semua.

Birokrasi kita pun juga memudahkan akan hal ini. Walaupun di dalam Islam, sejatinya tidaklah diperbolehkan buat menikahkan anak gadis nan sedang hamil. Pernikahan harsu menunggu sampai bayi dilahirkan.

Namun, saat ini kita masih sering menjumpai pernikahan dari anak gadis nan sedang mengandung. Hal ini seakan dijadikan sebagai jalan keluar atas permasalahan nan terjadi.

Inilah kenyataan manusia nan menjadi budak cinta. Padahal sejatinya, ketika cinta itu dinikmati di saat nan tepat maka akan terasa lebih latif dan manis. Saat nan tepat ini ialah di saat memang sudah disahkan oleh ikatan agama, yaitu melalui pernikahan nan halal.

Secara agama hal ini akan menghalalkan semua interaksi antara laki-laki dan perempuan nan dahulunya masih belum diperbolehkan. Bahkan apapun nan dilakukan dalam rangka menyenangkan pasangan ini akan bernilai ibadah di sisi Alloh. Sungguh sangat latif bukan?

Inilah estetika dalam menjalin interaksi nan halal dalam bingkai pernikahan. Selain itu, seperti apa nan telah disebutkan Alloh di dalam surat Ar rum ayat 21, bahwa pernikahan nan terjadi akan memberikan ketenangan dalam kehidupan manusia itu sendiri.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada nan demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum nan berfikir”.

Sudah jelas bahwa cinta sejati ini ialah cinta nan sudah dihalalkan melalui ikatan pernikahan nan suci . Dalam melakukan segala hal di dalam rumah tangga sudah taka da perasan takut atau kkhawatir diketahui oleh orang lain.

Terlebih, segala apa nan dilakukan ialah melakukan ladang amal bagi kedua manusia yaitu suami ataupun istri. Apa nan mereka lakukan akan mendatangkan pahala.

Oleh sebab itualh bahwa ketika ada nan mengatakan bahwa buat menggapai kehidupan akhirat nan lebih menyenangkan yaitu di dalam surga maka salah satu jalannya ialah dengan menikah.

Segala penunaian kewajiban istri atas hak suami akan membawa pahala bagi sitri itu sendiri. Dan segala kerja keras suami buat menghidupi anak dan istrinya juga akan mendatangkan pahala nan tidak sedikti bagi si pria itu sendiri.Inilah estetika nan memang ada di dalam ikatan pernikahan nan suci.

Dalam hal hukum negara pun akan memberikan kenyamanan bagi siapapun nan telah menikah. Kedua anak manusia ini tidak perlu merasa takut buat dihujat atau ditangkap pihak nan berwajib sebab melakukan hal nan tidak seharusnya dilakukan. Ya itulah mukjizat cinta, misteri Tuhan.