Peradaban Antik Asia Afrika

Peradaban Antik Asia Afrika

Banyak sejarawan berpendapat bahwa faktor krusial nan mempengaruhi perkembangan peradaban manusia ialah sungai. Begitu pun dengan peradaban antik Asia Afrika. Peradaban antik Asia Afrika nan tinggal di wilayah sungai-sungai besar umumnya memiliki kebudayaan nan tinggi. Contoh bangsa-banga Asia Afrika nan memiliki peradaban antik Asia Afrika cukup tinggi pada masa lampau ialah nan tinggal di lembah sungai Nil.

Sungai Nil ialah salah satu sungai nan menjadi saksi dari peradaban antik Asia Afrika disamping banyak sungai-sungai lain. Sebut saja Sungai Gangga nan terletak di India, Sungai Kuning di Hwang Ho, dan Sungai Eufrat dan Tigris nan terletak di Mesopotemia. Kebesaran nama sungai-sungai tersebut tak dapat lepas dari cerita peradaban antik Asia Afrika.

Peradaban antik Asia Afrika merupakan salah satu peradaban antik dengan nilai sejarah nan cukup tinggi. Peradaban masyarakat nan hayati pada masa lampau menjadi krusial ketika dikaitkan dengan kehidupan nan terjadi sekarang ini. Bagaimanapun juga, apa nan terjadi kini, merupakan hasil dari apa nan telah dilakukan para pendahulu kita.

Tanpa disadari, penemuan-penemuan nan tercipta dari peradaban kuno, baik itu peradaban antik Asia Afrika maupun peradaban antik nan lain memberikan sebuah warisan besar nan berguna bagi kehidupan manusia kini. Warisan tersebut bisa dilihat dari beberapa bidang seperti pertanian ataupun perdagangan.



Peradaban Antik Asia Afrika

1. Peradaban Antik Asia Afrika - Peradaban Lembah Sungai Nil

Sungai Nil merupakan nan ajaib sebab ia selalu mengalir sepanjang tahun. Sekalipun musim panas, sungai ini pun tetap mengalirkan air nan sangat dibutuhkan oleh masyarakat nan tinggal di sekitarnya. Sungai ajaib ini menjadi salah satu saksi bisu dari peradaban antik Asia Afrika nan masih ada hingga kini.

Keajaiban nan terjadi pada salah satu sungai nan menjadi bagian dari peradaban antik Asia Afrika ini memiliki cerita nan tersendiri. Ada mitos nan mengatakan, sungai Nil dapat mengalir tanpa henti disebabkan air mata Dewi Isis nan selalu menangis. Dewi Isis pernah kehilangan putra kesayangannya nan gugur saat bertempur.

Secara ilmiah dijelaskan mengapa sungai Nil dapat mengalir sepanjang tahun. Air sungai Nil berasal dari pegunungan Kilimanjaro di Afrika Timur. Gletser nan mencair dari pegunungan tersebut mencair pada musim panas dan mengalir menyusuri sungai Nil. Klarifikasi ilmiah tentang air nan terus-terusan mengalir dari Sungai Nil sebagai saksi dari peradaban antik Asia Afrika juga disertakan.

Sungai Nil merupakan sungai terpanjang di global nan sekaligus menjadi bagian dari peradaban antik Asia Afrika. Airnya mengalir sejauh 6.400 kilometer dan bermuara di Bahari Tengah. Ada empat Negara nan dilewati Sungai Nil, di antaranya Sudan, Uganda, Mesir, dan Ethiopia.



2. Peradaban Antik Asia Afrika - Mesir sebagai Hadiah dari Sungai Nil

Herodotus nan hayati pada abad ke-5 SM sangat tepat mengatakan kalau Mesir merupakan hadiah sungai Nil. Karena berkat sungai Nil-lah, Mesir biasa menjadi bangsa nan memiliki kebudayaan dan peradaban tinggi di masa lalu sekaligus menjadi bagian krusial dari peradaban antik Asia Afrika.

Pada masa peradaban antik Asia Afrika, masyarakat Mesir menggunakan lembah sungai Nil nan demikian fertile buat bertani. Sungai Nil juga merupakan jalur transpotasi perdagangan antar negara. Banyak perahu-perahu dagang nan sering melintas di sungai terpanjang di global ini. Pada masa lalu Mesir telah menjalin interaksi dagang dengan Negara Funisia, Mesopotamia, di sekitar wilayah Bahari Tengah.



3. Peradaban Antik Asia Afrika - Politik Pemerintahan Mesir Kuno

Peradaban antik Asia Afrika nan terjadi di sepanjang Sungai Nil melahirkan banyak hal. Selain perekonomian, global politik juga terlahir disini. Proses politik Mesir berawal sejak tahun 4000 SM. Sejarah mencatat, bahwa Mesir merupakan bentuk dari komunitas-komunitas di desa nan menjadi kerajaan-kerajaan kecil dengan pemerintahan desa. Desa tersebut biasa disebut dengan nomen.

Diceritakan dalam cerita peradaban antik Asia Afrika , semakin lama, desa-desa kecil itu berkembang menjadi kota. Kemudian, kerajaan-kerajaan kecil tersebut disatukan menjadi Kerajaan Mesir Hilir dan Kerajaan Mesir Hulu. Menes ialah penguasa Mesir nan berperan menyatukan dua bagian kerajaan itu menjadi satu kerajaan Mesir nan besar.

Kerajaan Mesir diperintah oleh raja nan bergelar Fir'aun. Fir'aun berkuasa absolut di wilayah Mesir. Seluruh kekuasaan di wilayah Mesir berada pada kekuasaannya. Fir'aun dianggap dewa nan merupakan keturunan dari Dewa Osiris. Fir'aun menjadi tokoh nan cukup terkenal pada masa peradaban antik Asia Afrika.

Mulai dari tahun 3.400 SM, ada 30 dinasti berbeda nan pernah memerintah Mesir kuno. Peradaban Mesir antik dibagi kedalam tiga zaman: Zaman Kerajaan Mesir Tua (2660-2180 SM), Zaman Kerajaan Mesir Tengah (1640-1570 SM), dan zaman Kerajaan Mesir Baru (1570-1075 SM).



4. Peradaban Antik Asia Afrika - Hasil Peradaban Mesir Kuno

Cerita peradaban antik Asia Afrika tak dapat lepas dari cerita kerajaan nan berkembang pada masa lalu. Kerajaan Mesir tua merupakan zaman piramida. Pada masa inilah banyak sekali dibangun piramida. Ada beberapa piramida nan terkenal, di antaranya piramida Sakarah dari Fir'aun Gozeh dan Piramida Gizeh nan merupakan makam Fir'aun Cheops, Chifer dan Menkawa.

Pada masa kerajaan Mesir, seorang raja bernama Sestoris III mampu mempersatukan kembali Mesir nan sempat pecah pada masa berakhirnya kerajaan Mesir tua. Kerajaan nan berkembang pada peradaban antik Asia Afrika ini juga membuka huma pertanian, proyek irigasi, waduk, dan lain-lain. Sestoris III juga mampu meningkatkan perdagangan dan membuka interaksi dagang dengan negara-negara lainnya. Wilayah kekuasaan Mesir juga bertambah hingga ke selatan sampai Nubia (Ethiopia).

Zaman kerajaan Mesir baru pada masa peradaban antik Asia Afrika disebut dengan zaman imperium. Disebut begitu sebab pada Fir'aun Mesir sukses merebut Asia Barat termasuk wilayah Palestina, Funisia, dan Syria. Seorang raja bernama Imphotep IV merupakan orang nan pertama mengenalkan kepercayaan monoteisme di Mesir. Rakyat Mesir diharuskan hanya menyembah satu dewa, yaitu Dewa Aton (Dewa Matahari). Berbeda dengan Fir'aun-Fir'aun sebelumnya, Imhotep IV menyatakan dirinya sebagai manusia biasa, bukan dewa.

Peradaban antik Asia Afrika terus melahirkan bentuk kerajaan serta raja-raja baru. Pada saat Mesir baru di bawah pemerintahan Ramses II, rakyat Mesir menggali terusan nan menghubungkan sungai Nil dengan Bahari Merah. Sayangnya, ekskavasi itu belum berhasil. Raja Ramses II pernah membangun sebuah bangunan besar bernama Ramesseum. Ia juga membangun kuil dan makamnya di Abusimbel.

Peradaban antik Asia Afrika juga menyuguhkan cerita tentang kebudayaan serta tata cara kehidupan masyarakat pelakunya pada masa lalu. Salah satunya ialah bukti bahwa bangsa Mesir Antik telah mengenal tulisan nan disebut Hieroglyph berbentuk gambar nan ditulis di dinding piramida, tugu obelisk, dan daun papirus.

Selain itu, peradaban antik Asia Afrika nan terjadi di Mesir menceritakan bahwa Mesir antik juga telah mengenal sistem kalender berdasarkan siklus bulan nan kemudian diadopsi bangsa Romawi. Dalam bidang seni asitektur, Mesir Antik membuat bangunan terkenal nan disebut Sphinx dan Piramida. Bangunan-bangunan itu merupakan bukti kalau masyarakat Mesir kuni telah mengenal ilmu Matematika, Geometri, dan Arsitektur.