Tokoh-tokoh

Tokoh-tokoh

Nenek moyang kita telah membuat berbagai macam gambar senirupa . Bukti nan dapat kita saksikan sampai saat ini yakni di Gua Maros, Sulawesi. Nenek moyang kita membuat cetakan tangan dengan teknik semprotan pada dinding gua. Cap tangan tersebut berwarna merah. Rona ini memiliki arti kuat. Dapat saja maksudnya adanya kekuatan nan mampu melindungi mereka dari gangguan roh-roh jahat.

Tidak semuanya cetakan nan terbentuk berupa gambar tangan nan tersusun lengkap. Beberapa lukisan tampak jari-jarinya terpotong. Ini ada maksudnya, yaitu sebagai tanda duka cita sebab ada salah satu anggota nan meninggal dunia.



Gambar Seni Rupa Pada Masa Nenek Moyang

Lukisan pra-sejarah tak hanya terdapat di Gua maros. Gua-gua di Papua juga dijumpai lukisan tangan nan serupa. Mereka membuat lukisan tersebut sebab adanya penghormatan nan tinggi pada nenek moyangnya. Selain itu, ada maksud-maksud tertentu, antara lain sebagai inisiasi, upacara perdukunan, upacara minta hujan, rasa syukur dan kejadian-kejadian krusial lainnya.
Lukisan prasejarah tak hanya di bumi nusantara, di luar negeri juga dijumpai lukisan serupa.

Di dataran benua biru, misalnya negara Italia, spanyol, perancis. Di wilayah Asia, lukisan serupa terdapat di negara India, Thailand. Benua hitam (Afrika) dan Australia tidak luput dengan adanya lukisan prasejarah ini. Dilihat dari segi kesenian, lukisan prasejarah tersebut sudah mengandung unsur perasaan nan dalam.



Simbol-Simbol

Perkembangan gambar seni rupa selanjutnya bisa kita amati pada simbol-simbol peradaban mesir antik . Simbol-simbol peradaban mesir antik ini dipakai sebagai alat komunikasi. Kita tentu tak asing dengan istilah hierograph . Setiap bentuk simbol pada hierograph mengandung arti tertentu.

Simbol manusia berkepala kucing memiliki arti penjaga alam akhirat. Simbol manusia berkepala anjing nan sedang menimbang hati memiliki arti malaikat penghitung amal manusia. Simbol-simbol pada peradaban Mesir antik masih berhubungan dengan acara ritual-ritual keagamaan. Walaupun perkembangannya sudah dipakai buat alat komunikasi (tulisan).

Simbol-simbol peradaban mesir antik nan masih menyerupai benda-benda di alam mengalami penyederhanaan bentuk. Gambar benda alam tak terlalu praktis buat alat komunikasi sehingga diperlukan penyederhanaan simbol. Perkembangan alat komunikasi nan lebih praktis yakni tulisan paku nan berkembang di peradaban Mesopotamia.

Pada termin ini, alat komunikasi tak lagi menggunakan bentuk gambar. Simbol dan garis-garis sudah memiliki bunyi dan arti. Perkembangan symbol buat alat komunikasi berkembang pesat juga di wilayah India dan China. Pada tempat-tempat peribadatan di India dan China bisa dengan mudah dijumpai berbagai bentuk simbol nan memiliki arti.

Pengaruh Hindu dan Budha sangat terasa dalam ragam simbol dan tulisan nan dibuat oleh penganut agama ini. Gambar memang bersifat universal sehingga masyarakat nan tidak terdidik pun dapat memahami artinya. Penyederhaan-penyederhanaan oleh kaum cerdik dan pandai terus terjadi pada penggunaan simbol buat alat komunikasi .

Pemerintahan, perdagangan, dan interaksi antar kerajaan memerlukan bentuk simbol tulisan nan standar dan dapat dipahami secara universal. Hingga peradaban modern, kita sudah mengenal 26 macam huruf buat ragam tulisan. Pada perkembangan peradaban selanjutnya, gambar seni rupa mengambil objek benda-benda di alam. Manusia, tumbuhan, hewan, lansekap menjadi objek gambar.



Tokoh-tokoh

Manusia dilukis sinkron dengan bentuk aslinya. Ada aturan-aturan standar nan bersifat akademis dalam menggambar objek-objek alam ini. Pada jaman klasik, aturan-aturan standar ini diterapkan. Terutama mereka nan masih patuh dengan dogma gereja. Contoh lukisan klasik nan menganut genre naturalism atau realism bisa dijumpai pada buku teks kitab antik di gereja-gereja.

Para penganut genre lukisan klasik antara lain: Leonardo da vinci dan Michaelangelo. Karya lukisan mereka bisa disaksikan di gereja-gereja romawi. Banyak perupa nan tak puas dengan metode lukisan klasik. Mereka mendobrak aturan-aturan standar lukisan klasik. Mereka mendobrak aturan-aturan standar dengan mementingkan goresan-goresan kontur, volume dan garis.

Mereka mengindahkan cara pengamatan struktural bentuk dari objek nan akan digambar. Kita mengenal genre impresionisme . Lukisan ini menampilkan objek-objek gambar dengan pencahayaan nan kuat dan natural. Genre ini muncul pada abad sekitar 19. Para penganut genre impresionisme antara lain: monet, Renoir, dan pissaro.

Aliran impresionisme menjadi pendobrak kemunculan aliran-aliran selanjutnya seperti post-impresionisme, ekspresionisme, fauvism dan kubisme. Lukisan Van gogh nan berjudul ‘matahari’ merupakan genre post-impresionisme. Perasaan kuat nan ditampilkan dari sang pelukis sangat kuat.

Goresan tegas dan kuat. Sedangkan, lukisan nan lebih menonjolkan perasaan emosi ialah ekspresionisme. Putra Indonesia memiliki pelukis nan beraliran ekspresionisme yakni Affandi.

Perkembangan gambar seni rupa di bumi nusantara tak steril dari perkembangan bangsa-bangsa lain. Pada abad ke-7 sampai ke-8 perkembangannya dipengaruhi oleh kultur Hindu dan Budha. Kita dapat menyaksikan peninggalan nenek moyang dari bangunan candi nan tersebar di Pulau Jawa.

Candi Borobudur dan Prambanan merupakan salah satu di antara sekian banyak perkembangan seni rupa nan bernilai tinggi. Keruntuhan kerajaan Majapahit diikuti oleh masuknya perkembangan kultur islam. Dakwah dan syiar islam nan dilakukan oleh ulama-ulama islam pada abad ke-14 hingga ke-16 melahirkan kesenian wayang kulit. Corak ragam tokoh-tokoh pewayangan tidak kalah modernnya dengan genre abstrak dan kubisme di abad 20.

Indonesia memiliki pelukis beraliran naturalism nan terkenal sampai di benua Eropa. Dia ialah Raden Saleh. Lukisan Raden Saleh nan terkenal berjudul ‘Penangkapan Pangeran Diponegoro’ mengekspresikan bentuk perlawanan pada bangsa Belanda lewat lukisan. Demikian pula, lukisan nan berjudul ‘Pertarungan Harimau dan Banteng’.

Hewan harimau merupakan interpretasi dari sifat para bangsa belanda, sedangkan banteng merupakan interpretasi dari sifat para penduduk pribumi. Karya-karya Raden Saleh bisa langsung disaksikan di museum-museum.
Pada jaman perjuangan kemerdekaan Indonesia, lahir tokoh-tokoh nasional. Tidak hanya pada bidang politik nan mengalami perkembangan pesat, perkembangan gambar seni rupa pun mengalami hal nan sama.

Affandi mengekpresikan rasa nasionalisme dengan membuat gambar-gambar orang pribumi nan penuh semangat perjuangan. Poster orang pribumi nan bergambar lepas dari belenggu besi ialah salah satu ekspresinya. Affandi sebelum terkenal dengan genre ekspresionisme-nya, ia membuat gambar objek secara naturalis.

Pada masa penjajahan Belanda, lukisan nan berasal dari bumi nusantara didominasi objek pemandangan nan latif berlatar belakang alam tropis. Genre ini biasa dikenal dengan genre moii indie. Lukisan latif berobjek gunung, sawah, sungai dan beberapa petani nan sedang menanam padi. Tampak negeri nusantara ini makmur dan sentosa.

Propaganda politik lewat seni tak asing. Dan itu sudah terjadi sejak jaman dulu. Biasanya berhubungan dengan penguasa nan sedang memerintah. Hubungan seni dengan kondisi sosial politik saling mempengaruhi. Pada saat pergolakan politik dalam negeri di tahun 1965, seni disusupi oleh berbagai macam idelogi politik.

Partai politik berhaluan kiri mengedepankan seni dalam penyaluran pandangan politik kepada masyarakat umum. Mereka sukses memikat masyarakat generik menjadi pendukungnya. Tentu kita tak asing dengan tokoh perupa Joko Pekik nan terkenal dengan lukisan berjudul “Celeng “. Sebuah citra interpretasi dirinya melihat situasi sosial, politik, ekonomi nan terjadi pada Negara Indonesia. Itulah Gambar seni rupa dari masa ke masa. Semoga bermanfaat.