Hutan Amazon Sebagai Pariwisata

Hutan Amazon Sebagai Pariwisata

Indonesia merupakan negara nan diberikan kekayaan alam nan melimpah. Sebagai negara tropis nan terletak di garis khatulistiwa, serta memiliki hutan tropis nan luar biasa indahnya. Tapi, jangan keburu kagum dulu sebab bukan hanya Indonesia nan memiliki hutan tropis sebagai paru-paru dunia. Ada satu lagi nih hutan nan juga memiliki kekayaan nan luar biasa. Apalagi kalau bukan hutan Amazon.

Hutan Amazone, atau disebut juga Amazonia, merupakan salah satu sumber daya alam terbesar di dunia. Vegetasi hutan Amazone mendaur ulang karbondioksida menjadi oksigen secara terus menerus. Bahkan, hutan ini dikenal sebagai hutan tropis nan terluas di dunia. Wah, tidak heran jika hutan nan terletak di Amerika ini memberikan kontribusi nan besar bagi kehidupan seluruh manusia.

Hutan Amazone terkenal sebagai paru-paru bumi sebab 30% oksigen di bumi diproduksi di sini. Suhu tinggi dan curah hujan merata terjadi sepanjang tahun di hutan nan terletak di Amerika ini. Iklimnya hangat dan lembap, dengan suhu rata-rata 26°C. selain itu hutan terluas di global ini juga dikenal dengan nama ‘neraka hijau’ sebab sungai nan meluap tiap tahunnya. Selain itu juga terdapat berbagai serangga liar nan langka.

Hutan nan termasuk ke dalam jenis hutan tropis ini terletak di Amerika Selatan. Luasnya meliputi 7 juta km2 Ia melalui 9 negara, yaitu Brasil (mencakup 60%), Kolombia, Peru, Venezuela, Ekuador, Bolivia, Guyana, Suriname, dan French Guiana. Hutan Amazone mewakili lebih dari separuh hutan di bumi nan masih tersisa. Keanekaragaman flora dan faunanya, tentu tidak diragukan lagi. Hutan ini merupakan loka hayati 30% dari jumlah seluruh spesies hewan global dan setengah dari seluruh spesies tanaman di seluruh dunia. Mau tahu seperti apa keunikan dan keanekaragaman flora dan fauna di neraka hijau ini? Ini dia, informasinya.



Flora dan Fauna Hutan Amazon

Hutan Amazone memiliki spesies flora dalam jumlah nan luar biasa besar. Menurut pakar botani, dalam 1 hektar ditemukan 700 spesies pohon dan jumlah tumbuhan mencapai dua kali lipatnya. Angka nan menakjubkan bukan?

Ciri khas nan menakjubkan ialah tingginya taraf kerapatan pohon. Pohon-pohon itu sendiri menjulang sangat tinggi. Banyak pohon mencapai ketinggian 130 m. Area di bawah pohon-pohon tersebut gelap sebab cahaya matahari sulit menembus kanopinya. Kanopi hutan Amazone merupakan rumah bagi ribuan spesies serangga dan burung.

Serangga nan hayati di hutan dengan taraf kelembaban nan tinggi tentu berbeda dengan serangga-serangga pada umumnya. Serangga di hutan ini termasuk serangga liar nan langka, bahkan beberapa di antaranya ada nan belum diberi nama sebab sulit buat melakukan observasi di hutan neraka hijau ini.

Salah satu flora nan hayati di hutan tropis ini ialah anggrek atau dalam bahasa ilmiahnya disebut dengan Orchidaceae . Anggrek mampu beradaptasi dengan cara menempel atau ‘menumpang’ pada tanaman lain. Selain itu ada juga pohon pisang, teratai raksasa, pohon kuping gajah, jarda, sapodilla, dan tanaman-tanaman lain nan memiliki ketinggian hingga 130 meter.

Hutan nan juga merupakan paru-paru global ini melingkupi hampir separuh wilayah Brasil. Para ilmuwan mempercayai bahwa pada kanopi hutan Amazone terdapat separuh spesies hewan di dunia. Lebih dari 500 spesies mamalia, 175 spesies kadal, 300 spesies reptil, dan sepertiga burung di global hayati di hutan Amazone. Sekitar 30 juta jenis serangga juga ditemukan di hutan ini.

Pernahkah Anda menonton film “Anaconda”? Nah, ternyata reptil ganas nan satu ini juga bisa ditemukan di hutan terluas di global ini. Anaconda atau dalam bahasa latinnya disebut dengan Eunectes murinus, hayati di sungai Amazon nan habitatnya berada di rawa-rawa dan semak belukar. Selain itu juga ada babi hutan nan bobotnya dapat mencapai 200 kg.

Selain anaconda dan babi hutan, neraka hijau ini juga merupakan loka bernaung bagi elang, tapir, jaguar, burung, boa, kupu-kupu, berbagai jenis serangga liar. kupu-kupu di hutan ini spesiesnya mencapai ribuan. Hal ini tidak mengherankan sebab kupu-kupu menyukai loka nan lembab. Sehingga hutan ini merupakan rumah terbaik bagi perkembangbiakan mereka.

Selain flora dan fauna, terdapat juga penduduk orisinil hutan Amazone. Mereka ialah suku-suku orisinil nan hingga mencapai 350 suku nan hayati turun-temurun selama ribuan tahun. Mereka memanfaatkan alam buat bercocok tanam, membuat baju, dan obat-obatan tradisional. Saat ini, lebih dari 30 juta penduduk hayati di sekitar Amazone.

Meskipun sebagian besar telah hayati di kota, mereka tetap bergantung pada ekosistem Amazone buat menghasilkan pangan, bahan standar bangunan, serta produk perekonomian lainnya. Dengan kata lain, ekosistem Amazon nan seharusnya terjaga sedikitnya juga mengalami kerusakan sebab dimanfaatkan oleh suku-suku ini.

Sayangnya, jumlah suku orisinil nan mendiami Amerika Selatan telah menurun drastis. Hal ini disebabkan oleh adanya kolonisasi, penyakit, buruh, dan budak perang. Saat ini, masih ada sekitar 200 suku orisinil nan mendiami hutan Amazone. Mereka berbicara dalam 180 bahasa nan berbeda dan dengan kebudayaan masing-masing.



Kondisi Mutakhir Amazon

Nasib hutan Amazon di Amerika ini rupanya hampir sama dengan hutan tropis di Indonesia nan mengalami deforestasi. Saat ini, lebih dari 20% hutan Amazone telah rusak. Kerusakan terjadi sebab pembabatan hutan buat peternakan, penambangan, ekspor kayu, dan pertanian. Beberapa area hutan dibakar buat menghasilkan arang buat proses industri.

Dalam kurun waktu 50 tahun, lebih dari separuh hutan di global telah rusak sebab kebakaran dan penebangan liar. Ilmuwan memprediksi bahwa 130 spesies tumbuhan, hewan, dan serangga wafat setiap harinya. Jika hal tersebut berlangsung terus-menerus, semua hutan di global akan habis dalam waktu kurang dari 40 tahun.



Hutan Amazon Sebagai Pariwisata

Walaupun memiliki berbagai flora dan fauna liar, hutan nan kaya akan sumber daya alam ini memiliki estetika nan menarik para wisatawan. Di komplek hutan Amazon terdapat hutan Manu Peru nan memiliki berbagai jenis flora dan fauna nan hanya Anda dapat temui di sana. Kawasan hutan Manu Peru memiliki kekayaan biota nan paling beragam, yaitu hingga mencapai 1.000 spesies burung, 200 mamalia, 13 jenis monyet, ribuan kupu-kupu, dan berbagai macam tanaman berbunga.

Sebagai loka wisata, kawasan hutan ini memiliki daerah nan disebut sebagai Taman Nasional Manu dan The Cultural Zone. Di Taman Nasional Manu, dapat dilihat berbagai spesies tanaman dan binatang nan bahkan belum Anda ketahui sebelumnya. Pemandangan menakjubkan nan menyuguhkan kekayaan alam dapat membuat semua orang lupa akan kata ‘pulang ke rumah’.

Namun, pengunjung tetap tak diperbolehkan menyentuh atau merusak ekosistem di kawasan wisata alam ini. Semua hewan termasuk ke dalam hewan nan dilindungi, dengan melihatnya saja akan merasakan pengalaman nan luar biasa. Tidak merusak ekosistem mereka pun menjadi salah satu langkah kecil buat melestarikan alam.

Tak perlu risi dengan fasilitas nan tersedia. Di sana, terdapat penginapan nan luar biasa. Menikmati estetika alam di malam hari dengan suasana khas nan membuat para pengunjung terpesona. Anda dapat melihat estetika dan ekosistem hutan tropis nan menakjubkan serta mendengarkan suasana khas hutan nan akan menemani pengalaman di sana.

Selain taman nasional, salah satu kawasan hutan terbesar di global ini rencananya juga akan menambah sebuah jalan nan dapat dinikmati mulai tahun 2014. Jalan ini berada di atas hutan sehingga Anda dapat menikmati estetika hutan Amazon nan terletak di Brazil dengan jeda hingga 10 km. Menakjubkan sekali.

Selain sebagai kawasan wisata, jalan nan akan tampak seperti jembatan ini juga dibangun buat keperluan penelitian hutan tersebut. Selain itu juga diharapkan bisa memberikan pekerjaan buat suku-suku orisinil Amazone sehingga mereka dapat bertahan hayati tanpa harus merusak hutan.