Manfaat Lain Limbah Organik

Manfaat Lain Limbah Organik

:

Limbah ialah residu hasil dari aktivitas nan tak terpakai, misalnya contohnya nan paling dekat ialah sampah atau limbah rumah tangga. Keberadaan limbah dari mulai limbah hasil rumah tangga hingga hasil produksi, membuat lingkungan menjadi tak sehat lagi. Sebab, akibat dari limbah ini mampu memberi pengaruh jelek bagi kesehatan. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah penanganan limbah organik secara tepat.

Dampak dari limbah nan tak diolah dengan baik juga akan mengganggu kelestarian alam. Sebab itulah, diperlukan upaya spesifik dalam penanganan limbah organik. Dalam artikel ini kita akan membahas bagaimana pemanfaatan limbah organik. Agar kebermanfaatan dari limbah ini menjadi lebih berguna bagi manusia.



Penanganan Limbah Organik Menjadi Pupuk

Penanganan limbah organik nan berasal dari limbah peternakan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk ataupun kompos. Hal ini dapat dilakukan di desa ataupun di kota, dimana banyak limbah organik nan dapat dimanfaatkan sedemikian rupa buat menjadi barang nan lebih bermanfaat. Cara ini dilakukan buat mengurangi akibat jelek limbah organik. Selain itu limbah non-organik juga dapat dimanfaatkan buat meraih laba (profit).

Melimpahnya sampah organik di beberapa kota besar, cenderung akan menjadi masalah buat kesehatan dan juga kelestarian apabila tak dimanfaatkan dengan baik. Kota seperti Denpasar, Jakarta, Surabaya, Semarang, ataupun Medan, rata-rata memiliki volume sampah organik hingga 27.000 meter kubik per harinya. Dapat kita bayangkan betapa repotnya mengurus begitu banyak sampah dan menanggulangi akibat buruknya. Sebab itu, pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk dapat dijadikan sebuah solusi praktis.

Limbah organik ialah limbah nan dapat diuraikan dengan terjadinya proses pelapukan dan akan terurai menjadi molekul organik nan lebih kecil lagi. Limbah organik sangat mudah dimanfaatkan misalnya menjadi pupuk. contohnya pada limbah sampah organik nan berupa daun-daun, jerami, alang-alang, limbah dapur, dan sebagainya. Dapat pula berupa limbah sayur mayur nan berasal dari pasar. Selain itu, limbah ikan dan berbagai macam daging juga merupakan limbah organik.

Untuk mengelola limbah organik menjadi kompos ataupun pupuk, memang dibutuhkan sedikit aksi. Mengelola sampah organik menjadi pupuk akan membuat penghematan energi di Indonesia menjadi lebih terwujud. Mengapa? Sebab konsumsi limbah organik buat dijadikan pupuk urea akan mengurangi beban di sektor industri nan saat ini telah menghabiskan hingga 44,5 persen dari seluruh total beban konsumsi pupuk di Indonesia.

Adanya pupuk kompos akan mengurangi beban penggunaan pupuk kimiawi. Pupuk kompos selain baik buat menyuburkan tanaman juga tak berbahaya bagi kesehatan tanaman. Sebab, pupuk kimiawi nan digunakan sebagai penyubur tanaman akan membuatnya menempel lebih lama di sekitar tanaman. Saat dikonsumsi, sayur mayur atau buah-buahan ini apabila tak dicuci dan diolah dengan cara nan benar, masih mengandung zat-zat kimiawi dari pupuk .



Keranjang Takakura buat Membuat Kompos

Lalu bagaimana mengolah limbah organik buat dijadikan sebagai zat penyubur seperti pupuk? Pengolahan limbah organik nan berasal dari limbah rumah tangga, kita dapat menggunakan keranjang takakura. Keranjang ini ditemukan oleh masyarakat Jepang, dan berhasil memopulerkan adanya kompos di Jepang. Koji Takakura merupakan orang nan menemukan keranjang pembantu buat mengolah limbah organik.

Dengan keranjang takakura seseorang dapat membuat pupuk kompos selama kurang lebih tujuh hari. Keunikan dari keranjang takakura ini ialah dalam membuat pupuk ataupun kompos tak mengundang lalat dan tak menimbulkan bau busuk.

Untuk membuat kompos dari limbah bahan organik dengan menggunakan keranjang takakura ialah sebagai berikut.

  1. Siapkan keranjang laundry ukuran sedang, benang nilon buat menjahit kain berpori, juga kain berpori, sekam, mirkoorganisme cair (bisa dibeli di toko pupuk) dan sampah/limbah organik.
  2. Isilah keranjang takakura dengan membungkusnya dengan kain kasa, lalu masukkan sekam, mikroorganisme cair, dan selanjutnya mengaduknya dengan tangan.
  3. Menggunting kain kasa nan menjahitnya sehingga dapat menampung kompos dan dijahitkan di tepi keranjang takakura.
  4. Gunting kardus menjadi beberapa bagian, kemudian tempelkan di sekeliling keranjang takakura. Selanjutnya sekam diletakkan sebagai bantal di bagian dasar keranjang.
  5. Microorganisme cair nan telah diletakkan di dalam spray disemprotkan ke dalam kardus dan juga pada bantal sekam. Lakukan dengan perlahan hingga merata ke seluruh bagian.
  6. Siapkan kompos, kemudian dimasukkan secara perlahan ke dalam keranjang takakura.
  7. Siapkan limbah atau sampah organik nan telah dicacah kecil-kecil hingga merata di dalam keranjang.
  8. Tutup keranjang dengan kain nan telah disesuaikan besarannya dengan keranjang hingga rapi, dan tampak padat. Guna dari kain epilog ini ialah buat mencegah masuknya serangga ke dalam area kompos.
  9. Tutup kedap kembali kain tadi dengan merekatkannya ke atas keranjang takakura. Pastikan bahwa kain menutup dengan rapat. Nah, keranjang takakura telah siap buat digunakan.

Jika keranjang Takakura ini telah padat, dan nampak penuh, maka sebaiknya sepertiga dari kompos segera diambil buat kemudian dimatangkan di dalam kebun. Proses pematangan ini memerlukan waktu setidaknya hingga 2 minggu. Selanjutnya, siap buat dimanfaatkan sebagai pupuk dan juga kompos. Sedangkan residu dari kompos nan masih ada di dalam keranjang, bisa dipakai sebagai starter buat kompos selanjutnya. Penggantian kardus dilakukan setiap 3 hingga 6 bulan sekali, setelah itu baru kardus bisa tergantikan dengan lainnya.



Manfaat Lain Limbah Organik

Apabila sebagian besar keluarga di Indonesia ini dapat memanfaatkan keranjang takakuran buat pengolah limbah organik dengan menggunakan keranjang takakura, maka betapa banyak kegunaan nan dapat diambilnya. Salah satunya ialah mampu mengurangi kandungan dari gas CH4 nan timbul dampak adanya tumpukan sampah organik.

Pengomposan limbah organik ini akan menyelesaikan masalah sampah atau limbah hingga 55 persen. Apalagi jika didukung dengan pemanfaatan limbah anorganik nan dengan melakukan daur ulang, maka masalah sampah hanya tinggal 35 persen saja. Hal ini tentu saja sangat bagus buat kelestarian dan kesehatan lingkungan.

Manfaat lainnya dari pemanfaatan limbah organik ini ialah upaya mengurangi gas metana (CH4). Sebab, gas metana ini ternyata menyebabkan terjadinya pemanasan dunia dan mengurangi kelestarian hidup. Gas metana mampu melipatgandakan terjadinya proses pemanasan dunia hingga 22 kali apabila dibandingkan dengan pengaruh karbondioksida nan dihasilkan oleh beberapa ragam industri. Ini akan dicegah jika seluruh keluarga di Indonesia utamanya, dapat melakukan pengomposan secara berkala.

Pemanfaatan limbah organik ini dapat disosialisasikan di desa-desa, atau bahkan di perkotaan. Utamanya pada pasar-pasar tradisional, dan juga pasar ikan. Caranya ialah dengan melakukan pendampingan kepada masyarakat agar dapat melakukan pengomposan. Beberapa cara buat menarik minat masyarakat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

  1. Melakukan penyuluhan secara berkala, dan memberikan contoh di setiap lingkungan RT, RW, ataupun Kelurahan/Desa.
  2. Memberikan penerangan kepada masyarakat, dan menjadikan kegiatan buat membuat kompos sebagai kegiatan bersama.
  3. Memberikan penyuluhan mengenai bahaya dunia warming , sehingga lebih bersikap responsif terhadap kelestarian alam.
  4. Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya hayati sehat dan ramah lingkungan.

Dengan cara ini masyarakat akan lebih tertarik buat lebih memperhatikan lingkungan di sekitarnya. Diharapkan pengomposan dengan menggunakan keranjang takakura bisa dilakukan oleh semua pihak. Cara ini akan membuat penanganan limbah organik menjadi lebih maksimal dan berlimpah manfaat. Selamat berkarya!