Misteri Patung Moai di Pulau Paskah, Loka Paling Misterius di Dunia

Misteri Patung Moai di Pulau Paskah, Loka Paling Misterius di Dunia

Dimanalah loka paling misterius di dunia? Pulau Paskah boleh jadi salah satu loka paling misterius di dunia. Pulau Paskah, Rapa Nui , dan Isla de Pascua merupakan tiga nama nan inheren pada satu loka di Chili; sebuah pulau nan di dalamnya banyak dijumpai patung batu.

Penduduk setempat menyebut patung-patung raksasa nan berbentuk orang itu sebagai moai . Ada juga beberapa artefak peninggalan moyang setempat nan hingga kini masih tersimpan di sana.

Tak hanya itu. Ada legenda manusia burung dan peperangan antarsuku nan kian melengkapi pulau itu sebagai salah satu loka paling misterius di global . Bahkan, UNESCO pun menjadikan Pulau Paskah sebagai salah satu situs warisan global nan dilindungi.



Tempat Paling Misterius di Global - Sejarah Rapa Nui

Sebagai salah satu loka paling misterius di dunia, sebenarnya nama Rapa Nu i bukanlah nama orisinil Pulau Paskah. Nama itu ialah pemberian para imigran pekerja dari suku orisinil Rapa di Kepulauan Bass. Sedangkan suku Rapa Nui sendiri menamakan pulau misterius itu sebagai Te Pito O Te Henua . Artinya, pusar dunia. Nama tersebut dipilih sebab kawasan itu memang begitu terpencil.

Meski terpencil, keturunan imigran dari Polinesia—kemungkinan dari Pulau Mangareva—ternyata berminat buat menempatinya. Merekalah penduduk nan pertama kali menginjakkan kaki di “Pusar Dunia”.

Dengan berbekal pisang, talas, ubi manis, tebu, dan ayam, mereka memulai hayati baru di sana. Dengan membangun sistem pemerintahan nan berpusat pada raja, masyarakat baru ini pun menghidupi peradaban nan nisbi maju dan kompleks.

Hingga akhirnya seorang pakar navigasi asal Belanda—Jakob Roggeveen—menemukan “negara” kecil itu pada Hari Paskah tahun 1722. Saat itu, ia terheran-heran demi menyaksikan jajaran moai berusia 400 tahun di sepanjang garis pantai. Untuk mengenang inovasi itu, Roggeveen menamakan pulau berbentuk segitiga ini sebagai Pulau Paskah.

Sang pakar navigasi memperkirakan penduduk Pulau paskah tidak lebih dari 3.000 orang. Namun, ternyata perkiraannya salah. Penduduk di sana mencapai sekitar 15.000 orang pada abad ke-17.

Seratus tahun sebelum kedatangan Belanda, peradaban Rapa Nui telah mengalami kemunduran. Kepadatan jumlah penduduk nan tidak sepadan dengan daya dukung alam menyebabkan kemerosotan tersebut. Mereka mengeksploitasi hutan dan sumber daya alam lainnya tanpa perhitungan matang.

Pulau Paskah akhirnya menjadi loka nan kian sepi pada abad ke-19. Tepatnya, manakala terjadi pembuangan ke luar negeri penduduk besar-besaran ke Peru dan Chili sebagai budak. Belum lagi berbagai endemi penyakit nan dibawa oleh orang Barat.

Semua itu seakan memusnahkan seluruh populasi Rapa Nui, dan hanya menyisakan 111 orang pada 1877. Akhirnya, Pulau Paskah dianeksasi Chili pada 1888 oleh Policarpo Toro.



Lingkungan Hayati nan Terbengkalai di Pulau Paskah, Loka Paling Misterius di Dunia

Dahulu kala, Pulau Paskah nan tandus ialah hutan basah berdaun lebar nan subur. Di sana terdapat pepohonan, belukar, pakis, dan rumput. Pohon palem besar dan pohon toromiro (Sophora toromiro) merupakan jenis pohon mayoritas di sana.

Namun, suku Rapa Nui nan pertama kali menghuninya mulai membabati hutan demi membangun landasan loka moai , perahu, dan rumah. Jumlah ikan dan burung-burung di sana pun menurun.

Tak kehilangan akal, mereka pun mulai berburu ayam dan tikus buat mengganjal perut sehari-hari. Berdasarkan sisa-sisa manusia penghuni Pulau Paskah, ada bukti bahwa kanibalisme pun terjadi dampak kurangnya bahan pangan.

Kesulitan hayati dan kondisi alam nan tidak mendukung mendorong para penduduk orisinil buat mengembangkan tradisi baru. Yaitu, membagikan sumber pangan nan telah tersisa sedikit. Para pemuja manusia burung ( manutara ) mengadakan pertandingan antarsuku di setiap tahunnya.

Masing-masing wakil suku harus menyelam ke bahari buat menuju Motu Nui, sebuah pulau kecil nan memiliki kawanan burung sooty tern . Usai mencapai Motu Nui, setiap peserta pertandingan harus berlomba mencari telur pertama nan ditetaskan burung itu.

Perenang pertama nan kembali dan sukses membawa telur itu ialah sang pemenang. Dialah nan berhak mengatur sumber daya alam di sana dengan adil.



Misteri Patung Moai di Pulau Paskah, Loka Paling Misterius di Dunia

Hingga kini, patung-patung batu nan menjadi karakteristik khas Pulau Paskah tetap menjadi misteri. Ada banyak pendapat nan mencoba menyingkap rahasia itu. Namun, semua itu pun masih menjadi kontroversi. Ilmu arkeologi memperkirakan pemahatan moai berlangsung antara tahun 1600 dan tahun 1730.

Ada lebih dari 600 buah patung raksasa nan ditemukan di pulau kerontang itu. Rata-rata memiliki berat 30-50 ton, dengan tinggi 3-19 meter. Walaupun bagian nan terlihat di masa kini hanyalah berupa kepala, moai sesungguhnya memiliki batang tubuh lengkap. Namun, sebagian telah tertimbun tanah dan pasir hingga sebatas leher.

Berdasarkan penelitian, patung batu itu diciptakan oleh penduduk asli. Mereka membuatnya dengan cara memahat bebatuan gunung berapi nan menjulang tinggi di Pulau Paskah. Sedikitnya ada empat gunung berapi di sana.

Hal ini terbukti dengan ditemukannya jejak-jejak pembuatan patung di Rano Raraku—sebuah kaldera gunung barah utama. Tersebar sekitar 400 moai nan belum tuntas dipahat, nyaris selesai dipahat, dan sudah rampung dibuat, namun belum dipindahkan.

Aneka moai itu diduga sebagai media ritual pemujaan suku-suku nan menghuni Pulau Paskah. Setiap suku tentunya memiliki puluhan moai tersendiri.

Sayangnya, setiap kali terjadi perang antarsuku, patung-patung itu pun menjadi target amarah mereka. Penghancuran demi penghancuran akhirnya membuat arca pemujaan itu menjadi semakin langka.

Ada juga keyakinan bahwa patung-patung raksasa itu merupakan perwujudan dari arwah leluhur, atau sebagai penanda makam. Ada juga nan dianggap mewakili sosok tokoh terkemuka dan menjadi simbol status keluarga.

Bentuknya pun menunjukkan mana nan dari suku Kuping Panjang dan mana nan milik suku Kuping Pendek. Sebab, ada patung bertelinga panjang, dan ada nan bertelinga pendek.

Jika moai merupakan simbol kepala suku, maka penduduk mempercayai bahwa patung itu akan menangkap mana (kekuatan gaib) sang kepala suku. Dengan menjaga mana itu, keberuntungan akan menjelang. Misalnya, hujan akan turun buat menyuburkan tanah dan tanaman.



Rongorongo; Sebuah Prasasti Perdamaian di Pulau Paskah, Loka Paling Misterius di Dunia

Konon, penduduk Polinesia nan pertama kali menemukan Pulau Paskah akhirnya terpecah menjadi dua suku besar: Suku Kuping Panjang dan suku Kuping Pendek. Mereka terkenal sebagai pakar pahat dan ukir.

Selain moai , keahlian mereka juga dapat dilihat pada prasasti nan terkenal dengan sebutan rongorongo . Prasasti ini diyakini sebagai dokumen perjanjian damai antara suku Kuping Panjang dan suku Kuping Pendek.

Naskah rongorongo ditulis dalam bahasa Oceania, penuh lambang atau gambar nan hingga detik ini maknanya belum terpecahkan. Peneliti asal Hongaria, Wilhelm atau Guillaume de Hevesy, menemukan persamaan karakter naskah rongorongo dengan naskah prasejarah di Lembah Indus (India), nan memiliki tanda cap dari peradaban Mohenjo-daro.

Begitulah Pulau Paskah dengan segala misterinya. Semua itu hanya dapat djumpai di Chili, tepatnya di selatan Samudra Pasifik.

Hingga kini, salah satu loka paling misterius di global itu masih menyimpan berjuta tanda tanya bagi siapa pun. Tertarikkah Anda berkunjung ke Pulau Paskah, buat mengungkap apa nan sebenarnya terjadi di sana?