3. Sudirman

3. Sudirman

Indonesia ialah negara kesatuan nan memiliki kekuatan militer cukup besar di wilayah Asia Tenggara. Sejarah kelahiran bangsa ini tak luput dari jasa-jasa para tokoh global militer .

Tercatat banyak nama tokoh nan berperan besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, berbagai peristiwa heroik lainnya di Indonesia juga selalu melibatkan para tokoh militer nan berjasa, seperti pada peristiwa pemberontakan Gerakan 30 September oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

Di samping itu, masih banyak tokoh militer nan tercatat meraih prestasi dalam sejarah Indonesia . Beberapa di antaranya memiliki pengaruh nan besar dalam global militer Indonesia. Berbagai nama dikenal masyarakat sebagai tokoh nasional nan berjasa, baik sebagai presiden, wakil presiden, menteri, maupun tokoh-tokoh lain nan perannya cukup besar dalam membangun bangsa ini.

Berikut beberapa nama tokoh militer nan berpengaruh di Indonesia.



1. Soeharto

Soeharto ialah tokoh nan sangat berpengaruh dalam sejarah dan global militer negara Indonesia. Dia ialah presiden kedua Republik Indonesia. Presiden kelahiran Yogyakarta ini menjabat sebagai presiden selama 31 tahun.

Selama kepemimpinannya, Soeharto banyak memberikan kontribusinya dalam pembangunan negara Indonesia. Oleh sebab itu, dia juga dikenal dengan sebutan Bapak Pembangunan.

Sebelum menjabat sebagai presiden pertama Indonesia, yakni Presiden Soekarno. Soeharto merupakan pemimpin militer pada masa pendudukan Belanda dan Jepang. Pangkat terakhirnya ialah Mayor Jenderal .

Pada masa pendudukan Belanda, Soeharto bergabung dengan pasukan kolonial Belanda, KNIL. Pada saat terjadinya perang global II pada 1942, Soeharto diutus buat menjadi tentara cadangan di Markas Besar Angkatan Darat (AD) di Bandung.

Karier militernya bermula saat Soeharto menjadi siswa di sebuah sekolah militer nan terletak di Gombong, Jawa Tengah, pada 1 Juni 1940. Dia sukses menjadi lulusan terbaik setelah menjalani berbagai latihan dasar selama enam bulan.

Pangkat pertamanya ialah kopral. Kemudian, dirinya terpilih menjadi seorang prajurit di Sekolah Bintara. Lalu, dia resmi menjadi seorang anggota TNI (Tentara Nasional) Indonesia pada 5 Oktober 1945.

Pada masa perang kemerdekaan, Soeharto banyak terlibat dalam memimpin aksi perjuangan tentara Indonesia. Meskipun perang kemerdekaan telah berakhir, dirinya tetap menjadi seorang Komandan Brigade Garuda Mataram nan dilengkapi dengan pangkat letnan kolonel.

Dia juga terlibat dalam sebuah operasi nan bergerak buat kegiatan penumpasan pemberontakan Andi Azis di Sulawesi Selatan dan berperan sebagai pemimpin Brigade Garuda Mataram. Setelah itu, prestasinya semakin cemerlang saat dilantik sebagai Komandan Angkatan Perang Republik Indonesia Perkumpulan (APRIS) sektor Kota Makassar.

Pada saat itu, dia dibebani kewajiban buat mengamankan Kota Makasar dari banyaknya kegatan nan merugikan dari eks KNIL. Pada masa presiden Soekarno, Soeharto juga diangkat sebagai Panglima Komando Mandala Pembebasan Irian Barat.

Soeharto nan kala itu berpangkat Brigadir Jenderal dilantik sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat. Dia ditugaskan buat membubarkan Partai Komunias Indonesia (PKI) dan seluruh ormas nan berafiliasi kepada PKI. Puncak prestasinya diraih saat Soeharto sukses mengambil alih kekuasaan dari tangan Presiden Soekarno dan menjabat sebagai presiden buat 31 tahun lamanya.



2. Susilo Bambang Yudhoyono

Susilo Bambang Yudhoyona (SBY) merupakan presiden Indonesia nan keenam. Dia menjabat sejak periode 2004 sampai 2009, dilanjutkan pada periode berikutnya, yakni 2009-2014.

Sebagai presiden, SBY merupakan presiden pertama nan dipilih secara langsung oleh rakyat dalam pemilihan generik (Pemilu) dan menjadi presiden pertama nan menyelesaikan masa kepresidenannya selama masa reformasi. Pada periode pertama, SBY didampingi Jusuf Kalla sebagai wakil presiden, sedangkan pada periode kedua, dirinya didampingi Boediono, sebagai wakil presiden.

Dalam global militer, SBY merupakan sosok nan memiliki pengaruh cukup besar. Karier militernya bermula saat dirinya lulus dari Akademi Militer pada tahun 1973. Dia lulus dengan memperoleh penghargaan Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik.

Selain itu, dia juga mendapatkan penghargaan Tri Sakti Wiratama sebagai murid dengan prestasi terbaik, baik dari segi mental, fisik, dan intelektualitas. Setelah lulus, SBY bergabung di Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad hingga tahun 1976. Setelah itu, dia mengikuti berbagai pendidikan militer di Airborne School , Army Rangers , dan Airbone and Ranger Course ( Fort Benning ) di Amerika Serikat.

Selain di lapangan, SBY juga aktif dalam pendidikan militer sebagai dosen pada Seskoad Korspri Pangab pada periode 1989 hingga 1993. Karier militernya semakin cemerlang setelah dia menduduki beberapa posisi strategis dalam kariernya, termasuk setelah menjabat sebagai Kepala Staf Teritorial (Kaster) TNI dengan pangkat Letnan Jenderal.

SBY kemudian pensiun dari global militer setelah diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan (Menkopolsoskam) pada era kepemimpinan Presiden Abdurahman Wahid. Setelah itu, dia kembali diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam) pada masa Presiden Megawati. Namun, dia mengundurkan diri pada tahun 2004.



3. Sudirman

Sudirman merupakan salah satu tokoh besar dalam sejarah bangsa Indonesia. Jenderal besar TNI nan gugur dalam masa pemberontakan kemerdekaan ini merupakan seorang perwira tinggi militer Indonesia. Dia ialah perwira pertama Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Sudirman mendapatkan gelar Jenderal Besar Anumerta dengan bintang lima pada tahun 1997. Gelar tersebut hanya dimiliki tiga orang jenderal di RI, yaitu dirinya, Muhammad Soeharto, dan Abdul Haris Nasution.

Karier militernya diawali saat masa pendudukan Jepang. Saat itu, dirinya bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) nan terletak di kota Bogor, Jawa Barat. Di PETA , dia banyak menerima pelatihan militer dari tentara Jepang.

Setelah masa pendidikannya usai, Sudirman kemudian menjadi seorang Komandan Batalyon di Kabupaten Kroya, Jawa tengah. Setelah itu, dia diangkat menjadi Panglima Divisi V Banyumas. Puncak karirnya bersinar setelah dirinya diangkat sebagai Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia.

Pada saat menjadi Panglima Divisi V Banyumas, Sudirman berpangkat kolonel. Setelah menjadi panglima paling tinggi militer, dirinya tak berhenti memimpin perjuangan, termasuk saat serangan militer nan dilancarkan pasukan Belanda setelah masa kemerdekaan.

Pada saat pasukan sekutu menang atas Jepang, pasukan Belanda mendatangi Indonesia dengan alasan akan melucuti tentara Jepang. Namun, ternyata kedatangan mereka justru ingin merebut kembali kedaulatan Indonesia.

Pada saat itu, Sudirman tampil sebagai panglima TNI nan berwibawa. Dirinya memimpin perang besar di Ambarawa nan dikenal dengan sebutan Palagan Ambarawa.

Pada perang tersebut, pasukan Indonesia nan dipimpin Sudirman melawan tentara Inggris dan Belanda. Perang tersebut berlangsung sejak bulan November sampai Desember 1945. Kemudian, perang berlanjut dengan pertempuran melawan tentara Inggris pada 12 Desember 1945. Perang tersebut berlangsung selama lima hari dengan hasil mundurnya tentara Inggris ke Semarang.

Keberhasilan Sudirman dalam Palagan Ambarawa membuatnya dipilih sebagai Jenderal oleh Presiden Soekarno. Hal itu merupakan puncak terbaiknya sebab dirinya menjadi jenderal sebab prestasi, bukan sebab pendidikan militer nan dilaluinya.

Selain itu, ia berperan krusial dalam serangan militer Belanda nan kedua pada tahun 1948. Pada saat itu, Sudirman menjadi pemimpin bagi pasukannya buat mempertahankan Yogyakarta. Pada saat itu, dirinya dalam kondisi sakit paru-paru nan cukup parah. Namun, dia sukses memimpin perlawanan tersebut.

Demikian beberapa tokoh militer nan berpengaruh di Indonesia. Peran mereka cukup besar dalam perjalanan sejarah Indonesia, di antaranya ada nan berperan sebagai presiden, pemimpin pemberontakan, mempertahankan kemerdekaan, sampai berstatus pahlawan setelah wafat.