Menggadai Emas di Bank Berbasis Syariah

Menggadai Emas di Bank Berbasis Syariah



Sejarah dan Tantangannya

Sejak saat itu, mulailah bergulir kegiatan nan tak hanya membahas tentang bagaimana membuat dan membentuk bank Islam, tetapi sudah pada tahapan mengembangkan keberadaan bank Islam ke seluruh dunia. Bank Islam pertama nan berdiri di global dipelopori oleh Mit Ghamr. Timur Tengah, sebagai kawasan nan kaya akan cadangan minyak memiliki kekuatan finansial nan mumpuni. Sehingga kemunculan sebuah bank nan memiliki sistem sinkron ajaran agama Islam sebagai agama mayoritas, cepat mendapatkan respon.

Dengan lahirnya bank Islam dan pemahaman masyarakat nan cukup kuat tentang tak boleh ada riba dalam interaksi bisnis, maka bank Islam pun tumbuh dengan pesat hingga masuk ke Indonesia pada tahun 1990-an. Kini keberadaan bank Islam ini menjadi salah satu tonggak perekonomian Indonesia. Bank Islam dianggap cukup kuat dan mampu bersaing dengan bank konvensional nan telah lebih dahulu beroperasi di tanah air.

Namun ada nan disayangkan. Keberadaan sistem syariah ini disinyalir disalahgunakan sehingga dianggap sebagai penjaring nasabah saja. Kenyataannya praktiknya sama dengan bank konvensional. Tidak mengherankan kalau hal ini sampai terjadi. Laba dari para nasabah nan menanamkan uang mereka di bank Islam ini memang cukup banyak. Kalau hal ini terjadi, pihak nan berwenang, Bank Indonesia dan dewan syariah harus turun tangan, mereka tak dapat membiarkan masyarakat nan ingin mensucikan hartanya malah menjadi korban.

Untuk itulah selain adanya pengenalan mengenai bank Islam dan bagaimana praktik nan seharusnya dilakukan berdasarkan hukum Islam, masyarakat juga harus rajin dan mau mengikuti perkembangan global perbankan. Mau tidak mau global perbankan ialah salah satu global nan harus dikuasai agar tak tertipu oleh iklan-iklan nan menyesatkan. Misalnya, ternyata ketika meminjam uang di bank Islam, ternyata laba nan mereka ambil jauh lebih banyak.

Walaupun hal ini coba dijelaskan oleh pihak bank Islam bahwa pembayaran nan lebih banyak itu sebab masih adanya dualisme pembayaran pajak dan perhitungan lainnya. Bagi nan benar-benar paham, mungkin hal ini tak menjadi masalah dan ia tetap memilih bank Islam. Namun, bagi nan merasa bahwa hal ini cukup merepotkan, ia akan beralih kepada bank konvensional. Daya tarik bank konvensional memang luar biasa hingga banyak nan menjadi nasabahnya.

Tidak mudah menahan diri buat tak berhubungan dengan bank konvensional. Masalah uang ini memang bukan masalah kecil. beda hanya beberapa ribu rupiah saja telah sanggup membuat orang beralih kepada bank konvensional. Keadaan ini terkadang malah menghambat pertumbuhan bank Islam itu sendiri. Sine qua non startegi jitu agar bank nan berbasis syariah ini tak malah jatuh dan tenggelam lagi.



Pertumbuhan Bank berbasis Sya

Pertumbuhan Bank Islam itu sebagai dampak perpindahan nasabah bank-bank konvensional nan sudah berdiri sebelumnya. Sebab dalam Islam, anggaran kembang atauriba dalam perbankan sudah dijelaskan keharamannya. Sementara, Bank Islam menawarkan sebuah konsep nan tak mengenal sistem bunga, melainkan diganti dengan konsep bagi hasil.

Pelopor Bank Islam
Pertumbuhan Bank Islam di global tentu tak begitu saja terjadi. Beberapa Bank Islam nan dikategorikan sebagai pelopor di global ialah :
* Bank Islam eksperimen dari Mit Ghamr, tahun 1960an
* Bank Social Nasser, 1971
* Bank Pembangunan Islam, 1975
* Bank Islam Dubai, 1975
* Bank Islam Faisal Mesir, 1977
* Bank Islam Faisal Sudan, 1977
* Forum Keuangan Kuwait, 1977
* Bank Islam Bahrain, 1979
* Bank Islam Internasional, 1980

Saat ini pertumbuhan bank Islam berbasis syariah sudah merata di seluruh penjuru dunia. Bank-bank global nan menggunakan sistem konvensional pun kini mulai melirik konsep syariah sebagai bagian dari bisnis mereka. Bank global konvensional nan sudah menjadikan Bank Islam berbasis syariah ini di antaranya ialah HSBC, Citibank, ABN AMRO.

Bank Islam di Indonesia
Kemunculan Bank Islam di Indonesia diawali pada tahun 90an melalui kemunculan Bank Muamalat. Namun, keberadaan Bank Muamalat saat itu belum mampu mengubah persepsi masyarakat Indonesia buat mengalihkan transaksinya dari bank konvensional nan sudah ada.

Baru pada tahun 1998, ketika global perbankan Indonesia diguncang krisis nan diwarnai likuidasi bank-bank besar mulai muncul perubahan. Saat bank-bank lain terjerat negatif spread, Bank Muamalat dengan konsep bagi hasilnya mampu tumbuh menjadi bank nan sehat.

Hal ini sebab Bank Muamalat tak mengenal sistem kembang sebagaimana nan dilakukan bank konvensional. Segala produk bisnisnya, mulai mudarabah, musyarakah dan murabahah dilakukan menggunakan konsep bagi hasil nan bersifat saling menguntungkan antara nasabah dan pihak bank.

Dan sejak itulah, Bank Islam mulai dilirik sebagai alternatif sistem perbankan di Indonesia. Dan mulai bermunculan lah unit bisnis syariah dari bank-bank konvensional nan sudah ada sebelumnya. Namun nan benar-benar murni syariah belum bertambah masih Bank Muamalat sendirian.



Menggadai Emas di Bank Berbasis Syariah

Seringkali kita membutuhkan uang dengan cepat, namun kesulitan mencari pinjaman. Namun, bila Anda memiliki sejumlah perhiasan di rumah, Anda dapat mendapatkan pinjaman lewat dari Bank secara cepat berupa peminjaman melalui Gadai Emas Bank Syariah. Pastinya, buat para wanita nan kerap menyimpan harta mereka dalam bentuk emas, tahu tentang sistem gadai. Ada dua forum nan menerima sistem gadai ini.yang pertama ialah Pegadaian milik pemerintah, sedang nan keduaadalah melalui Perbankan Syariah.

Beda Sistem Gadai Emas
Perusahaan Milik Negara bernama Pegadaian ini menerima bentuk gadai berupa emas dan barang-barang elektronik. Mereka akan memberikan pinjaman dengan kembang 1,3 % per 15 hari. Itu kembang nan cukup besar buat sebuah pinjaman.

Namun, belakangan Bank pun mulai menerapkan sistem gadai ini, terutama perbankan syariah. Perbankan syariah tak menerapkan kembang seperti Pegadaian, namun mereka menerapkan sistem rawat. Emas nan digadaikan akan memerlukan biaya perawatan dan tempat, oleh karena itu kita hanya dibebankan sewa loka dan perawatan saja.

Karena tak memakai sistem bunga, maka cara penghitungannya juga berbeda dengan pegadaian umumnya. Sistem Gadai Emas Syariah ialah meminjamkan uang tunai dari agunan emas ada sebanyak 80% dari harga emas nan Anda miliki. Setelahnya, Anda akan dikenakan biaya perawatan nan kisarannya Rp5.000-Rp10.000 per hari selama kurun masa dua bulan. Setelah itu Anda dapat memperpanjang lagi.

Kelebihan Gadai Emas Melalui Bank Syariah
Perlu diketahui, dalam sistem gadai emas di pegadaian, setiap kita akan menggadaikan emas kita kepada pihak pegadaian, mereka akan mengenakan biaya administrasi 1% sejumlah besarnya pinjaman nan diberikan pihak pegadaian. Lalu setelahnya kita akan dibebankan kembang 1,3% per lima belas hari.
Untuk pemakai jasa Pegadaian hal tersebut dirasa berat, sebab beban administrasi dan bunga. Nah, Bank Syariah memberikan penawaran nan berbeda, dengan menjauhkan segala jenis riba, seperti kembang contohnya.

Oleh karena itu, mereka menerapkan sistem administrasi flat. Administrasinya sekitar Rp5.000 sampai Rp10.000 setiap menggadai. Pegadaian syariah juga menerapkan sistem perawatan bagi para pegadai. Besarnya pun tergantung ukuran emasnya. Semakin berat nilai emas, semakin besar biaya perawatannya.

Kekurangan Gadai Emas Melalui Bank Berbasis Syariah
Memang, Bank Syariah berusaha buat menghilangkan sistem riba nan terjadi di semua infrastruktur nan berhubungan dengan peminjaman. Oleh karena itu, gadai syariah menerapkan sistem perawatan dan bukan bunga. Namun, kekurangan dari sistem gadai syariah adalah, mereka hanya meminjamkan uang sejumlah 80% dari nilai emas, tapi biaya perawatan dinilai dari holistik jumlah emas tersebut.

contohnya, bila kita menggadaikan 1 gram emas senilai Rp350.000, maka kita akan mendapatkan uang pinjaman dari Bank senilai Rp250.000. Namun, Bank menetapkan 1,6% perbulan biaya perawatan dari berat emas, bukan jumlah peminjaman. Sistem penghitungan tersebut sebenarnya merugikan pihak peminjam, sebab akhirnya nan dihitung ialah harga emas holistik dan bukan jumlah nan dipinjamkan. Nah, setelah membaca kelebihan dan kekurangan gadai emas di Bank berbasis Syariah, silahkan Anda putuskan hendak kemana ketika ingin menggadai?