Jilbab dan Tantangan Bagi Pemakainya

Jilbab dan Tantangan Bagi Pemakainya

Dunia muslimah ialah global nan dekat sekali dengan jilbab sebagai baju wanita Islam. Jilbab Islam menjadi bukti diri dan kebebasan hakiki seorang muslimah. Oleh karena itu, bagi para muslimah, jilbab menjadi salah satu hal nan paling mendapat perhatian, apalagi menyangkut soal penampilan.

You are what you wear , itulah asumsi nan sering dikemukakan masyarakat dalam menilai seseorang. Jilbab ialah baju nan membalut tubuh muslimah secara keseluruhan. Mulai dari kerudung, atasan dan bawahan, atau pakaian terusan panjang hingga mata kaki dengan ukuran nan tak sempit dan tak juga terlalu longgar.

Kemunculan tren jilbab di Indonesia bak jamur di musim hujan. Perlahan tapi niscaya jilbab Indonesia mampu mengungguli tren mode baju pada umumnya hingga menjadi kiblatnya dunia. Hal ini tak lepas dari toleransi beragama nan dianut masyarakat kita.

Seperti kita ketahui, Indonesia menganut majemuk agama dan kepercayaan. Disparitas itu tak membuat celah semakin lebar, tapi malah muncul pemahaman toleransi beragama nan semakin kuat. Ini nan menjadikan tren jilbab makin luas di tengah pluralisme seperti itu.



Jilbab dan Agama

Islam sangat menganjurkan para wanitanya mengenakan jilbab atau hijab bila bepergian keluar rumah atau datang ke tempat-tempat di mana tak ada muhrim baginya. Seperti dalam kitab Alquran Surat An Nur ayat 31 nan berbunyi,

Katakanlah kepada wanita nan beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali nan (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak nan mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki nan tak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak nan belum mengerti tentang aurat wanita.

Menutup aurat bagi seorang muslimah dengan jilbab, ialah perintah nan menjadikannya berharga di mata orang lain dan terutama di mata Tuhannya. Muslimah berjilbab merupakan wanita dengan pemahaman Islam nan baik, dan diharapkan akan terus meningkat pemahamannya sehingga akhirnya bisa berbagi dengan sesama muslim atau masyarakat luas.



Jilbab Islam Adalah Bukti diri Muslimah

Sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa memang jilbab ialah bukti diri bagi seorang muslimah. Bagi siapa saja nan mengaku sebagai muslimah maka sejatinya ia memiliki sebuah kewajiban nan harus atau mau tidak mau buat ditunaikan yaitu memakai jilbab.

Jilbab bukan lagi sebuah hasil budaya dari orang Arab. Inilah nan saat ini banyak digembar-gemborkan oleh banyak orang terutama nan pemikiran tentang Islamnya sudah terpengaruhi oleh banyak ide nan tidak lagi bersumber dari ajaran Islam nan murni. Mereka menganggap bahwa jilbabtak lagi sebuah kewajiban bagi muslimah. Jilbab tidak lain ialah hasil budaya nan berasal dari orang Arab.

Sehingga nan memiliki tuntutan buat memakai jilbab bukanlah lagi semua muslimah nan mengaku berislam. Jilbab hanya perlu dikenakan oleh para wanita Arab atau semua wanita nan mengaku mengikuti atau cenderung pada kebudayaan Arab ini.

Sungguh hal tersebut ialah sebuah hal nan sangat disayangkan, terlebih ketika diucapkan oleh orang muslim sendiri atau bahkan orang nan dianggap memiliki pemahaman nan sahih mengenai ajaran Islam.

Sejatinya sudah tak diragukan lagi bahwa memang jilbab ialah sebuah kewajiban dari semua wanita muslimah. Hal ini sudah terlihat jelas di dalam ayat di atas yaitu Al Quran Surat An Nur ayat 31.

Bahwa memang nan diseru atau diberikan kewajiban buat memakai jilbab ialah 'wanita beriman'. Jadi hanya wanita berimanlah nan akan memenuhi seruan penunaian kewajiban ini.



Jilbab dan Tantangan Bagi Pemakainya

Jilbab memang ialah sebuah bukti diri dan kewajiban nan harus dilakukan oleh seluruh wanita beriman. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan jilbab semakin hari semakin tergusur dengan mode dan tren nan ada. Walau pun juga tidak bisa dipungkiri pula mulai banyak nan berkenan buat memakai jilbab ini dengan semua kombinasi gaya dan mode terbaru.

Bahkan bisa dikatakan bahwa memakai jilbab bukanlah hal nan mudah buat dilakukan. Banyak wanita nan masih memiliki begitu banyak pertimbangan buat sampai akhirnya memakai jilbab buat memenuhi seruan Allah SWT ini.

Hal ini tidak serupa dengan awal mula diturunkannya perintah buat mengenakan jilbab bagi para wanita pada saat awal Islam. Ada sebuah hadist nan diriwayatkan oleh 'Aisyah ra. Yang menceritakan mengenai hal ini, hadist tersebut berbunyi:

" Semoga Allah merahmati kaum Wanita nan hijrah pertama kali,ketika Allah menurunkan firman-Nya, "Dan hendaklah mereka mengenakan kain kerudung mereka diulurkan ke kerah pakaian mereka." (TQS. an-Nur [24]: 31). Maka kaum wanita itu merobek kain sarung mereka (untuk dijadikan kerudung) dan menutup kepala mereka dengannya."

Tak ada lagi pertimbangan apa pun nan dilakukan oleh para wanita tersebut ketika mendengar diturunkannya anggaran ini. Yang mereka lakukan ialah keinginan buat menunaikan anggaran tersebut dan bersegera tanpa menunda dalam pelaksanaannya.

Namun buat jaman sekarang ini, memakai jilbab ialah sebuah hal nan tidak mudah dilakukan bahkan disertai dengan begitu banyak tantangan. Berikut ialah beberapa tantangan bagi para wanita nan memiliki keinginan buat mengenakan jilbab.

1. Tantangan Ekonomi

Mungkin kita banyak sekali nan mendengar bahwa ada beberapa kasus nan menimpa para wanita nan mengenakan jilbab nan sebab jilbab nan ia kenakan, ia harus dikeluarkan dari pekerjaannya.

Karena saat ini banyak sekali pekerjaan nan lebih suka atau bisa dikatakan lebih membutuhkan wanita nan tidak berjilbab. Yaitu wanita nan bisa memiliki penampilan nan menarik atau bahkan seksi. Sangat sedikit pengusaha atau loka kerja nan mengijinkan para pekerjanya terutama pekerja wanita buat memakai jilbab.

Sejatinya hal ini memang sebuah hal nan patut dipertanyakan. Jika memang nan dibutuhkan dalam pekerjaan ialah sebuah kualitas kerja dan kecerdasan dari si wanita, terus mengapa ketika mereka memakai jilbab mereka harus dikeluarkan dari pekerjaannya.

Bukankah jilbab tidak ada hubungannya dengan kualitas dan pandangan hidup kerja nan dimiliki dari si pekerja wanita. Kalau memang ia ialah pekerja nan qualified, dengan atau tanpa berjilbab hal tersebut tidak akan menimbulkan permasalahan sebab nan dibutuhkan bukanlah penampilan dari si wanita namun kualita sdari kerjanya.

Hal ini mungkin sedikit membuka tabir bahwa memang dalam banyak lapangan pekerja wanita menjadi pihak nan banyak dieksploitasi. Selain wanita merupakan pekerja dengan upah nan lebih minim dibandingkan dengan pria. Hal ini juga akan membuka banyak hal tentang masalah nan lain.

2. Masalah Trend an Mode

Jilbab banyak dikatakan sebagai sebuah hal nan antik dan tidak sinkron dengan tren dan mode nan ada pada jaman sekarang ini. Jilbab lebih sangat tak identik dengan kecantikan. Si pemakainya akan dinilai sangat jauh dari kata cantik sebab terkesan dengan istilah nan antik dan tidak jaman.

Namun memang saat ini jilbab banyak dikembangkan buat bisa mengikutigaya trend dan mode nan ada. Sehingga wanita pemakai jilbab tetap bisa terlihat cantik dan modis walau dalam balutan jilbab.

Namun dalam usaha ini, banyak disesalkan sebab sudah meninggalkan esensi dari jilbab itu sendiri yaitu sebagai epilog aurat bagi wanita. Esensi dari jilbab sudah berubah menjadi tren baju nan mendunia.

Ketika jilbab dipakai sebagai tuntutan pemenuhan kewajiban bagi wanita muslimah, jilbab memng harus memenuhi beberapa syarat nan ada. Seperti nan sudah ada di dalam ayat kewajiban jilbab tersebut yaitu "menjulurkan kain kerudung ke dada", hal ini sudah banyak ditinggalkan.

Jilbab sudah berubah buat menjadi hanya sebagai epilog rambut saja. Sehingga para penggena jilbab masih meninggalkan telinga,leher dan juga bagian atas dada nan wajib buat ditutup. Semuanya dilakukan buat lebih mengejar kemodisan dalam pemakaian jilbab.

Oleh sebab itu, jilbab memang harus dipahami sebagai konsekuensi dari keimanan seorang wanita muslimah. Jilbab tidak lagi hanya sebatas sebuah tren baju nan bisa dikenakan atau pada kemudia hari tidak dikenakan lagi atau dikenakan kembali seenak hati kita.

Jilbab Islam ialah bukti diri para wanita muslimah nan menunjukan keimanan mereka nan mau buat memenuhi panggilan dari Penciptanya.