Perkembangan Bank di Indonesia

Perkembangan Bank di Indonesia

Apa nan terpikir oleh Anda jika mendengar kata bank? Pastinya sebuah loka buat menyimpan dan meminjam uang, betul bukan? Dan penulis pastikan hampir semua orang mengenal dan tahu apa itu bank. Mulai dari anak-anak sampai orang tua, dari nan miskin sampai kaya, dari pedagang sampai pengusaha. Semua niscaya tahu apa itu bank.

Dalam sejarah bank Indonesia sampai dengan sekaranga ada banyak nama bank nan tercatat di Indonesia. Dari sekian banyak nama bank itu, Bank Indonesia (BI) ialah satu-satunya bank nan sangat familiar di mata dan telinga kita. Bagaimana tidak, setiap hari kita bisa melihatnya di lembaran uang rupiah.

Bagaimana sejarah Bank Indonesia? Apa Bank Indonesia itu? Kapan berdirinya? Apa bedanya dengan bank-bank nan lainnya?



Sejarah Bank Indonesia

Sama seperti negara bagian global lainnya, zaman dahulu kala Indonesia juga mengenal sistem barter. Di zaman ini kalau kita menginginkan sesuatu, kita tak membelinya dengan uang. Kita menukarkan suatu benda dengan benda nan lainnya sinkron dengan nan kita butuhkan.

Seiring dengan berkembangnya zaman dan pola pikir manusia tentunya, sistem barter pun mulai berubah, dan digantikan dengan mata uang. Dengan mata uang ini kita bisa membeli setiap keperluan kita apapun, baik itu sandang, pangan, ataupun papan. Dengan adanya mata uang ini, tentunya sine qua non nan membuat dan mengedarkannya. Dibuatlah bank.

Bagaimana dengan sejarah Bank Indonesia? Bank Indonesia nan sekarang kita kenal, dahulu namanya ialah De Javasche Bank. Bank ini berdiri sekitar tahun 1828 oelh pemerintah Hindia Belanda. Kala itu bank ini didirikan sebagai pencetak dan pengedar uang saja.

Kemudian pada tahu 1953 pemerintah Indonesia melalui Undang-Undangnya menetapkan Bank Indonesia sebagai Bank sentral menggantikan De Javasche Bank. Tahun 1968 pemerintah mengeluarkan kembali Undang-Undang buat Bank Indonesia. Isinya ialah Bank sentral mengatur kedudukan beserta tugas Bank Indonesia sebagai bank central.

Berbeda dengan bank nan berfungsi komersial, Bank Indonesia bertugas mencetak dan mengedarkan uang, juga menarik uang nan sudah tak di pakai lagi. Selain itu Bank Indonesia juga bertugas menetapkan serta melaksanakan nan namanya kebijakan moneter dan mengatur serta mengawasi perbankkan Indonesia. Bank Indonesia juga harus senantiasa bisa menjaga stabilitas nilai tukar mata uang Indonesia yaitu rupiah.

Apa bedanya Bank Indonesia dengan bank nan lainnya? Menurut sejarah bank Indonesia, nan membuat Bank Indonesia berbeda dari bank lainnya ialah bank ini dapat membuat, mencetak, mengedarkan, dan mengatur jumlah uang nan beredar di masyarakat. Tetapi fungsi nya bukan itu saja, Bank Indonesia juga membuat kebijakan-kebijakan nan nantinya bisa diterapkan oleh bank-bank lainnya.

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya Bank Indonesia (BI) merupakan bank sentral. Karena itu semua bank nan ada di Indonesia baik BNI, BRI, Mandiri, BCA, Muamalat, Bukopin, atau bank-bank syariah nan kini kian marak itu, semuanya menginduk ke Bank Indonesia sejak dahulu, seperti nan tertulis dalam sejarah bank Indonesia. Itulah disparitas Bank Indonesia dengan nan lainnya.

Jadi dari sejarah Bank Indonesia pun, Bank ini memang berbeda dengan BNI, BRI, BCA atau bank-bank nan lainnya. Selain nan telah disebutkan di atas, Bank Indonesia juga sifatnya tak komersial. Sementara. Bank-bank nan menginduk kepadanya ialah bank nan komersial. BI juga mengucurkan dana bagi bank-bank tersebut agar bank komersil bisa berkembang.

Sejarah Bank Indonesia juga mencatat keberadaan moneter. Anda mengenal kata moneter? Mungkin lebih sering mendengar krisis moneter?

Moneter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah mengenai, berhubungan dengan uang atau keuangan. Di samping hal di atas Bank Indonesia juga mengatur kebijakan moneter. Oleh karena itu pemimpin Bank Indonesia terdiri dari dewan moneter, direksi, dan dewan penasehat.

Dewan moneter itu sendiri terdiri dari menteri keuangan, menteri perekonomian, dan gubernur BI. Mereka bertugas menetapkan kebijakan moneter secara generik dari Bank Indonesia. Mereka juga memberi petunjuk kepada direksi nan berkaitan dengan kebijakan bank.

Dilihat dari sejarah Bank Indonesia, hal tersebut di atas (moneter) sudah ada. Sebelum Bank Indonesia dibentuk, kebijakan moneter secara terbatas telah dilakukan oleh DE Javasche Bank, selaku bank sirkulasi pada saat itu. Di setiap negara di global ini mempunyai bank sentral. Namun tak semua bank memilki nan namanya dewan moneter.

Lalu mengapa dapat terjadi krisis moneter? Apakah Bank Indonesia juga mencatat tentang krisis moneter? Tentu saja nan namanya moneter dari sejak dahulu telah ada, dalam sejarah Bank Indonesia tentu saja tercatat.

Sebagai sebuah negara, Indonesia juga tak bisa terlepas dengan negara lainnya. Sebagaimana kita juga niscaya membutuhkan orang lain, begitu pula negara membutuhkan negara lainnya, baik itu dalam bentuk persahabatan, kerjasama atau bantuan. Karena saling berkaitan itu, global pun memengaruhi perekonomian kita.

Dalam krisis moneter itu biasanya tidak sedikit bank-bank nan mengalami kebangkrutan, dalam kondisi seperti inilah Bank Indonesia bisa mengeluarkan donasi kepada bank tersebut dengan syarat eksklusif sinkron dengan ketentuan Bank Indonesia. Hal tersebut sudah menjadi pembelajaran seperti nan di catat dalam sejarah bank Indonesia.



Bank Indonesia dan Bank Komersial

Dalam perkembangannya, bukan hanya pada sejarah Bank Indonesia saja, mungkin juga dalam sejarah perbankan global bahwa bank sentral dan bank komersial itu bak simbiosis mutualisme. Mereka saling membutuhkan satu sama lainnya, juga saling menguntungkan. Berikut beberapa alasan, mengapa dapat demikian.

Bank Indonesia membuat, mencetak, dan mengedarkan uang. Bank komersial ialah distributornya. Mereka mendistribusikan uang tersebut sehingga uang nan di cetak BI bisa beredar di masyarakat.

Penarikan rupiah nan sudah tak berlaku lagi juga dilakukan oleh bank komersial buat kemudian di setorkan ke BI. Dalam sejarah Bank Indonesia, BI juga mempunyai wewenang buat mengucurkan dana kepada bank lainnya, buat mendukung kemajuan bank tersebut baik secara tunai atau pun dalam bentuk kredit.



Perkembangan Bank di Indonesia

Perkembangan bank di Indonesia saat ini cukup bagus. Ada banyak bank komersil berdiri saat ini. Sebut saja seperti Bank Nasional Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank central Asia (BCA), CIMB Niaga, Mandiri, Muamalat, Bukopin dan masih banyak lagi. Tidak hanya itu, bank-bank Syariah juga kini cukup banyak. Mereka semakin menyemarakan dan meramaikan perbankkan Indonesia.

Di lihat dari sejarah bank Indonesia, fungsi bank nan primer buat menyimpan dan mengambil uang. Seiring dengan perkembangan perbankan, sekarang di bank tak hanya bisa melakukan hal itu. Kita bisa melakukan pinjaman, berupa uang cash .

Tidak sedikit orang nan meminjam uang. Mereka melakukan pinjaman buat kebutuhan pembelian rumah (KPR) atau kredit pemilikan rumah, Kredit Cicil Mobil (KCM) dan masih banyak lagi bentuk cicilan lainnya. Pinjaman tersebut membantu financial masyarakat.

Jika melihat sejarah Bank Indonesia, fungsi primer adanya bank ialah buat menyimpan dan meminjam uang, juga menukarkan rupiah. Ternyata selain bisa menyimpan dan meminjam uang, di bank juga kita bisa menitipkan barang berharga seperti emas atau surat berharga, agar keamanannya terjamin. Bank juga telah memudahkan kita dalam pengambilan uang. Kita bisa mengambil uang cash kapan saja dengan menggunakan mesin ATM.