Macam-Macam Ekosistem

Macam-Macam Ekosistem

Pada bahasan artikel kali ini, akan dijelaskan tentang macam-macam ekosistem . Bacalah artikel ini dengan cermat.

Anda mungkin masih ingat ketika pertama kali diajarkan mengenai ekosistem pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar dulu. Ekosistem sebagaimana nan Anda ketahui merupakan salah satu komponen pembentuk biosfer, loka kita hayati dan beraktivitas selama ini.

Biosfer sebagai bentuk nan paling besar merupakan gabungan macam-macam ekosistem nan manunggal di seluruh global sehingga membentuk suatu kesatuan dengan skala besar nan di dalamnya terjadi hubungan kehidupan.

Jika biosfer dipecah, maka akan terlihat berbagai jenis ekosistem nan membangunnya. Ekosistem ialah suatu bentuk hubungan dan pola interaksi timbal balik nan terjadi antara satuan makhluk hayati dengan lingkungan sekitarnya. Satuan makhluk hayati tersebut terdiri atas bagian nan paling kecil hingga bagian nan terbesar dan manunggal menjadi suatu kehidupan nan utuh.

Bagian paling kecil tersebut mencakup organisme tunggal, yaitu individu, kemudian membentuk lagi kumpulan individu nan disebut dangan populasi, dan bagian terbesarnya ialah kumpulan populasi nan disebut komunitas.

Berdasarkan hal tersebut, kita bisa memahami biosfer sebagai wadah terbesar dalam hubungan kehidupan nan kemudian memecahnya hingga terlihat sebagai komponen pembangun berupa ekosistem nan terdiri atas satuan makhluk hidup. Dengan begitu, kita juga harus memahami bagian terkecil nan membangun biosfer tersebut, yakni macam-macam ekosistem .



Macam-Macam Ekosistem

Ekosistem pada dasarnya terbagi menjadi dua, yakni ekosistem nan terbentuk secara alami dan nan dibentuk melalui protesis tangan manusia atau buatan. Ekosistem alami nan sudah terjadi dengan sendirinya, secara luas bisa dibedakan menjadi ekosistem darat atau nan biasa disebut dengan daerah terrestrial dan ekosistem perairan atau akuatik.

Ekosistem darat secara fisik bisa terlihat melalui ciri-cirinya nan terdiri atas daratan, sedangkan ekosistem akuatik terdiri atas beberapa wilayah perairan. Variasi ekosistem ini memiliki cakupan dan ciri nan bisa dibeda-bedakan lagi jenisnya sinkron dengan kriteria eksklusif nan akan dijelaskan berikut ini.



Ekosistem Darat

Untuk ekosistem darat, terdapat beberapa bioma nan dapat dilihat berdasarkan letak geografisnya. Di antaranya ialah daerah padang rumput, tundra, taiga, sabana, wilayah hutan hujan tropis, hutan gugur, maupun gurun. Sebagai pemahaman lebih lanjut mengenai ekosistem darat, berikut ini akan sedikit dibahas mengenai beberapa contoh bioma sebagai struktur pembangun.

Salah satu bioma nan terdapat di wilayah Indonesia ialah hutan hujan tropis. Sebagaimana namanya, bioma ini terdapat pada wilayah tropis dan subtropis. Di antaranya di Amerika tengah dan selatan nan meliputi perairan Amazon, Asia tenggara, serta lembah Kongo Afrika.

Hutan ini sangat unik sebab garis khatulistiwa nan melintasinya. Daerah nan dilintasi garis khatulistiwa tersebut memiliki suhu kontinu dengan perubahan nan nisbi kecil, curah hujan tinggi, dan matahari nan selalu bersinar sepanjang tahun sehingga flora dan fauna nan tumbuh pun cenderung beragam.

Pada bioma ini jenis pohon sangat banyak dengan cabang tinggi berdaun lebat berbentuk kanopi. Hutan didominasi tumbuhan jenis liana dan epifit, yaitu tumbuhan merambat seperti rotan dan menempel pada batang pohon, seperti anggrek. Hewannya majemuk dengan karakteristik aktif di malam hari, seperti burung hantu dan babi hutan, serta aktif di siang hari seperti badak dan orang utan.

Bioma berikutnya ialah gurun nan nisbi lebih kering dan gersang. Beberapa gurun ada nan letaknya berbatasan dengan padang rumput sehingga berbentuk setengah gurun. Daerah dengan bioma seperti ini terdapat di sebagian besar wilayah Afrika dan Amerika utara, beberapa daerah Asia seperti Mesir dan Arab Saudi, serta Australia.

Pada daerah gurun, karakteristik nan paling menonjol bisa terlihat dari curah hujan nan sangat rendah per tahunnya. Matahari nan selalu bersinar dengan terik menyebabkan air menguap lebih cepat dan udara terasa panas sehingga tanah menjadi tandus. Disparitas suhu nan terjadi antara siang dan malam pun sangat signifikan hingga mencapai 0o c di malam hari.

Jenis tumbuhan nan bisa hayati pada bioma ini ialah tumbuhan serofit nan mudah beradaptasi dengan daerah kering, seperti semak dan kaktus sebagai tumbuhan dominan. Hewan besar nan bisa menyimpan air seperti unta dengan punuknya, lebih aktif di siang hari.

Untuk hewan dengan ukuran nan lebih kecil umumnya aktif pada malam hari, setelah siang hari lebih banyak menghabiskan waktu di lubang-lubang. Hal ini merupakan upaya adaptasi terhadap suhu panas dan menanggulangi kurangnya cairan. Contohnya ialah kalajengking, kadal dan katak gurun.



Ekosistem Perairan

Untuk ekosistem perairan, setiap ekosistem mengandung subekosistem lagi di dalamnya. Ekosistem perairan secara mudah bisa dibedakan berdasarkan jenis airnya, yaitu ekosistem air tawar dan air laut.



Ekosistem Air Tawar

Pada ekosistem air tawar nan lebih mudah terpengaruh iklim dan cuaca, hampir semua organisme depat berkembang di dalamnya.

Misalnya nan terdapat pada tumbuhan, dari mulai jenis autotrof, fitoplankton, hingga ganggang dan jenis nan lebih berat seperti teratai, sedangkan nan terdapat pada hewan, mencakup jenis fagotrof zooplankton, beberapa jenis ikan, serangga air dan hewan nan bersifat melekat, seperti keong atau bergerak bebas, seperti cacing nan juga cenderung tinggal di dalam endapan.

Ekosistem air tawar terbagi lagi menjadi subekosistem air tenang dan air mengalir. Pada air tenang seperti danau dan rawa, genangan air nan terjadi terlihat lebih luas. Daerah pada danau terbagi-bagi menurut kedalaman dan jaraknya dari tepian sehingga bisa terlihat daerah mana nan mudah tertembus cahaya matahari dan tidak.

Pada air mengalir seperti sungai nan bergerak hanya melalui satu arah, organisme tak bisa berkembang dengan baik seperti pada air danau sehingga melalui oksigen nan terbentuk dari air mengalir, terdapat pula organisme dan komunitas nan juga berbeda.

Misalnya, ganggang hasil fotosintesis dan jenis ikan nan berbeda pada tiap bagian sungai. Misalnya, ikan lele di bagian hilir dan ikan air tawar pada anak sungai.



Ekosistem Air Bahari dan Ekosistem Bahari

Berbeda dengan ekosistem air tawar, salinitas nan tinggi pada air bahari membuatnya tak mudah dipengaruhi oleh iklim, cuaca, maupun perubahan suhu. Jika diukur berdasarkan kedalaman dan wilayah permukaannya, ekosistem air bahari bisa dibagi lagi menjadi beberapa daerah dengan jenis komunitas hewan serta tumbuhan taraf tinggi dan rendah.
Ekosistem laut merupakan bagian dari ekosistem alami, jika dilihat dari jenisnya terdapat pada ekosistem air laut. Ekosistem laut terdiri atas ekosistem pantai, ekosistem terumbu karang, dan ekosistem muara. Ekosistem ini masih sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut, meskipun telah memasuki perbatasan darat dan laut.

Ekosistem pantai terbagi menjadi daerah atas nan dihuni oleh ganggang dan remis, daerah tengah nan dihuni oleh kepiting, kerang, dan bintang laut, serta daerah pantai dalam nan dihuni invertebrata dan rumput laut.

Ekosistem selanjutnya ialah ekosistem muara nan merupakan loka bertemunya sungai dan laut. Karakteristik ekosistem ini bisa terlihat dari adanya lempengan lumpur, terbentuknya rawa garam, dan perubahan bertahap salinitas air.

Komunitas hewan nan terdapat pada ekosistem muara ini antara lain cacing, kerang dan kepiting, sedangkan tumbuhannya ialah fitoplankton dan rumput rawa. Hewan-hewan seperti unggas air juga sering singgah pada ekosistem ini buat mencari makan sehingga memperlengkap pola interaksi.

Ekosistem terumbu karang didominasi oleh koral dan wilayahnya tertembu sinar matahari. Komunitas lain nan ada, yaitu invertebrata, berbagai mikroorganisme serta hewa herbivore, seperti landak bahari dan karnivor seperti gurita.



Ekosistem Buatan

Ekosistem protesis difungsikan secara generik sebagai wahana kepentingan manusia dan perubahan bentuk lahan. Karena diciptakan manusia, keanekaragaman jenis ekosistem protesis menjadi sangat terbatas, terutama dalam pembentukan organismenya nan tak mungkin dibentuk oleh manusia. Misalnya, dalam penciptaan bendungan, hutan buatan, dan sawah.