Cinta Sejati Tak Sekadar Belajar Berbagi

Cinta Sejati Tak Sekadar Belajar Berbagi

Pada saat seorang sahabat dekatnya akan mengakhiri masa lajangnya, tidak banyak kata nan disampaikan. Ia hanya bilang pada sahabatnya, bersiaplah buat kehilangan setengah hak Anda ketika memutuskan buat membina rumah tangga. Karena itulah arti cinta sejati .

Kehilangan sebagian hak pada awalnya akan dianggap semacam belenggu nan akan membatasi segala aktivitas dan keinginan setelah memutuskan buat membina rumah tangga. Padahal sejatinya, rela kehilangan sahabat agar membiarkan ia senang dengan kehidupannya ialah salah satu contoh dari arti cinta sejati nan sesungguhnya.

Lalu, di mana letak keadilan dari arti cinta sejati itu? Ya, sepitas membina rumahtangga akan kehilangan sebagian hak kita. Tapi sungguh nan hilang setengah itu akan didapat dari pasangan. Itulah arti cinta sejati, siap kehilangan dan siap mendapatkan. Siap berkorban dan siap menerima korban.



Penelitian Mengenai Arti Cinta Sejati

Sebuah penelitian nan dilakukan oleh Researchers at National Autonomous University of Mexico tentang masalah cinta sejati, hasilnya sungguh di luar dugaan semua orang. Menurut penelitian tersebut ternyata zaman sekarang ini sudah tak ada cinta sejati, tak ada cinta nan murni dan abadi. Arti cinta sejati benar-benar blur .

Rasa cinta nan menggebu-gebu dan siap berkorban demi mendapatkan cinta sejati, sudah tak akan ada lagi. Pun dengan arti cinta sejati itu sendiri. Bukan sebab perasaannya nan sudah semakin memudar melainkan sebab zat kimia di otak nan mengaktifkan rasa cinta itu telah sirna.

Menurut hasil penelitian tersebut, cinta sejati hanya akan bertahan selama 4 tahun setelah itu akan habis dan tinggallah hanya dorongan syahwat semata seperti juga nan dilakukan oleh hewan. Setelah 4 tahun kebersamaan, arti cinta sejati sama sekali dapat jadi tak dipahami.

Masih menurut penelitian tersebut, ketika seseorang jatuh cinta dan muncul perasaan tergila-gila nan sulit dikendalikan, sebenarnya pada saat nan sama otak sedang mengeluarkan hormon endorfin, dopamin, oxytocin, feromon. Mereka seolah paham betul mengenai arti cinta sejati.

Kesemua hormon ini bertanggung jawab kepada perasaan seseorang sehingga merasa bahagia, hati berbunga-bunga, tersenyum sendiri, dan membayangkan bagaimana isi global ini hanya dia dan kekasihnya. Hormon ini seolah-olah juga bertanggungjawab membantu seseorang buat menjabarkan arti cinta sejati.

Namun syahdan katanya menurut penelitian tadi, dengan kehidupan nan keras, desakan ekonomi, hormon tadi akan mandul dengan sendirinya. Inilah nan dituding menjadi cikal bakal sirnanya cinta sejati setelah interaksi seseorang memasuki usia 4 tahun. Arti cinta sejati sudah tak terlalu dipedulikan.



Arti Cinta Sejati - Samakah dengan Prinsip Ekonomi?

Ada nan bilang arti cinta sejati sesungguhnya kemusykilan dalam kehidupan. Cinta selalu dinilai dengan seberapa besar menerima dan seberapa kecil memberi. Ini bukan arti cinta sejati melainkan ekonomi bercinta. Bukankah nan selalu memikirkan menerima laba sebesar-besarnya dengan kapital memberi sekecil-kecilnya itu ialah hukum dagang?

Cinta dan arti cinta sejati tak serendah itu. Coba rasakan ketika Anda tiba-tiba terbangun malam hari menahan kantuk nan terus menggelayut gara-gara mendengar pasangan mengeluh merasakan sakit di daerah perut. Anda lalu terduduk, memijitnya dengan setengah tenaga sebab sebagian pencerahan masih tertinggal dalam mimpi.

Pagi harinya di luar dugaan begitu terbangun, segelas susu hangat telah tersaji di meja makan. Rupanya dampak pijitan Anda semalam, perut pasangan merasa nyaman sehingga dapat bangun lebih awal dan menyajikan susu hangat. Itulah arti cinta sejati. Anda telah kehilangan waktu tidur tapi mendapat kesenangan lain di pagi hari.



Cinta Sejati Tak Sekadar Belajar Berbagi

Ada seorang ahli nan mengatakan bahwa arti cinta sejati dapat dirasakan tanpa perlu dikatakan. Boleh percaya boleh tidak. Tapi arti cinta sejati memang tidak perlu selalu didefinisikan, sebab salah-salah tidak akan menemukan klarifikasi nan sepadan. Kalaupun kemudian ditemukan kata-kata nan pas, arti cinta sejati dapat menjadi dangkal sebab dipahami sebatas kata-kata.

Misalnya saja kita sepakat bahwa arti cinta sejati ialah sebuah perasaan nan muncul dari hati nan paling dalam tanpa mengharap balasan. Lalu, ketika Anda secara monoton tak mendapat balasan apapun dari orang nan dicintai, perasaan Anda mulai sedikti waswas bahkan mulai sangsi bahwa arti cinta sejati tidak mengharap balasan nan setimpal, bagaimana dengan ungkapan kata-kata tadi?

Akan dengan serta-merta Anda ubah dan kemudian diubah menjadi misalnya arti cinta sejati ialah perasaan nan tulus buat mencinta seseorang dengan sedikit mengharap balasan. Boleh saja Anda ubah seperti itu, tapi sama sekali tak akan mengubah esensi tentang arti cinta sejati.

Kalaupun semua lelaki di global ini sepakat buat menampikkan arti cinta sejati, tapi tak akan dengan serta-merta menghilangkan arti cinta sejati tersebut. Arti cinta sejati memang mengacu kepada urusan perasaan nan kalau pun sukses didefinisikan tak lebih dari sekadar meraba-raba. Sebuah pendekatan.

Arti cinta sejati tidak sekadar bagaimana belajar memberi dengan tak mengharap kembali. Arti cinta sejati akan tumbuh bersama kehidupan itu sendiri, diharapkan atau tidak. Sebuah analogi nan pas tentang arti cinta sejati ialah cinta matahari dan bulan. Ketika Anda terbangun di pagi hari, diharapkan atau tidak, disuruh atau ditolak kehadirannya, matahari akan tetap menyinari pada waktu nan sama dan tidak pernah terlambat sedikitpun.

Boleh jadi di langit bergumpal awan tebal dan menghilangi sinar matahari, tapi jangan pernah mengira sinar matahari tak datang menyinari atau terlambat datang sebab terhalang awan. Ia tetap ada dan menyinari dari balik awan. Kalau Anda tak melihatnya, tapi Anda niscaya dapat merasakan. Itulah arti cinta sejati dari matahari.

Lalu bagaimana arti cinta sejati jika dikaitkan dengan bulan? Antara matahari dan bulan sama-sama punya tugas menyinari, tapi sampai kapanpun tidak pernah saling berebut atau bersepakat buat saling bertukar tugas, matahari bersinar malam hari dan bulan bersinar siang hari. Tidak akan pernah.

Bulan dan matahari mengajari kita bagaimana cara berbagi, bagaimana cara memberi dan tidak pernah ingin mendapatkan balasan nan setimpal. Pernahkah satu detik saja matahari mogok tak menyinari bumi gara-gara Anda tak menyapanya? Pernahkan bulan mogok bersinar gara-gara malu di gang-gang sempit dan gelap, banyak nan sedang berasyik masyuk bukan dengan pasangan syahnya ? Itulah arti cinta sejati.



Arti Cinta Sejati Menurut Islam

Islam punya pandangan tersendiri tentang arti cinta sejati ini. Sebagai illustrasi ada sebuah kisah nan menarik. Suatu hari Abdurahman bin Abi Bakar pergi melakukan niaga ke Syam, Syiria. Pada saat di tengah perjalanan ia berjumpa seorang perempuan cantik, tinggi semampai dan sesempurna-sempurnanya sebagai seorang perempuan dalam pandangan masyarakat saat itu. Nama perempuan itu ialah Laila binti al Judi.

Siapa kira pada rendezvous pertama itu panah asmara telah terhujam jauh ke dalam hati Abdurahman, ia sungguh mabuk kepayang, tidak sesaat pun hati dan pikirannya dapat berpaling dari kecantikan Laila. Arti cinta sejati seolah tengah dirasakannya.

Sungguh ia sering merasakan sesak sendiri dampak dorongan asmara nan tiada kira. Ia pun jadi sering menyendiri merangkai syair nan ditujukan pada Laila. Semua itu dilakukan sebagai bukti dari arti cinta sejatinya kepada Laila. Sungguh Khalifah Umar r.a merasa iba dengan gelombang cinta nan sedang menyeret tubuh Abdurahman sehingga tergopoh mencari pegangan.

Cerita tentang arti cinta sejati Abdurahman berlanjut. Suatu hari ketika akan mengirim pasukan perang ke Syam, kepada panglima perangnya Khalifah Umar berpesan, bila kalian menemukan Laila dan mencadi tawanan perang, bawalah dan berikan pada Abdurahman. Pucuk dicinta ulam tiba akhirnya Laila menjadi tawanan perang dan dipersembahkan kepada Abdurahman.

Sungguh senang nan tidak terkira dapat bersanding di pelaminan dengan perempuan nan didamba, kembang mimpi siang dan malam. Ia pun semakin tergila-gila dengan kecantikan Laila nan sudah menjadi teman hidupnya nan sah, sampai-sampai ia sering melupakan istri-istri nan lainnya. Abdurahman seolah tengah meneguk arti cinta sejati nan sesungguhnya.

Istri Abdurahman terdahulu pun mengadukan kepada Siti Aisyah r.a. Bagaimana mungkin ini dapat terjadi wahai Abdurahman? Kau dapat menelantarkan perempuan nan telah turut serta mengangkatmu ke loka nan mulia? Namun Abdurahman dengan enteng bicara, tidakkah kau lihat sendiri betapa cantiknya Laila ketika tersenyum, dengan deretan gigi baik biji delima? Arti cinta sejati Abdurahman pada Laila diterjemahkan hanya sebatas kecantikan fisik ternyata.

Lalu, waktu pun kemudian berputar. Kecelakaan menimpa Laila sehingga bibirnya menjadi hancur dan gigi indahnya tidak seindah sebelumnya. Abdurahman pun tidak sudi melihatnya lagi hingga akhirnya ia dikembalikan kepada keluarganya. Sungguh, cinta hanya berdasarkan kesenangan fisik semata usianya akan seumur jagung. Apa nan dirasakan oleh Abdurahmna bukanlah arti cinta sejati.

Terkait dengan kasus arti cinta sejati berdasarkan cerita Abdurahman ini, ada sebuah hadits nan diriwayatkan At-Tirmudzi dari Rasulullah Saw nan menyatakan bahwa wanita itu ialah aurat, nan harus ditutupi. Bila ia sedang keluar dari rumahnya, pasti setan akan mengesankannya begitu cantik di hadapan lelaki nan bukan muhrimnya. Inilah nan menimpa Abdurahman.

Ada sebuah pepatah Arab nan latif buat dicermati. Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu tuli dan buta. Tapi setelah kalian manunggal dan menjadi halal, barulah setan akan menyibakkan tabirnya, muncullah keadaan nan sebenarnya. Arti cinta sejati bukan seperti itu.

Dalam Islam arti cinta sejati ialah mencintai semata sebab Allah Swt dan menerima cinta atas seijin Allah Swt. Rasulullah Saw bersabda bahwa seorang itu dinikahi sebab empat alasan, yaitu sebab harta, kedudukan, kecantikan dan agama. Bila kalian memilih nan terakhir, kebahagiaan akan menyertai kalian. Itulah arti cinta sejati.