Sampai Di mana?

Sampai Di mana?

Memahami antropologi ekonomi ialah memahami bagaimana masyarakat bertingkah laku dengan proses ekonomi. Dan tentang bagaimana manusia dibentuk olehnya. Bayangkan oleh Anda; kerumunan ribuan manusia nan memenuhi boulevard-downtown di tengah belantara reklame, horison etalase, deru klakson kendaraan, percakapan singkat telepon selular, langkah kaki nan bergerak cepat -shifting dari outlet ke outlet, gesekan kartu kredit, peralihan cepat memori otak memilah-milah produk nan ditawarkan.

Ya, masyarakat ekonomi juga merupakan masyarakat kebudayaan massal dalam perputaran global. Modernisasi menyajikannya (Yang dengan hal ini berarti tradisionalitas terlibat sebagai batu pijakan), media meliputnya, dan konsumen menghabisi nilainya, hal semacam itu tak bisa didaur ulang dalam argumentasi antropologi ekonomi sederhana, kecuali jika Anda ingin memaksakan diri menyederhanakannya sebagai suatu proses nan namanya: Belanja.

Belanja ialah tindakan ekonomi paling tua nan pernah hayati dalam manusia. Dan dipelajari dalam antropologi ekonomi, pada wilayah formalisme, sebagaimana nan telah dipelajari oleh Raymond Firth. Di dalamnya dipelajari istilah kalkulasi, pelipatan, dan lantas pajak.



Apa Itu Antropologi?

Adalah tentang mengatasi pertanyaan-pertanyaan rumit nan berbicara tentang asal-usul manusia, globalisasi, sejarah dunia, penyebaran dan pengobatan penyakit menular tertentu, dan membawa pengetahuan kepada dunia.

Antropolog melepaskan fakta nan berhubungan dengan evolusi, dan informasi mensintesis. Misalkan studi tentang antropologi budaya nan membantu dalam menjembatani disparitas dan jeda sosial budaya, dengan demikian, membuat orang mewakili diri mereka sendiri dengan cara mereka sendiri.

Dengan kode etik nan agak kuat, antropologi menjelaskan kebutuhan menghormati keragaman majemuk manusia, budaya, pengetahuan, dan masyarakat.

Anda tahu, ada sedikit disparitas antara antropologi dan studi manusia atau ilmu-ilmu sosial. Untuk sebagian besar, praktisi nan mempelajari antropologi menganggap subjek sebagai holistik, dan menafsirkan budaya sebagai konsep nan paling krusial dari belajar manusia.

Sementara banyak ilmu sosial berhubungan dengan masa kini dan masa depan peradaban, antropologi menyoroti kehidupan populasi manusia semenjak lahirnya puluhan ribu tahun nan lalu. Semua dalam semua, itu tak akan salah buat menyatakan bahwa antropologi berusaha buat mewakili bagaimana segmen tunggal asosiasi sistem manusia budaya dengan orang lain, dengan demikian, mempengaruhi mereka dengan cara sendiri segudang.

Ketika seseorang tak benar-benar konfiden tentang arti dan tujuan antropologi, hanya mempelajari apa nan menjadi perhatian para antropolog, menjelaskan tujuan mempelajari manusia. Antropolog menerapkan pengetahuan nan mereka kumpulkan tentang umat manusia dan genetika manusia, sampai batas tertentu, dengan solusi nan baik.

Tidak ada kelangkaan perspektif terkait dengan beberapa disiplin dan sub-disiplin ilmu antropologi, termasuk di dalamnya antropologi ekonomi.



Antropologi Ekonomi

Akhir-akhir ini pemahaman Antropologi Ekonomi bergerak dalam pola subtantif-kultural, padahal para peneliti dahulu masih berpijak dalam prinsip formalis. Misalnya pemahaman ini didapatkan dari fenomena ekonomi manusia di abad 21. Di era millenium ini manusia di dalam cengkraman kapitalisme sebagai pemenang ideologi abad 21 mendapati dirinya bergerak dalam anggaran "isi ulang/ recharge".

Kepentingan pribadi menyempit pada seberapa banyak produk nan ditawarkan. Dia harus kembali, kembali, dan kembali mengeluarkan nilai eksponensial atau berdasarkan kelipatan gain/ keuntungan nan ia dapatkan, dari transaksi kartal maupun virtual melalui transfer rekening.

Dalam hal itu, pembagian taraf kebutuhan menjadi rambang -tidak dikenali lagi mana nan ditempatkan sebagai kebutuhan pertama (primer), kedua (sekunder) atau ketiga (tersier). Ini mengakibatkan kebingungan besar di antara para antropolog sosial, sehingga perlu bagi mereka mempelajari ilmu tambahan, seperti ilmu komputer, komunikasi, dan cultural studies .



Sampai Di mana?

Sampai di mana manusia akan berekonomi. Sebarapa jauh efeknya pada dunia. Adalah konsen primer para pakar antropologi belakangan ini. Setelah dijenuhkan oleh tema fordisme, spasialisasi, dan istilah dalam cultural studies . Para antropolog ekonomi kembali pada pangkuan formalisme nan lebih humanis dibanding kelahiran formalis pertama.

Dan mencoba memberikan alternatif pemikiran, kepada para ekonom dunia. Bahwa global di bawah ancaman hijau (uang dan pembangunan), dan harus kembali pada konsep biru (ekologi). Sehingga proses CSR dari setiap perusahaan setidaknya disumbangkan pada tindakan ekologi.

Dan bagaimana caranya menyetop arus kebutuhan manusia nan cenderung merusak alam. Pertarungan pemikiran antara teoritisi subtantif dan formalis dihentikan sejenak.

Namun, banyak pula nan dapat diperhatikan oleh para ekonom antropologis, misalkan kesamaan jejaring sosial nan akan merubah pola ekonomi para subscribernya , sebab ketika pola sosial berubah, tentu saja pola ekonominya. Banyak PR bagi para peneliti Antropologi Ekonomi.



Jenis Lainnya dari Antropologi

Yang kita kenal sebagai antropolog, dilatih buat mempelajari beberapa bidang primer selain antropologi ekonomi, yaitu, antropologi budaya, arkeologi (antropologi forensik), antropologi biologi, dan antropologi linguistik.

1. Antropologi Budaya seorang antropolog jenis ini mempelajari budaya manusia dan masyarakat meletakkan penekanan pada pola-pola sosial dan praktek-praktek nan diadopsi oleh budaya, dengan perhatian spesifik pada bagaimana orang diam, hidup, dan bertahan hayati di tempat-tempat tertentu, dan bagaimana mereka mengelola, mengelola , dan menciptakan makna dari itu.

Penawaran antropologi budaya dengan menyangkut tentang persamaan dan disparitas antara dan di dalam masyarakat, dan pengaruhnya terhadap ras, gender, kelas, seksualitas, dan kebangsaan secara keseluruhan.

2. Arkeologi - Antropologi Forensik Arkeologi atau antropologi forensik ialah salah satu cabang nan paling menarik dari antropologi, sebab mempelajari sisa-sisa konkret dari budaya atau individu, menacri petunjuk bahwa manusia dan apa nan telah ditinggalkannya sangat menarik di teliti. Manusia, memiliki cara hidup, rumah, peralatan, dan penguburan. Oleh sebab itu, arkeologi merilis informasi krusial tentang konvensi dan keyakinan dari suatu peradaban tertentu. Lukisan, sketsa, sisa-sisa kerangka, dll ialah beberapa daerah nan menggambarkan praktik lazim dalam masyarakat itu. Ini ialah bagaimana arkeolog tiba buat konklusi berkaitan dengan keyakinan agama dari komunitas tertentu.

3. Antropologi Biologi antropologi Biologi, atau antropologi penelitian fakta tentang evolusi manusia fisik. Antropolog nan mengkhususkan diri dalam disiplin ini berusaha buat memahami bagaimana manusia merespon dan beradaptasi dengan lingkungan nan bervariasi.

Selain itu, proses biologis dan budaya nan majemuk memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan konduite hayati manusia ialah perhatian primer dari para antropolog biologi. Mereka juga mencari jawaban atas penyebab penyakit dan kematian dini, variasi, dan asal-usul biologis manusia. Belajar tentang teori evolusi Darwin ialah masalah primer keprihatinan bagi antropolog meneliti di bidang ini.

4. Antropologi Linguistik Penelitian di mana bahasa menjadi cermin dan pengaruh pada kehidupan sosial ialah antropologi linguistik. Antropolog di bidang ini mengeksplorasi berbagai cara di mana praktek bahasa menggambarkan pola komunikasi dan interaksi, nan mengarah ke perumusan bukti diri sosial dan keanggotaan, dan organisasi ideologi.

Antropologi Linguistik bertanggung jawab buat memperlengkapi orang-orang dengan representasi budaya generik lingkungan sosial dan alam, dengan demikian, pemahaman kekuasaan, ketimpangan, dan sosial transformasi.

Intinya selain antropologi ekonomi, ilmu antropologi ini sangat tertarik ntuk mempelajari tentang evolusi, budaya dan warisan dunia, dan sejarah umat manusia.