Kekuatan Untuk Bangkit

Kekuatan Untuk Bangkit

[kwd]Kebangkitan China[/kwd] merupakan salah satu kenyataan nan banyak membuat masyarakat global merasa terkejut. Mengingat selama ini China dikenal sebagai sebuah negara nan tak memiliki akses luas, khususnya di bidang ekonomi. Bahkan ada kesan China merupakan sebuah negara nan hayati dalam keterasingan.

Dari kondisi tersebut, lantas muncul pertanyaan jika pada saat ini merupakan masa kebangkitan China, lalu sejak kapan tepatnya negara ini mengalami keruntuhan? Sejarah mencatat, bahwa China merupakan satu dari sekian banyak negara nan menerapkan sistem komunis dalam keyakinan bernegara. China bersama beberapa negara besar lain, seperti Uni Sovyet nan kini bernama Russia, Jerman Timur merupakan negara nan teguh meyakini sistem komunis.

Sejak keruntuhan tembok Berlin nan memisahkan Jerman Barat dan Timur, serta terpecahnya Uni Sovyet menjadi beberapa negara, diyakini sebagai sebuah frekuwensi runtuhnya kekuatan komunis di dunia. China nan seakan berjalan sendirian dalam sistem komunis nan diyakininya, menjadi kehilangan sekutu nan sepaham.

Namun pada dasarnya, China sudah mulai menunjukkan kemunduran sejak tahun 1950an. Dimana pada kurun waktu 1959-1961, di negara China terjadi bala kelaparan nan sangat dahsyat. Akibatnya sekitar 30 juta penduduk China diyakini meninggal global dampak kelaparan nan terjadi secara berkepanjangan tersebut.

Bencana ini berawal dari planning Mao Zedong, nan memiliki cita-cita buat membuat kebijakan nan bernama Loncatan Besar ke Depan. Dimana dengan taktik tersebut, diharapkan adanya sitem nan berjalan secara rapi dalam sebuah kendali dan supervisi nan ketat oleh pemerintah. Namun, di bidang pertanian ada kesalahan fatal nan terjadi. Sehingga kesalahan tersebut berdampak pada bala kelaparan nan sangat dahsyat. Swadaya pangan nan diharapkan, justru berbalik menciptakan kematian bagi rakyat China. Namun, hal ini justru dijadikan sebagai sebuah pengalaman berharga oleh para penguasa China. Bahwa mereka menjadi semakin mampu bertahan dan menghadapi semua kendala nan dialami.



Persepsi Rakyat China

Tentang proses kebangkitan nan dialami pada saat ini, masyarakat China memiliki sudut pandang tersendiri. Di bidang kebijakan luar negeri, China membuat forum nan disebut think tank, yaitu sekumpulan orang nan memiliki kemampuan spesifik di bidangnya masing-masing. Sehingga dengan kemampuan nan dimiliki tersebut, mereka mampu menyatukan ide serta gagasan nan dimiliki buat membuat berbagai kebijaksanaan nan berhubungan dengan masalah luar negeri.

Dengan kemampuan di bidangnya masing-masing inilah, anggota think tank ini mampu menciptakan persepsi di tengah masyarakat China. Khususnya dalam menyampaikan beberapa isu krusial tentang mimpi China buat dapat menjadi sebuah negara besar, pandangan tentang Chine threat theory, serta berbagai persepsi lain nan mampu memberikan semangat baru kepada masyarakat China.

Dalam menyampaikan semua persepsi tersebut, para anggota think tanks menggunakan pendekatan pluralistic elies. Yaitu sebuah taktik buat mengajak semua pihak dalam proses pengambilan keputusan penting. Sehingga meski pengambil keputusan ialah kelompok elite, namun dalam proses pengambilan keputusan itu tetap menggunakan masukan nan diberikan oleh masyarakat.

Proses buat mencapai kejayaan di global ini, didukung dengan adanya sejarah besar nan pernah dimiliki oleh bangsa China. Dimana dalam kurun waktu lebih dari 5000 tahun, China memiliki kekuasan nan besar di dunia. Hal inilah nan kemudian menumbukan kebanggaan dan semangat buat meraih kembali kejayaan nan pernah ditorehkan tersebut. Nasionalisme di tengah masyarakat demikian mudah dibakar, dengan mengingatkan kembali akan sebuah kisah manis nan pernah dituliskan oleh para leluhur China.



Kekuatan Untuk Bangkit

Untuk mewujudkan kejayaan tersebut, ada empat unsure nan diutamakan buat diraih, yaitu:

  1. Kekuatan dasar nan terdiri dari popluasi, sember daya alam serta persatuan nasional.
  2. Kekuatan ekonomi, nan terdiri dari kekuatan industri, pertanian, ilmu pengetahuan, tekonologi serta keuangan dan perdagangan.
  3. Kekuatan pertahanan negara. Dimana buat pertahanan nan dikedepankan ialah tentang sumber daya strategi, teknologi, kekuatan militer serta adanya wacana buat mengembangankan tenaga nuklir.
  4. Kekuatan diplomasi nan diwujudkan dengan adanya kebijakan luar negeri, seperti sikap terhadap permasalahan luar negeri, donasi luar negeri dan lain sebagainya.

Dari keempat unsur tersebut, sektor ekonomi merupakan salah satu prioritas nan dikedepankan buat dikelola secara serius. China merencanakan bahwa kekuatan ekonomi nan dimiliki akan digunakan buat menyokong kekuatan militer dalam rangka menjaga ketahanan nasional negara mereka.

Hal ini sudah nampak dalam beberapa waktu belakangan ini, dimana penguasaan China demikian konkret dalam sektor ekonomi. Pasca krisis ekonomi tahun 1997, menjadi momentum kekuatan China dalam menjalankan politik luar negeri di bidang ekonomi. Yaitu dengan kemampuannya menggantikan ASEAN buat menjadi sebuah negara nan memiliki prospek cerah di bdiang investasi asing langsung buat kawasan Asia. Selain itu, sejak November 2000, China mulai berani membuka pembahasan tentang kebijakan pasar bebas di kawasan Asia dengan ASEAN.
Meski begitu, pada dasarnya China sudah menyiapkan kebangkitan di bidang ekonomi jauh sebelum krisis moneter pada tahun 1997 melanda. Itulah mengapa, ketika sebagian besar negara di global mengalami goncangan dampak krisis tersebut, China tetap mampu menjaga kestabilan ekonomi dalam negeri mereka.

Hal ini sebab sejak tahun 1970an, China sudah memulai pertumbuhan ekonomi secara positif. Dimana hal tersebut dimulai dengan adanya reformasi domestik serta ekonomi pedesaan. Kebangkitan China di bidang ekonomi ini semakin berkembang pesat, manakala perekonomian nan dikembangkan sudah dapat mengintegraasikan antara pasar regional dan dunia nan didukung dengan adanya proses industrialisasi serta urbanisasi.

Proses integrasi serta keterbukaan dalam pasar China ini harus diakui sebagai sebuah campur tangan dari partai komunis nan berkuasa. Mereka menggerakkan setiap unit bisnis agar mampu memberikan dukungan serta mendorong tumbuhnya kekuatan politik. Pemerintah China merelakan diri buat meninggalkan idealisme dalam paham bernegara yaitu komunis demi tujuan nan lebih besar. tujuan tersebut ialah buat meraih kejayaan negara agar mampu meraih kekuatan di mata dunia. Dalam setiap program nan dicanangkan selalu dikemukakan tentang falsafah baru nan harus dicapai, komunis nan sangat kapitalis.

Bagi masyarakat China, kebangkitan nan dialami oleh negara mereka pada saat ini ialah hasil dari Zhenxing Zhonghua. Sun yatsen merupakan pelopor dari Zhenxing Zhonghua dan sekaligus juga merupakan pendiri China modern. Sun Yatsen memiliki impia besar, bahwa kejayaan nan pernah hilang haruslah kembali dalam genggaman mereka.

Hal ini harus dimulai dari mewujudkan kejayaan di bidang ekonomi. Karena para pelopor China Modern melihat, bahwa ekonomi China pada saat itu sangatlah lemah buat dapat meraih mimpi tersebut. Untuk itulah, sektor ekonomi harus diberikan prioritas buat dibangun agar mampu mewujudkan kejayaan nan hilang dulu.

Di sisi lain, upaya China buat meraih kembali kejayaannya bukan berjalan tanpa hambatan. Adanya sebagian negara nan melihat upaya China tersebut sebagai sebuah ancaman. Itulah mengapa, semangat Anti China menjadi sebuah isu nan menarik buat diserukan bagi mereka nan tak menghendaki China meraih kembali kejayaannnya. Persepsi tentang China Threat atau ancaman China, dikampanyekan agar mampu mendapatkan simpati dari kelompok nan tak menghendaki China tumbuh menjadi sebuah negara besar kembali.