Jatuh Cinta Ala Ahmad Dhani - Lirik Lagu Penuh Cinta Kepada Tuhan

Jatuh Cinta Ala Ahmad Dhani - Lirik Lagu Penuh Cinta Kepada Tuhan

Bagaimana rasanya jatuh cinta ? Pikiran melayang, hati berbunga-bunga, dan paras nan begitu ceria? Demikian nan biasa kita dapatkan ketika jatuh cinta dengan versus jenis. Lalu, bagaimana jika jatuh cinta itu berkaitan dengan sufisme?



Jatuh Cinta Ala Ahmad Dhani - Sufisme Sebagai Agama Cinta

"Jangan remehkan orang nan jatuh cinta" . Pepatah ini begitu kental dan sering dipakai di global sufi. Jatuh cinta di sini tentu bukan jatuh cinta biasa antara dua insan manusia, melainkan jatuh cinta kepada Tuhan. Jika dilihat dari sejarah, sufisme sendiri diklaim baru muncul pada abad ke-3 Hijriyah. Ketika itu, terjadi dekadensi besar-besaran di global Islam. Sistem pemerintahan tak lagi mengandalkan persamaan hak semua warga negara, melainkan dimonopoli oleh sebuah keluarga.

Para ulama memolitisasi ayat buat menjaga interaksi baik dengan penguasa. Di taraf bawah, umat Islam juga mulai menganggap ibadah sebagai rutinitas belaka. Berdasarkan penelitian global Barat, sebab keadaan seperti inilah muncul sufisme nan berusaha kembali menyucikan ajaran Islam nan dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.

Ibaratkan saja seperti hukum bandul lonceng. Kalau bandul lonceng bergerak terlalu ke kiri, niscaya ada tenaga misteri nan melontarkannya ke kanan. Ketika Islam hanya menjadi formalitas belaka, muncullah orang-orang nan berusaha menggali ajaran tersebut lebih dalam lagi dengan mengutamakan cinta Allah.

Dalam sufisme, cinta (Allah) ialah nan paling utama. Prinsip utamanya, Allah ialah cinta, Yang jatuh cinta dan Yang dicintai. Namun, dari versi kaum sufi sendiri, sufisme sudah muncul sejak zaman Nabi Muhammad Saw. Status ajarannya memang tersembunyi. Rasulullah hanya mengajarkan sufisme kepada beberapa sahabat khusus, di antaranya nan paling primer ialah Ali bin Abi Thalib.

Perbedaan sejarah kapan sufisme muncul tidaklah terlalu penting. Yang krusial ialah niatan mulia para penganut sufisme dalam menyadarkan umat Islam. Para sufi biasanya menyandarkan konsep cinta Allah ini dalam segala hal. Semua orang hendaknya berserah diri semata kepada Allah dan tak boleh jatuh cinta pada hal-hal duniawi.

Penyampaian ajaran sufisme sendiri biasanya melalui sajak puitis nan menggelorakan jatuh cinta manusia kepada Allah. Tengoklah sajak-sajak jatuh cinta Jalaluddin Rumi, Hafidz, Umar Khayyam, atau Ibnu Arabi. Estetika baris demi barisnya terus menggema hingga masa kini. Orang-orang awam nan tak mengetahui seluk-beluk sufisme sekalipun, akan mengetahui bahwa sajak-sajak tadi ditujukan kepada Allah semata.

Seiring dengan perjalanan waktu dan perhatian global Barat terhadap sufisme, sajak-sajak jatuh cinta ini pun disebarkan ke seluruh global dan mengalami tanggapan nan senantiasa positif. Ahmad Dhani sebagai salah satu pelaku sufi, juga menggunakan model sajak-sajak serupa dalam lirik lagunya.

Sekilas, kita akan mengira lirik lagu Ahmad Dhani berkisah tentang percintaan lelaki dan perempuan. Namun, kenyataannya tidak. Lirik-lirik ini penuh dengan simbolisme jatuh cinta seorang salik (pencari Allah) terhadap Tuhan.



Jatuh Cinta Ala Ahmad Dhani - Lirik Lagu Penuh Cinta Kepada Tuhan

Banyak orang nan menganggap Ahmad Dhani hanya mencampurkan syair-syair sufi ternama dalam lirik lagunya. Namun, tanpa keahlian meramu kata nan baik, lirik-lirik tersebut tetap saja akan mentah dan tak sebagus lirik gubahan Dhani.

Kita dapat melihat contoh dalam lirik lagu Kasidah Cinta. Dalam lirik lagu nan ada di album Cintailah Cinta (2002) ini, kita sekilas cuma melihat adanya kegugupan seorang lelaki nan tidak dapat mengungkapkan perasaannya dengan baik ketika jatuh cinta kepada perempuan. Berikut penggalan lirik Kasidah Cinta .

Kujatuh cinta kepadamu
Saat pertama bertemu
Salahkah bila saya terlalu mencintai
Dirimu nan tidak mungkin mencintai aku
Oh Tuhan tolong ...

Aku langsung jatuh cinta kepadamu
Cinta pada pandangan pertama
Cinta nan dapat merubah jalan hidupku
Jadi lebih berarti

Oh, mungkin hanya keajaiban Tuhan
Yang dapat jadikan hamba-Nya nan cantik menjadi milikku
Aku bukanlah laki-laki nan mudah jatuh hatinya

Namun, bayangkanlah jika laki-laki dalam lirik di atas ialah seorang pencari Allah atau seorang muslim, sedangkan wanitanya ialah Allah. Hipotesis ini tidaklah mengada-ada. Kalau kita melihat kisah Layla-Majnun nan begitu terkenal, Layla dan Majnun bukanlah sosok lelaki-perempuan biasa. Sang pengarang, Syekh Nizami Ganjavi menggunakan Layla dan Majnun sebagai simbol Allah dan manusia. Kisah jatuh cinta Layla dan Majnun sendiri dapat dilihat dari paradigma berikut.

Majnun atau secara harfiah berarti "Gila" awalnya bernama Qays atau "Si Cerdas". Dia berjumpa Layla di sekolah (madrasah) nan sangat tepat menggambarkan syariat (hukum) Islam. Qays nan cerdas menyadari bahwa madrasahnya tidak cukup menampung jatuh cintanya kepada Layla sebab sang pujaan hati diungsikan orangtuanya ke rumah.

Sama seperti halnya orang nan mengaku jatuh cinta kepada Allah. Dia harus melewati tataran hanya dapat bersyariat. Seorang pencari Allah harus pula melampaui tarikat (jalan) sebelum berjumpa hakikat (inti ajaran) dan makrifat (pengenalan terhadap Allah). Sama halnya dengan lirik lagu Kasidah Cinta di atas.

Laki-laki nan kurang percaya diri melihat perempuan cantik ini, langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia merasa rendah diri sebab menganggap diri tidak layak, seperti halnya hamba nan jatuh cinta kepada Allah. Bagaimana mungkin seorang hamba nan begitu rendah layak dicintai Tuhannya nan Maha Mulia?

Dalam Kasidah Cinta ini, cinta sang lelaki (sang hamba) begitu luar biasa. Kehadiran sang perempuan (Allah) mampu mengubah jalan hidupnya lebih berarti. Sama halnya dengan kita sebagai hamba. Ketika ada asma Allah di dalam hati, rasanya segala sesuatu begitu mudah dijangkau. Tak salah kalau ada nan berkata, semua masalah akan lenyap di hadapan orang nan senantiasa jatuh cinta keapda Allah.

Lirik Kasidah Cinta di atas hanyalah salah satu dari sekian banyak lirik lagu kreasi Ahmad Dhani nan menggaungkan pesan jatuh cinta kepada Allah. Dalam album Dewa 19 nan berjudul Bintang Lima, Cintailah Cinta , dan Laskar Cinta , begitu banyak lagu cinta kepada Allah. Di antaranya Lagu Cinta, Cinta dalam Misteri, Sayap-Sayap Patah, Mistikus Cinta, Cintailah Cinta, Bukan Rahasia, Pangeran Cinta, Atas Nama Cinta, Nonsens, Hayati Ini Indah, Satu , dan Sweetest Place .

Bahkan, lagu Pangeran Cinta nan kesannya merupakan kisah seorang playboy atau penakluk wanita, sebenarnya terinspirasi dari seorang sufi bernama Ibnu Al-Farid nan bergelar "Pangeran Cinta". Bayangkan pula lirik lagu Satu nan syahdan diduga berbau ajaran Manunggaling Kawula Gusti ala Syekh Siti Jenar atau Husayn bin Manshur Al-Hallaj. Lagu ini sendiri hanya merupakan kutipan dari hadits qudsy nan sering dipakai oleh para sufi.

Secara umum, lagu-lagu nan seakan cuma cerita jatuh cinta biasa, ternyata berubah menjadi kisah jatuh cinta nan begitu syahdu tentang seorang hamba nan merindukan Tuhannya. Dalam hal ini, Ahmad Dhani layak dianggap berhasil menyebarkan ajaran sufisme ke kalangan remaja Indonesia.

Kebanyakan anak muda Indonesia akan jatuh cinta pada lagu-lagu Dewa 19 dan di sanalah mereka mendapatkan kesadaran dengan lirik-lirik lagu istimewa Ahmad Dhani. Sayangnya, kebanyakan orang kurang mau menggali lirik-lirik lagu ini lebih dalam lagi. Alhasil, lagu nan menyuarakan jatuh cinta kepada Allah, kini justru dianggap sebagai lagu biasa dengan tema cinta nan lebih profan.