Perjalanan Karier Dahlan Iskan

Perjalanan Karier Dahlan Iskan

Bagaimanakah riwayat hayati Dahlan Iskan ? Dahlan Iskan ialah sosok nan sering kita lihat di televisi. Gebrakan-gebrakan nan dikeluarkannya memang selalu menarik buat diulas dan mendapatkan perhatian nan cukup serius dari beberapa kalangan.

Terutama, belakangan ini nan mengulas mengenai kendaraan ekonomis energi nan ramah terhadap lingkungan. Tentunya, hal tersebut membuat kita ingin tahu jauh lebih dalam tentang riwayat hayati Dahlan Iskan .

Siapa sebenarnya sosok Dahlan Iskan ini nan begitu berani mengeluarkan berbagai ide nan cukup kreatif buat ditanamkan di negeri ini? Banyak hal nan ingin diketahui dari sosok Dahlan Iskan sehingga mampu menjadikannya orang nan seperti sekarang ini kita lihat.



Riwayat Hayati Dahlan Iskan Kecil

Dahlan Iskan bukan seorang nan lahir dari keluarga nan berada. Dia tak seperti seorang pahlawan pejuang wanita nan kita kenal, yakni Kartini nan lahir dari kalangan keluarga bangsawan dan priyayi.

Beliau mulai menghirup udara di bumi ini pada 17 Agustus 1951 di Magetan Jawa Timur. Kehidupan nan dilaluinya termasuk cukup berat sebab masa kecilnya dihabiskan dengan banyak sekali kerja keras sebab kemiskinan nan melanda pada diri keluarganya.

Meskipun dibesarkan dari sebuah keluarga nan serba kekurangan tetapi hal tersebut tak pernah menyurutkan semangat dari seorang Dahlan Iskan buat terus belajar. Nilai plus nan dimiliki oleh Dahlan Iskan meskipun dibesarkan dari kalangan keluarga nan kurang mampu ialah adanya perbedaan makna religius nan masih kental di dalam keluarganya.

Perihal tanggal lahir nan ada pada Dahlan Iskan tersebut, terdapat sebuah cerita nan cukup menarik. Di dalam buku Ganti Hati nan merupakan karya dari beliau diceritakan bahwa tanggal tersebut merupakan karangannya sendiri, sedangkan tanggal sebenarnya masih belum diketahui secara jelas.

Tanggal nan dipilih oleh Dahlan Iskan ialah tanggal 17 Agustus sebab tanggal tersebut bersamaan dengan hari kemerdekaan negara Republik Indonesia. Jadi, agar mudah dihapal dan diingat oleh Dahlan Iskan sendiri, maka tanggal tersebutlah nan dipilih olehnya sebagai hari kelahiran.

Di dalam bukunya tersebut juga diceritakan bahwa kondisi Dahlan Iskan nan serba kekurangan memaksanya buat dapat bersyukur dengan apa nan dimiliki dan selalu memiliki sikap inovatif. Diceritakan bahwa beliau hanya memiliki satu buah baju, satu celana, dan satu sarung.

Sarung nan dimiliki oleh Dahlan Iskan ini termasuk ke dalam sebuah sarung nan multifungsi dan serba bisa. Ketika Dahlan Iskan sedang mencuci pakaian maka sarung ia gunakan buat menutupi bagian atas tubuhnya. Namun, ketika beliau sedang mencuci celana maka sarung tersebut digunakan buat menutupi bagian bawah tubuhnya.

Tidak hanya sampai di situ, sarung juga berfungsi sebagai pencari nafkah nan andal. Ketika tiba musim panen kedelai milik para orang kaya, maka sarung tersebut berubah fungsi menjadi karung nan siap buat dijadikan wadah loka memunguti residu hasil panen kedelai tersebut.

Ketika tiba waktu buat menghadap Sang Rabb pemilik semesta alam maka sarung tersebut berubah lagi menjadi sesuatu nan kudus yang agung. Dan, ketika malam datang hingga dingin menyengat ke seluruh tubuh maka sarung itu pun berubah bentuk lagi menjadi sebuah selimut.

Saat muncul sebuah robek di sarung maka Dahlan Iskan pun menjahit pada bagian robek tersebut. Ketika bagian nan dijahit tersebut robek lagi maka beliaupun menambalnya. Namun, ketika tambalannya nan robek maka dirobek-robeklah sarung tersebut sehingga membentuk beberapa helai.

Untuk helai nan cukup besar maka dijadikan sebagai sebuah bantal sedangkan beberapa helai nan kecil dijadikan sebagai popok bayi. Sebuah kegigihan, syukur, dan ketabahan hayati nan luar biasa dicontohkannya dalam kasus menghadapi sebuah “sarung” dalam situasi apa pun nan terjadi.

Sosok nan sebenarnya pantas buat dijadikan sebagai panutan dalam kita bertindak dan bersikap di dalam kehidupan ini agar tak terlalu banyak mengeluh dan menyesal. Jika kita mau menyerah dan berkeluh kesah maka ada baiknya buat mengingat cerita “sarung” milik Dahlan Iskan tersebut.



Perjalanan Karier Dahlan Iskan

Perjalanan karier nan dialami oleh Dahlan Iskan dapat dibilang cukup bagus dan terus menanjak. Awal kariernya dimulai ketika dia berprofesi sebagai seorang reporter sebuah surat kabar nan ada di Samarinda, Kalimantan Timur pada tahun 1975. Lalu pada tahun berikutnya yaitu tahun 1976, beliau telah menjadi seorang wartawan di Majalan Tempo.

Karier dari Dahlan Iskan tak hanya berhenti sampai di situ saja. Berikut ialah beberapa loka nan dijadikan oleh beliau sebagai loka buat berkarya.



Jawa Pos

Dahlan Iskan bekerja di Jawa Pos sebagai pemimpin dari Jawa Pos pada tahun 1982. Kehadiran dari Dahlan Iskan merupakan oase di gurun pasir nan kehadirannya begitu sangat dibutuhkan oleh orang lain.

Kondisi Jawa Pos sebelum dipegang oleh manajemen Dahlan Iskan begitu terpuruk bahkan akan gulung tikar lantaran hanya mampu menjual 6 ribu eksemplar saja. Namun, selama 5 tahun dipimpin oleh Dahlan Iskan, koran Jawa Pos mampu memproduksi hingga 300 ribu eksemplar. Sebuah angka nan cukup luar biasa.

Lima tahun kemudian beliau juga mendirikan sebuah jaringan nan dapat dibilang cukup besar, yaitu Jawa Pos News Network (JPNN). JPNN dianggap sebagai salah satu jaringan surat kabar nan cukup besar dengan memiliki sekitar 134 surat kabar, majalah, dan tabloid. Dan, tak hanya itu saja, JPNN juga memiliki sekitar 40 jaringan percetakan nan tersebar di Indonesia.

Prestasi nan ditorehkan oleh Dahlan Iskan terus saja bermunculan. Di tahun 1997, beliau sukses mendirikan sebuah gedung nan cukup tinggi yang megah dan dikenal sebagai gedung pencakar langit nan ada di Surabaya bernama Graha Pena. Lalu, kemudian disusul dengan gedung nan serupa tetapi bertempat di Jakarta.

Pada tahun 2002, rupanya media warta surat kabar masih belum mampu memuaskan hatinya. Akhirnya, beliau mendirikan sebuah stasiun televisi. Stasiun televisi lokal tersebut bertempat di Surabaya dengan nama JTV nan kemudian diikuti oleh adik-adiknya, yaitu Batam TV dan Riau TV.



Fangbian Iskan Corporindo (FIC)

Pada tahun 2009, Dahlan Iskan juga menjabat sebagai komisaris dari sebuah perusahaan pembangungan sambungan komunikasi kabel bahari nan biasa disingkat dengan SKKL. Nama dari perusahaan loka Dahlan Iskan tersebut bernaung ialah PT. Fangbian Iskan Corporindo.

PT Fangbian Iskan Corporindo berencana akan membuat sebuah sambungan komunikasi kabel bawah bahari nan akan menghubungkan antara Surabaya dan Hongkong. Jeda nan ditempuh oleh serat optik tersebut ialah 4.300 km.



Perusahaaan Listrik Negara (PLN)

Pada akhir tahun 2009, karier Dahlan Iskan tak dapat dibilang main-main sebab di akhir tahun tersebut, Dahlan Iskan dinobatkan sebagai direktur primer dari PLN. Dahlan Iskan dipilih menjadi direktur PLN buat menggantikan Fahmi Mochtar nan mendapatkan kritikan sebab sering terjadi wafat lampu di daerah ibu kota.



Menteri Badan Usaha Milik Negara (Menteri BUMN)

Dahlan Iskan kemudian diangkat menjadi seorang menteri Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) pada 17 Oktober 2011. Beliau menggantikan menteri BUMN nan sebelumnya dikarenakan menderita sakit sehingga tak mampu menjalankan tugasnya dengan sempurna.