Biografi Napoleon Bonaparte - Kekuasaan Napoleon

Biografi Napoleon Bonaparte - Kekuasaan Napoleon



Biografi Napoleon Bonaparte - Pendidikan Militer Napoleon

Biografi Napoleon Bonaparte menjadi salah satu biografi nan banyak dibaca oleh dunia. Napoleon Bonaparte, sosok kaisar nan kontroversial ini, dilahirkan pada 15 Agustus 1769 di Casa Bounaparte, Kota Ajaccio, Kroasia. Nama lahirnya sendiri adalah Napoleone di Buonaparte. Namun, kemudian ia mengganti namanya menjadi Napoleon Bonaparte nan dianggap lebih berbau Prancis.

Pria ini merupakan keturunan bangsawan dari Italia nan kemudian pindah ke Korsika pada abad 16. Dilahirkan dari keluarga nan berada membuat Napoleon tidak mengalami kesulitan buat mengenyam pendidikan hingga ke jenjang nan tinggi. Hingga kemudian, pada 1779, ketika usianya nan baru menginjak 10 tahun, ia mendaftar di sebuah akademi militer di Brienne-Le- Chateau.

Kecerdasan nan dimiliki oleh Napoleon membuatnya dengan mudah lulus pada usia 15 tahun. Ternyata, pendidikan militernya tidak hanya sampai di sana. Pada 1784, Napoleon mendaftar kembali Ecole Militaire di Paris. Di sekolah tersebut, Napoleon dilatih buat menjadi seorang perwira artileri.

Pendidikannya dan kompetensinya membuat ia dipercaya menjadi hulubalang artileri pada 1794 di Italia. Dan ia pun kembali dipercaya menjadi hulubalang perang Prancis sekembalinya ia ke negara tersebut.

Napoleon nan tumbuh ketika masa Revolusi Prancis ikut berperan aktif dalam aksi militer nan akhirnya bisa mengakhiri gerakan revolusi nan tengah berlangsung.



Biografi Napoleon Bonaparte - Kisah cinta Napoleon

Pada 1796, Napoleon menikahi seorang janda mantan istri Jenderal Alexandre de Beauharnais nan ditinggal wafat pada perang Italia 1794, bernama Josephine de Beauharnais. Walaupun hubungannya dengan Josephine dianggap berpengaruh banyak terhadap pengangkatan dirinya sebagai hulubalang perang Prancis, ternyata hal tersebut tak membuat Napoleon berlaku setia.

Napoleon memilih buat merusak kepercayaan dan kesetiaannya pada Josephine dengan melakukan perselingkuhan dengan seorang gadis Polandia bernama Maria Waleska. Josephine nan tak dapat memberikan keturunan pada Napoleon akhirnya diceraikannya.

Kemudian, Napoleon menikah lagi dengan Putri Kaisar Austria, Marie Louise. Pernikahan ini berbau politik sebab dilakukan agar terjadi ikatan komplotan antara Austria dan Prancis. Dengan Marie Louise, ia memperoleh anak nan memang sudah lama diidamkannya. Anak Napoleon dan istrinya tersebut pada kemudian hari menjadi Raja Roma. Walaupun begitu, pernikahan ini akhirnya berujung juga pada perceraian setelah kekalahan nan terjadi pada Napoleon.



Biografi Napoleon Bonaparte - Kekuasaan Napoleon

Perjalanan karier militer Napoleon begitu panjang. Pada 1797, Napoleon telah sukses membawa Prancis buat menaklukkan hampir seluruh bagian Italia Utara. Namun ternyata, sekembalinya ia dari Italia, pemerintahan sedang mengalami masa sulit. Setelah itu, Napoleon justru melakukan tindakan nan mengejutkan. Ia tak memilih buat membantu pemerintahan, dan malah mengorganisasi planning kudeta.

Melihat gelagat tersebut dan kepopuleran Napoleon sebagai jenderal di mata masyarakat Perancis, akhirnya pemerintahan Prancis memberinya mandat buat menginvasi Inggris. Namun sayang, kali ini Napoleon mengalami kekalahan. Pasukan Inggris nan dipimpin oleh Horatio Nelson sukses mengalahkan dia dan pasukannya.

Pada saat Napoleon kembali ke Prancis pada 1799, negara tersebut sedang mengalami bala peperangan. Rakyat merasa kecewa dengan kinerja pemerintahan saat itu. Momen tersebut kemudian dimanfaatkan oleh Napoleon buat mengumpulkan pendukung setianya agar ia dapat naik ke kursi pemerintahan.

Akhirnya, keinginannya tersebut tercapai. Pada 1802, Napoleon terpilih sebagai konsul seumur hidup. Kemudian, selang dua tahun kemudian, ia terpilih menjadi kaisar. Saat itu, rakyat merasa bosan dengan ketidaktegasan pemerintah dalam menyusun perundang-undangan. Karena itu, mereka mempercayakan Napoleon sebagai tiran dalam penyusunan undang-undang.

Kontroversi mengenai dirinya terjadi pada 1804. Saat itu, Napoleon mengundang Paus buat memasangkan mahkota pada acara penobatannya sebagai Kaisar Prancis. Namun, ternyata Napoleon memilih buat memasangkan mahkota simbol kekuasaannya oleh dirinya sendiri dengan alasan tidak ada seorang pun di global nan pantas buat memasangkan mahkota tersebut.

Kekuasaannya di Prancis ternyata tidak cukup memuaskan Napoleon. Ia kemudian berencana menguasai Italia. Paus nan mengetahui hal tersebut kemudia menentangnya, nan membuat Paus tersebut ditahan selama lima tahun lamanya.

Akhirnya, rencananya memperluas wilayah kekuasaan tidak hanya mencakup wilayah Italia, tetapi juga seluruh wilayah Eropa. Dan, keinginannya tesebut berhasil. Ia bahkan menempatkan saudara-saudaranya di tahta kekuasaan beberapa negara nan ia taklukkan agar kekuasaannya tersebut bisa tetap terjaga.



Biografi Napoleon Bonaparte - Kekalahan Napoleon

Setelah kesuksesannya menaklukkan medan pertempuran dan dalam mengatur negaranya, tampaknya Napoleon mulai menunjukkan tanda-tanda kemunduran pada kekuasaanya. Sebagian rakyatnya mulai tak menyukai "wajib militer". Pengabaiannya terhadap para saudaranya nan telah menempati banyak pos-pos krusial di pemerintahan, juga kebangkitan nasionalisme di berbagai wilayah, membuat Napoleon kehilangan kontrolnya dalam memerintah seluruh Eropa.

Di Rusia, Czar Alexander juga mulai tak mempercayai Napoleon. Kedua penguasa ini masing-masing mempunyai misi nan sama, yaitu ingin memperluas pengaruhnya di Eropa Tengah dan Mediterania. Keduanya saling mengkhawatirkan satu-sama-lainnya, dan Napoleon memutuskan buat menyerang Rusia terlebih dahulu.

Napoleon kemudian menyerang Rusia pada Juni 1812. Pasukannya nan berjumlah lebih dari 600,000 orang, didominasi oleh orang-orang non-Prancis. Pasukan Rusia terus mendesak, memaksa pasukan Napoleon mengerahkan kekuatannya. Setelah berlangsung pertempuran di tepi Sungai Moskva, Napoleon dan pasukannya memasuki Kota Moskow nan ternyata telah dikosongkan.

Para Czar menolak menyerah kepada penguasa Prancis tersebut dan memilih buat membakar Kota Moskow. Tak cukup sampai di situ, musim dingin nan datang pun semakin memberatkan kubu Napoleon. Tak ada makanan nan bisa ditemui oleh pasukan maupun kuda-kudanya dan banyak pasukannya nan memilih buat menyerah dan meninggalkan pertempuran. Akhirnya, pasukan Napoleon kalah dan ia kembali sendirian ke Paris membawa kekalahan.

Kekalahan Napoleon di Rusia sangat berpengaruh besar dan membuat musuh-musuhnya kemudian manunggal buat menaklukkan Prancis. Melihat hal tersebut, Napoleon kemudian menyusun pasukannya kembali dan bergerak menyerang Jerman. Namun ternyata pasukan versus lebih kuat. Walau sempat menang di Kota Dresden, Napoleon mengalami kekalahan dalam pertempuran di Leipzig.

Napoleon tak menyerah, ia terus melawan pasukan sekutu demi mempertahankan wilayah kekuasaannya di Prancis. Hingga akhirnya, ia harus menerima kekalahan kembali pada 1814. Kemudian, Napoleon diasingkan ke Pulau Elba.

Sempat melarikan diri ke Prancis, Napoleon kemudian kembali menyerang Belgia. Namun pada 1815, Napoleon harus kembali menerima kekalahan dari pasukan Inggris dan Rusia. Setelah itu, Napoleon kembali diasingkan ke Pulau St. Helena nan terletak di wilayah Samudera Atlantik. Napoleon tutup usia pada 5 Mei 1821 dengan dugaan diracun oleh pengawalnya sendiri.



Biografi Napoleon Bonaparte - Sosok Napoleon

Perjalanan hayati Napoleon memang mengundang banyak kontroversi. Banyak nan mengelu-ngelukan ketangguhannya, namun tidak sedikit nan mencela kediktatoran dan kekejamannya.

Ia merupakan pemimpin militer nan andal dan dicatat oleh sejarah sebagai penguasa nan paling sukses sepanjang sejarah Prancis. Ia telah membuat banyak perubahan nan baik pada undang-undang Prancis saat itu.

Namun, di sisi lain, Napoleon dianggap sebagai seorang pemimpin nan kejam. Ia dikabarkan selalu meracuni tentaranya nan terluka setiap berakhir peperangan. Hal tersebut dilakukan entah sebab ketidakpeduliannya atau sebab rasa belas kasihnya, tak ada nan tahu.

Selain itu, syahdan Kaisar Prancis ini juga selalu membawa bekal peperangan dengan jumlah nan lebih sedikit dari nan semestinya diperlukan. Timbul kembali pertanyaan, apakah hal itu dilakukan sebab kekejamannya ataukah sebab pemikirannya nan realistis, entahlah tak ada nan tahu juga.

Bagaimanapun sosok seorang Napoleon, ia tetap menjadi salah satu tokoh nan berpengaruh di dunia, terutama di kawasan Eropa. Ketangguhan dan komitmennya terhadap Prancis menjadikan biografi Napoleon Bonaparte patut dijadikan bahan bacaan.