Pakaian

Pakaian

Dunia komunikasi sangat menarik buat diamati. Komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal memiliki ciri-ciri tersendiri. Komunikasi verbal nan mengandalkan bahasa tulisan atau bahasa lisan cukup mudah dipahami asalkan kalimat atau kata-kata nan dipakai cukup jelas. Tapi, komunikasi nonverbal nan banyak melibatkan warna, mobilitas tubuh, mimik muka, baju nan dikenakan, akan menimbulkan banyak interpretasi buat memahaminya.



Warna

Saat bahasa verbal menjadi kendala, maka rona dapat membantu dalam mengutarakan maksud. Contohnya ketika ada pertandingan sepak bola taraf global dipimpin oleh wasit nan tidak dapat berbahasa Inggris, maka perintah keluar nan diberikan kepada seorang pemain dapat menjadi tontonan nan lucu sebab si wasit dan si pemain saling tak memahami maksud masing-masing.

Untunglah akhirnya ada ide cermerlang buat menggunakan kartu berwarna. Sehingga wasit tidak harus mengeluarkan satu kata pun kalau akan menghukum seorang pemain. Peluit ditiup, salah satu kartu merah atau kuning diacungkan. Bereslah sudah tugas si wasit pada momen itu.

Warna merah, kuning, hijau pada lampu lalu-lintas juga merupakan salah satu cara komunikasi nonverbal nan sudah dipahami oleh orang sejagad raya. Bagaimana bagi nan buta warna? Mereka tak menandai lampu lalu lintas dari warna, tapi dari posisi lampu. Lampu atas nan menyala, berarti berhenti; lampu kuning nan menyala, berarti berhati-hati atau bersiap-siap; lampu hijau nan menyala, berarti jalan.



Bahasa Tubuh

Jangan terlalu percaya diri menggunakan beberapa simbol bahasa tubuh bila berada di negara nan baru saja Anda kunjungi. Perhatikan beberapa contoh bahasa tubuh berikut.

  1. Nigeria : acungan jempol artinya sangat kasar.

  2. Jepang : tanda OK, artinya uang atau koin.
  3. Amerika Latin : tanda OK, artinya sama dengan acungan jari tengah.
  4. Amerika : memutar telunjuk di samping kepala artinya orang gila.
  5. Italia : menjentik-jentikan dagu, artinya 'Pergilah'.
  6. Filipina : mengangkat alis, artinya menyapa Anda.

Bahasa tubuh tersebut lazim digunakan di Indonesia dengan arti nan bagus. Namun, hati-hati menggunakan bahasa tubuh nan sama sebab artinya mungkin tak lazim di negara tertentu.



Pakaian

Pakaian nan dikenakan seseorang sebenarnya mengirimkan pesan tertentu. Bila biasanya ibu Anda mengenakan daster di rumah. Lalu beliau memakai kebaya di hari Minggu, itu artinya beliau mau kondangan. Begitu pun bila jeans nan Anda pakai lalu Anda ganti dengan gaun malam yang cantik, itu artinya Anda akan pergi ke perjamuan atau undangan nan cukup resmi.

Dengan kata lain, setiap loka dan acara secara implisit atau tersurat menuntut kita buat tahu diri dan mengenakan baju nan tepat dan tak salah kostum. Pada masa- zaman kerajaan nan masih begitu kental, baju rakyat biasa dengan baju para raja, ratu dan keluarga kerajaan lainnya sangatlah berbeda. Bahkan ada corak-corak kain eksklusif nan hanya boleh dipakai oleh raja dan sangat diharamkan dipakai oleh rakyat jelata.



Bentuk-Bentuk Komunikasi Nonverbal

Terdapat banyak bentuk komunikasi nonverbal seperti kinesics berupa gerakan tubuh, paralaguage, proxemics nan berkenaan dengan penggunaan ruang, territory, artifacts physical appearance, chronemics berkenaan dengan penggunaan waktu, dan olfactory communication berkaitan dengan masalah penciuman.



Kinesics

Dari semua penelitian mengenai konduite nonverbal nan paling banyak dikenal adalah mengenai kinesics, suatu nama teknis bagi studi mengenai gerakan tubuh digunakan dalam komunikasi. Gerakan tubuh merupakan konduite nonverbal di mana komunikasi terjadi melalui gerakan tubuh seseorang atau bagian-bagian tubuh. Gerakan tubuh meliputi kontak mata, aktualisasi diri wajah, mobilitas isyarat, postur atau perawakan dan sentuhan.

1). Kontak Mata

Kontak mata juga mengacu sebagai pandangan atau tatapan, adalah bagaimana dan berapa banyak atau berapa sering kita melihat pada orang dengan siapa kita berkomunikasi. Kontak mata menyampaikan banyak makna. Hal ini menujukkan apakah kita menaruh perhatian dengan orang nan berbicara dengan kita. Bagaimana kita melihat atau menatap seseorang bisa menyampaikan serangkaian emosi seperti marah, takut atau rasa sayang.

Umumnya kita bisa bertahan secara lebih baik dalam melakukan kontak mata apabila kita benar-benar tertarik dengan komentar-komentar atau reaksi kawan bicara kita, atau apabila kita berusaha memengaruhi pihak lain. Sebaliknya, kita cenderung buat menghindar dari kontak mata apabila kita sedang membahas topik nan menjadikan kita tak nyaman, apabila kita meras kurang tertarik pada topik pembicaraan.

2). Aktualisasi diri Wajah

Ekspresi paras merupakan pengaturan dari otot-otot muka buat berkomunikasi dalam keadaan emosional atau reaksi terhadap pesan-pesan. Tiga kumpulan oto nan digerakkan buat membentuk aktualisasi diri paras ialah kening dan dahi, mata, kelopak mata, dan pangkal hidung, pipi, mulut, bagian lain dari hidung dan dagu.

Ekspresi paras kita terutama krusial dalam menyampaikan keenam dasar emosi yaitu kegembiraan, kesedihan, kejutan, ketakutan, kemarahan, dan kemuakan. Aktualisasi diri paras ialah begitu krusial bagi komunikasi antarpribadi di mana orang telah menemukan sistem penyampaian aktualisasi diri paras secara langsung.

3). Emosi

Seringkali orang menggambarkan seseorang sebagai terlalu emosional atau tak cukup emosional. Ada orang nan bisa menyembunyikan emosinya dengan baik, sedangkan nan lainnya seperti buku nan terbuka sehingga semua orang bisa melihatnya. Emosi merupakan kecenderungan-kecenderungan nan dirasakan terhadap rangsangan. Karena emosi itu ialah perasaan dan perasaan ialah emosi akan digunakan silih berganti dalam arti nan sama.

Kecenderungan nan dirasakan merupakan reaksi fisiologis internal terhadap pengalaman-pengalaman seseorang. Emosi mempunyai kekuatan buat memotivasi sesuatu tindakan. Apabila kita mengalami emosi terutama nan kuat maka akan muncul perubahan-perubahan secara badaniah.

4). Mobilitas Isyarat

Gerak isyarat merupakan gerakan tangan, lengan, dan jari-jari nan kita gunakan buat menjelaskan atau buat menegaskan. Jadi, apabila seseorang mengatakan "kira-kira setinggi ini" atau "hampir sebulat ini" kita berharap buat melihat mobilitas isyarat mengikuti klarifikasi verbal.

Seperti halnya apabila seseorang mengatakan "letakkan buku itu" atau "dengarkan saya" dengan mobilitas jari telunjuk, memukul meja dengan tinju, atau mobilitas isyarat lainnya buat memperkuat komunikasi verbal.

Manusia berbeda dalam jumlah mobilitas isyarat nan digunakan buat mengikuti ucapan verbalnya. Ada orang nan "berbicara dengan tangannya" jauh lebih banyak dari nan lainnya. Beberapa mobilitas isyarat nan dinamakan emblem bisa berdiri sendiri atau sebagai pengganti sepenuhnya bagi kata-kata.

5). Sikap Badan

Sikap badan atau posture merupakan posisi dan gerakan tubuh. Istilah lainnya buat sikap badan dalam bahasa Indonesia ialah postur dan buat selanjutnya disebut postur. Sering kali postur berfungsi buat menyampaikan informasi mengenai adanya penuh perhatian, rasa hormat dan kekuasaan.

Orientasi tubuh mengacu kepada postur Anda dalam interaksi dengan orang lain. Menghadapi orang lain secara jujur dinamakan orientasi tubuh secara langsung atau direct body orientation . Apabila postur dua oarang ada sudut pandang nan tak berhadapan, ini nan dinamakan orientasi tubuh nan tak langsung atau indirect body orientation menunjukkan tak adanya perhatian dan sikap tak sopan atau hormat.



Paralanguage

Paralanguage atau vocalics ialah "suara" nonverbal apa nan kita dengar bagaimana sesuatu dikatakan. Kita mulai dengan menjelaskan empat ciri vokal nan meliputi paralanguage dan kemudian membicarakan bagaimana kesimpulan-kesimpulan vokal bisa mengganggu arus pesan. Melalui pengendalian empat primer ciri vokal – picth, volume, rate, quality – kita bisa melengkapi, menambah, atau mempertentangkan makna terkandung oleh bahasa mengenai pesan kita.



Gangguan-Gangguan Vokal

Meskipun kebanyak di antara kita adakalanya merasa bersalah dengan menggunakan gangguan vokal atau vokal interferences suara-suara nan tak ada hubungannya atau kata-kata nan menginterupsi lancarnya pembicaraan. Gangguan-gangguan semacam ini menjadi masalah apabila dirasakan oleh pihak lain sebagai hiperbola atau terlalu banyak. Dan apabila gangguan-gangguan itu perlu mendapat perhatian sebab nan demikian menghalangi pendengarnya buat memusatkan perhatian pada makna pembicaraan.

Gangguan-gangguan vokal pada awalnya digunakan sebagai "place makers" dirancang buat mengisi kekosongan sementara dalam berbicara, buat menunjukkan bawa bicara kita belum selesai dan masih menjadi giliran kita. Misalnya kita bisa menggunakan "aaa" atau "eee" apabila kita ingin berhenti sejenak buat mencari kata atau gagasan nan tepat.



Penggunaan Ruang

Kita berkomunikasi melalui penggunaan ruang informal kita nan ada disekeliling kita, menggunakan ruang-ruang nan kita miliki dan kita jaga, dan cara-cara kita menggunakan objek dan mendekorasi ruangan kita.

1). Proksemik

Proksemik merupakan studi mengenai ruang informal – ruang di sekitar loka nan kita gunakan suatu saat. Mengelola ruang informal memerlukan pemahaman mengenai sikap terhadap ruang dan wilayah pribadi.

2) Wilayah

Wilayah atau territory mengacu kepada ruang di mana kita menuntut kepemilikan wilayah itu. Adakalanya kita tak menyadari cara-cara kita menuntut ruang itu sebagai milik kita, dan dalam hal lain kita berusaha keras menggunakan tanda-tanda nan konkret mengenai wilayah kita.