Manfaat Pupuk Kompos

Manfaat Pupuk Kompos

Pupuk kompos adalah salah satu jenis pupuk alami nan berasal dari hasil penguraian dari campuran bahan organik dengan donasi mikroba. Dengan kata lain, pupuk kompos merupakan pupuk nan berasal dari hasil fermentasi atau dekomposisi beberapa bahan nan tergolong organik, seperti hewan, tanaman, atau limbah organik lainnya dengan donasi mikroba. Oleh karena itu, kompos dikatakan sebagai pupuk organik sebab susunannya nan terdiri atas beberapa bahan nan tergolong organik.



Kompos

Secara umum, proses pengomposan didefiniskan sebagai proses pelapukan bahan organik dengan cara biologis, khususnya oleh beberapa mokroba nan memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Untuk membuat pupuk kompos dibutuhkan kontrol dan pengaturan proses alami agar kompos dapat terbentuk dengan cepat. Tata cara membuat kompos meliputi cara pemberian air nan cukup, pengaturan aerasi, membuat campuran bahan nan seimbang, dan penambahan bahan pengomposan.

Pupuk kompos memang berasal dari sampah organik. Nah, jika berbicara soal sampah, sampah terbagi menjadi dua, yaitu anorganik dan organik. Diperkirakan, rata-rata sampah organik mencapai 80 persen sehingga proses pengomposan merupakan alternative menangani sampah ornagik.

Pupuk kompos memiliki potensi buat dikembangkan. Hal ini sinkron dengan semakin tingginya volume sampah organik di loka pembuangan sampah akhir sehingga menghasilkan polusi bau nan melepaskan gas metana. Jadi, cara terbaik buat memanfaatkan sampah organik ini dengan cara mengolahnya menjadi pupuk kompos nan bersifat organik sehingga bisa melestarikan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk.

Proses pengomposan nan alami berjalan lambat dan sangat lama. Untuk itu, dikembangkanlah beberapa teknologi pengomposan agar proses pengomposan berlangsung cepat, baik dengan menggunakan teknologi nan sederhana maupun menggunakan teknologi nan tinggi. Prinsip proses pengembangan teknologi pengomposan berdasarkan proses penguraian bahan organik secara alamiah .

Dalam proses pengomposan, penguraian dilakukan secara optimal sehingga proses pengomposan berjalan lancar, efisien, dan cepat. Saat ini, teknologi pengomposan memiliki peranan krusial khususnya buat mengatasi problema limbah organik, baik limbah rumah tangga, limbah industri, maupun limbah perkebunan dan pertanian.

Teknologi pengomposan sampah organik sangat beragam, baik secara anaerob mapun aerob. Dapat juga dengan atau tanpa activator pengomposan. Sekarang ini, bahan activator pengomposan sudah beredar banyak di pasaran, di antaranya Promi (Promoting Microbes, OrgaDec, dan lain sebagainya. Banyaknya activator pengomposan tersebut memiliki keunggulan masing-masing.

Dalam proses pengomposan, pengomposan secara aerob paling banyak dipakai. Hal ini dikarenakan pengomposan secara aerob sangat mudah dan murah buat dilakukan. Selain itu, tak membutuhkan proses control nan sulit. Dalam proses penguraian bahan, mikroorganisme melakukannya dibantu dengan donasi udara. Sementara itu, proses pengomposan anaerob dilakukan dengan memanfaatkan mikroorganisme nan tak memerlukan udara dalam penguraian bahan organik.

Hasil akhir dari proses pengomposan merupakan bahan nan sangat dibutuhkan dalam bidang pertanian , yaitu pupuk. Pupuk kompos secara generik berfungsi buat menyuburkan tanah dengan cara memperbaiki sifat biologi, kimia , dan fisika tanah sehingga tanah menjadi fertile dan bisa memproduksi tanaman lebih banyak lagi. Pupuk kompos nan dihasilkan dari proses pengomposan sampah dipakai buat menguatkan struktur huma kritis, mengemburkan tanah, dan sebagai ganti dari penggunaan pupuk kimia.

Secara umum, bahan pengomposan merupakan semua bahan nan mengandung nitrogen dan karbon, seperti kotoran hewan, sampah organik, lumpur cair, atau limbah organik pertanian. Berikut ini sumber bahan buat pupuk kompos.
• Limbah ternak dan manusia: Limbah padat dan cair, limbah rumah tangga, limbah pemotoangan hewan, dan lain sebagainya.
• Limbah tanaman: Limbah padai (jerami dan sekam), gulma air, dan lain sebagainya.
• Pupuk hijau: Rumput, gulma, dan lain sebagainya.
• Sampah Kota atau Pemukiman: Limbah padat, limbah cair, dan limbah bio gas.
• Limbah agro industri: Sari kacang, ampas tebu, serbuk gergaji, limbah pengolahan kayu dan kertas, dan lain sebagainya.
• Limbah hasil laut: Rumput laut, pakan ikan, dan lain sebagainya.



Manfaat Pupuk Kompos

Secar umum, pupuk kompos berguna buat memperbaiki kandungan tanah sehingga tanah menjadi lebih subur. Dengan kata lain, kompos bisa menjadikan tanah menjadi fertile dan layak buat ditanami. Penambahan pupuk kompos akan berdampak pada aktivitas mikroba dalam tanah nan bermanfaat buat tanaman. Aktivitas mikroba tersebut membantu tanaman dalam menyerap unsur hara nan terkandung di dalam tanah. Selain itu, aktivitas mikroba bisa membantu dalam menghadapi agresi penyakit.

Tanaman-tanaman nan mendapatkan asupan pupuk kompos memiliki kesamaan kualitas nan lebih baik jika dibandingkan dengan tanaman-tanaman nan dipupuk menggunakan pupuk kimia. Misalnya, tanaman nan menggunakan pupuk alamiah kompos akan lebih tahan jika disimpan, lebih segar, lebih berat, dan lebih enak.

Berikut ini kegunaan pupuk kompos ditinjau dari berbagai sudut pandang.

Dari Aspek Ekonomi

• Bisa menghemat biaya transportasi dan biaya penimbunan limbah.
• Bisa mengurangi ukuran atau volume limbah.
• Nilai jualnya lebih menggiurkan daripada bahan asal sebelum menjadi pupuk kompos.

Dari Aspek Lingkungan

• Penggunaan pupuk kompos akan meminimalkan polusi udara.
• Mengurangi kebutuhan akan huma buat daerah penimbunan.

Dari Aspek Tanaman

• Pupuk kompos bisa meningkatkan kesuburan tanaman.
• Pupuk kompos bisa memperbaiki ciri dan struktur tanah.
• Pupuk kompos bisa meningkatkan penyerapan air nan dilakukan oleh tanah.
• Pupuk kompos bisa meningkatkan aktivitas mikroba dalam tanah.
• Pupuk kompos meningkatkan hasil panen.
• Pupuk kompos menyediakan vitamin dan hormon bagi makanan.
• Pupuk kompos bisa menekan penyakit nan menyerang tanaman.
• Pupuk kompos meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah.

Cara Membuat Kompos

Anda dapat juga membuat pupuk kompos sendiri. Bahan nan perlu disiapkan tentunya bahan-bahan organik residu pertanian, seperti tongkol batang jagung, rumput, jerami, dan kotoran ternak. Setelah bahan terkumpul, lakukan mutilasi kecil-kecil terhadap bahan organik tersebut. kemudian, letakkan rumput di atas. Buatlah tumpukan dengan tebal kira-kira 15 cm.
Tumpuk kotoran ternak nan sudah dibasahi di atas tumpukan. Lakukan sampai bahan habis menjadi sebuah tumpukan. Tumpuk semua bahan hingga mencapai ketinggian kira-kira 1,2 meter. Satu hal nan perlu diperhatikan, yaitu jaga selalu kelembapan tumpukan tersebut. Usahakan tumpukan tersebut dalam keadaan lembap.

Jika proses berlangsung dengan baik dan lancar, pada munggu ke-3 atau minggu ke-4 suhu akan naik dari tumpukan tersebut. Untuk mengetahuinya, tusukkan tongkat kayu ke dalam kompos tersebut. Setelah ditusukan, tarik tongkat tersbut dan lihat ujungnya. Jika ujung tongkat sudah hangat dan lembap, proses pengomposan telah berjalan dengan lancar dan normal. Namun, jika ujung tongkat masih kering, segera siram tumpukan kompos tersebut dengan air. Lebih parahnya lagi jika ujung tongkat dalam keadaan dingin. Jika ujung tongkat dalam keadaan dingin, proses pembuatan pupuk kompos harus diulang lagi.

Setelah suhu naik, suhu akan kembali turun. Baliklah kompos saat suhu turun. Dalam kurun waktu sebulan setelah kompos dibalik, kompos telah siap buat digunakan.
Nah, itulah klarifikasi mengenai kompos. Diharapkan, penggunaan pupuk kompos dalam bidang pertanian bisa menghasilkan hasil pertanian nan berkualitas dan tentunya ramah lingkungan. Semoga klarifikasi nan disampaikan bermanfaat bagi Anda.