Anggota Illuminati

Anggota Illuminati

Istilah Illuminati merupakan bentuk jamak dari kata illuminatus (bahasa Latin, nan maknanya "tercerahkan"). Nama illuminati disematkan kepada sejumlah kelompok, baik itu nan benar-benar konkret maupun fiktif. Menurut catatan sejarah, nama ini awalnya merujuk kepada Illuminati Bavaria, sebuah serikat misteri di zaman Kesadaran nan berdiri pada 1 Mei 1776.

Dalam konteks nan lebih modern, nama Illuminati biasanya merujuk kepada organisasi nan disebut-sebut mendalangi persekongkolan dan mengontrol peristiwa-peristiwa besar lewat pemerintah serta korporasi dengan tujuan membentuk New World Order (Tatanan Global Baru). Dalam hal ini, Illuminati umumnya dianggap sebagai versi nan modern atau kelanjutan dari Illuminati Bavaria.



Sejarah Illuminati

Gerakan Illuminati didirikan pada 1 Mei 1776 di Ingolstadt (Bavaria Atas) nan bernama Ordo Illuminati. Pendirinya ialah Adam Weishaupt (meninggal pada 1830), seorang profesor hukum kanon di Universitas Ingoldstadt nan dibesarkan dalam tradisi Jesuit.

Anggota awal Ordo Illuminati berjumlah lima orang. Anggota Ordo Illuminati terdiri atas para pemikir bebas nan menjadi cikal bakal gerakan Pencerahan. Tampaknya, Ordo Illuminati ini merupakan model dari gerakan Freemasons.

Para anggota Illuminati diwajibkan buat melaksanakan sumpah misteri dan mengikrarkan kesetiaan kepada atasan mereka di organisasi. Anggota Illuminati dibagi ke dalam tiga kelas dan setiap kelas terdiri atas beberapa tingkatan.

Banyak cabang Illuminati nan menarik keanggotaan dari loji-loji Mason nan telah ada pada masa itu. Awalnya, Weishaupt bermaksud menamakan ordo nan didirikannya "Perfectibilists". Ordo Illuminati disebut juga Illuminati Bavaria, sedangkan ideologinya disebut "Illuminisme".

Tidak sedikit intelektual berpengaruh dan politisi progresif menjadi anggota Ordo Illuminati, di antaranya Ferdinand of Brunswick dan diplomat Xavier von Zwack, pemegang komando nomor dua di ordo tersebut. Ordo Illuminati mempunyai cabang di sebagian besar negara Eropa.

Dalam waktu sepuluh tahun, jumlah anggotanya mencapai kurang lebih 2.000 orang. Ordo ini pun sukses menarik beberapa sastrawan, seperti Johann Wolfgang von Goethe dan Johann Gottfried Herder, serta duke-duke nan berkuasa di Gotha dan Weimar.

Pada 1777, Karl Theodor menjadi penguasa Bavaria. Ia merupakan pendukung Despotisme Kesadaran dan pemerintahnya melarang semua serikat rahasia, termasuk juga Illuminati. Perpecahan internal dan kepanikan nan berkaitan dengan suksesi menandai kejatuhan Ordo Illuminati. Hal ini dipengaruhi oleh Dekrit Sekuler nan dikeluarkan pemerintah Bavaria.

Dekrit 2 Maret 1785 itu tampaknya dianggap sebagai pukulan mematikan bagi Illuminati Bavaria. Weishaupt melarikan diri dan dokumen-dokumen serta korespondensi internal organisasi, nan disita pada 1786 dan 1787, kemudian dipublikasikan oleh pemerintah pada 1787. Rumah Xavier von Zwack digeledah buat mencari literatur-literatur organisasi Illuminati ini.

Sebelumnya, reorganisasi Illuminati dilaksanakan pada 1780 setelah bangsawan Lower Saxon, Adolph Freiherr Knigge, bergabung ke dalam organisasi ini. Pada 1782, ia menyusun struktur nan sama dengan loji-loji Freemason di dalam organisasi Illuminati, nan diakui oleh Weishaupt hingga saat itu belum ada di manapun kecuali di pikiran Weishaupt sendiri. Kepemimpinan ordo tersebut diserahkan kepada sekelompok orang nan disebut Aeropagus, nan terdiri atas Weishaupt, Knigge, dan lain-lain.

Organisasi nan baru ini memungkinkan Illuminati merekrut sejumlah pengikut Freemason dan menyusup ke seluruh loji. Sementara itu, terjadi perselisihan antara Weishaupt dan Knigge. Perselisihan mereka makin parah sehingga mengancam keutuhan Ordo Illuminati. Karena itu, digelar pengadilan arbitrase nan disebut "Kongres" di Weimar pada Februari 1784.

"Kongres", nan di antaranya beranggotakan Goethe, Johann Gottfried Herder, dan Duke Ernst of Saxe-Gotha menyatakan bahwa harus segera dibentuk Aeropagus nan sepenuhnya baru. Kedua pemimpin Ordo diminta mengundurkan diri.

Kompromi ini tampaknya bisa diterima. Akan tetapi, hal ini merupakan kekalahan konkret bagi Knigge, sebab sebagai pendiri ordo, Weishaupt masih memiliki pengaruh nan kuat meskipun tak menduduki kepemimpinan formal di Aeropagus. Knigge meninggalkan Illuminati pada Juli 1784. Adapun Weishaupt menyerahkan kepemimpinan Ordo Illuminati kepada Johann Martin Count of Stolberg-Roßla.

Sementara para anggota serikat saling bertengkar, serikat misteri ini menarik perhatian penguasa Bavaria. Mereka menganggap tujuan serikat misteri nan progresif mencurigakan sebab mereka berkonsentrasi buat mengubah tatanan tradisional dan membentuk "keadaan rasional" dengan menyusup ke kantor-kantor publik.

Pada 22 Juni 1784, penguasa terpilih Bavaria, Pangeran Charles Theodore melarang semua "komunitas, perkumpulan, dan asosiasi" nan didirikan tanpa persetujuannya sebagai penguasa nan berdaulat. Atas desakan Father Frank, Kanselir Baron of Krettmayr, Baron of Torring, dan orang-orang lain di kalangan istana, dekrit lain dikeluarkan pada 2 Maret 1785.

Dekrit ini secara eksplisit menyebut Illuminati dan Freemason sebagai organisasi terlarang dengan alasan pengkhianatan dan bidah. Dalam penggeledahan ke rumah-rumah anggotanya, berbagai dokumen ordo nan menunjukkan bukti-bukti sangkaan nan berkaitan dengan tujuan radikal mereka disita oleh penguasa.

Dokumen nan ditemukan di antaranya berisi informasi mengenai nama-nama anggota organisasi tersebut. Dalam dua buah suratnya kepada Uskup Freising, nan dikirim pada tahun nan sama (18 Juni dan 12 November 1785), Paus Pius VI menyatakan keanggotaan Ordo Illuminati tak sinkron dengan iman Katolik.



Organisasi Illuminati

Rahasia paling berharga dari Illuminati ialah sistem moral otoritas mereka sendiri, nan telah mereka praktikkan di kalangan dalam ordo tersebut, tetapi juga mereka berusaha terapkan di global luar. Penipuan dan patronasi terhadap anggota nan posisinya rendah menimbulkan perselisihan di dalam Ordo Illuminati. Hal ini disebabkan cita-cita Weishaupt buat menyempurnakan individu dengan mendorong mereka mempraktikkan disiplin diri nan lebih ketat dan kepemimpinan nan tersembunyi.

Weishaupt menganggap bahwa buat pemugaran individu, langkah pertama nan diperlukan ialah mengetahui rahasia-rahasianya. Mungkin dia mengadopsi konsep musuh bebuyutannya, kaum Jesuit, nan terkenal dengan kesetiaannya dan kepemimpinan nan lembut tapi efektif melalui wahana pengakuan.

Sebenarnya, menurut ahli Illuminati Agethen, ordo tersebut masih terlibat dalam dialektika dengan lawannya tersebut. Mereka menggunakan metode Jesuit dalam menginvestigasi suara hati buat mengemansipasi individu dari penguasaan intelektual dan spiritual gereja.

Mereka juga menggunakan sistem peringkat dan percekcokan mistis, sama dengan irasionalitas nan menggebu kaum Rosicrucian, buat memajukan keberhasilan Kesadaran dan rasionalitas. Mereka menjadikan anggotanya sebagai subjek teknik-teknik pemantauan dan psikologis nan benar-benar totaliter buat membebaskan umat manusia dari despotisme para pangeran dan raja.



Anggota Illuminati

Keberhasilan sementara tak bisa menyembunyikan fakta bahwa ordo Illuminati terutama terdiri atas akademisi rendahan nan mungkin bergabung ke dalam ordo tersebut dengan asa mendapatkan kesempatan berkarier nan lebih luas. Bagaimanapun asa mereka tersebut berkorelasi dengan konsep penyusupan Weishaupt.

Tentu saja, anggota-anggota baru tak mengetahui maksud-maksud tersebut. Namun, bisa dikatakan ordo Illuminati nyaris tak mencapai tujuan mereka nan sebenarnya, yaitu membentuk elite intelektual dan politik di masyarakat.

Selain perkecualian nan telah disebutkan sebelumnya (Goethe, Herder, Knigge), semua wakil "Spataufklarung" nan benar-benar krusial tak mau bergabung ke dalam ordo tersebut (misalnya, Schiller, Knat, Lessing, juga Lavater nan gagal diyakinkan oleh Knigge buat bergabung dalam waktu lama) atau segera keluar setelah bergabung, seperti Friedrich Nicolai, sebab struktur kaku di dalam ordo terebut. Meskipun bagus, cara utopis nan ditempuh Weishaupt dan teman-temannya tak masuk akal.



Buku Barruel dan Robison tentang Illuminati

Antara 1797 dan 1798, dua buah buku, yaitu Memoirs Illustrating the History of Jacobinism nan ditulis oleh Augustin Barruel dan Proofs of a Conspiracy nan ditulis oleh John Robison mempublikasikan teori bahwa Illuminati masih bertahan hayati dan berada di belakang persekongkolan internasional nan sedang berlangsung, termasuk klaim bahwa Illuminati mendalangi Revolusi Prancis.

Kedua buku tersebut terbukti sangat populer, dicetak ulang beberapa kali dan dikutip oleh para penulis lain, seperti Reverend Seth Payson nan menulis Proofs of the Real Existence, and Dangerous Tendency, Of Illuminism , nan diterbitkan pada 1802. Beberapa orang menanggapinya secara kritis, seperti Jean-Joseph Mounier dalam bukunya On the Influence Attributed to Philosophers, Free-Masons, and to the Illuminati on the Revolution of France .

Karya Robison and Barruel sampai ke Amerika Serikat. Di New England, Reverend Jedidiah Morse dan beberapa rahib nan lain berkhotbah menentang Illuminati. Khotbah-khotbah mereka dicetak dan dimuat di surat kabar. Penentangan terhadap Illuminati menyurut pada dasawarsa pertama 1800-an, tetapi sempat bangkit lagi pada masa gerakan Anti-Masonic pada 1820-an dan 1830-an.



Illuminati - Teori Persekongkolan Modern

Para penulis, seperti Mark Dice, David Icke, Texe Marrs, Ryan Burke, Juri Lina, dan Morgan Gricar berpendapat bahwa Illuminati Bavaria dapat bertahan, mungkin hingga saat ini. Mereka berteori bahwa peristiwa-peristiwa di global dikendalikan dan dimanipulasi oleh serikat misteri nan menamakan dirinya Illuminati.

Para pengusung teori persekongkolan mengklaim bahwa banyak orang-orang terkemuka nan menjadi anggota Illuminati. Para presiden Amerika Perkumpulan biasanya menjadi sasaran klaim tersebut.

Sosok kunci gerakan nan mengusung teori konspirasi, Myron Fagan, menghabiskan masa-masa akhir kehidupannya buat menemukan bukti bahwa sejumlah peristiwa sejarah, dari Waterloo, Revolusi Prancis, pembunuhan Presiden John F. Kennedy, dan plot nan dituduhkan kepada kaum komunis buat mempercepat New World Order dengan menyusup ke dalam industri film Hollywood. Ssemuanya didalangi oleh Illuminati.



Illuminati Modern

Selain organisasi nan dianggap sebagai organisasi bayangan dan organisasi rahasia, beberapa kelompok persaudaraan mengklaim sebagai "pewaris" Illuminati Bavaria dan secara terbuka menggunakan nama "Illuminati" dalam aplikasi ritus-ritus mereka. Beberapa di antaranya, secara langsung menggunakan nama "Ordo Illuminati", sedangkan organisasi-ornanisasi lain, seperti Ordo Temple Orientis, menggunakan nama tersebut sebagai strata inisiasi dalam organisasi mereka.

Illuminati sering digambarkan dalam novel-novel terkenal, seperti Illuminatus! Trilogy karya Robert Shea dan Robert Anton Wilson, Foucault's Pendulum karya Umberto Eco, dan Angels and Demons karya Dan Brown. Para pengarang ini tak bersandar pada sumber-sumber nan serius nan dapat memberi informasi sejarah mengenai ordo tersebut.

Mereka menulis tentang Illuminati berdasarkan teori konspirasi. Karena itu, Illuminati digambarkan sebagai penjahat kejam dan konspirator nan sangat keji dan misterius. Informasi spekulatif tentang Illuminati ini sering dianggap sebagai kebenaran. Galileo Galilei (1564-1642) ataupun Bernini (1598-1680) bukan anggota Illuminati, seperti nan digambarkan dalam novel Dan Brown.