Pembukuan Sederhana Usaha

Pembukuan Sederhana Usaha

Apakah dalam pekerjaan nan anda lakukan sehari-hari membutuhkan sebuah penyusunan pembukuan nan rutin harus dilakukan? Jika ya, jenis pembukuan apakah nan biasanya anda buat? Bagaimana contoh pembukuan nan sederhana itu?

Pembukuan ialah pencatatan transaksi keuangan nan meliputi proses penjualan, pembelian, pendapatan, dan pengeluaran nan dilakukan oleh seseorang atau sebuah instansi atau perusahaan. Pada sebuah instansi, biasanya pembukuan dilakukan oleh seorang nan pakar dalam keuangan dan pembukuan. Sebagian dari anda tentu tak terbiasa menyusun pembukuan.

Seorang ibu rumah tangga pun sebenarnya perlu membuat pembukuan buat mengontrol keluar masuk uang nan digunakan dengan tujuan buat melacak pengeluaran uang dalam kebutuhan sehari-hari. Pembukuan tidaklah serumit nan anda pikirkan. Jika anda mengetahui langkah-langkahnya, dipastikan anda akan membuat sebuah laporan keuangan nan sederhana dan mudah dipahami, minimal oleh anda sendiri.

Selanjutnya, anda bisa menjadi seorang profesional dalam menyusun pembukuan di rumah anda atau usaha rumahan anda. Jika anda baru akan memulainya, berikut merupakan uraian nan bisa anda jadikan patokan dalam menyusun pembukuan sederhana.



Langkah-langkah Menyusun Pembukuan

1. Mengumpulkan dan Menganalisis Data Transaksi

Data transaksi nan telah dilakukan bisa berupa kuitansi, wesel, surat perjanjian, dan sebagainya. Biasanya proses pembukuan memang diawali dengan mengumpulkan bukti transaksi seperti itu. Bukti-bukti transaksi tersebut biasanya merupakan bukti pembayaran.

2. Menyusun Jurnal Transaksi

Setelah selesai menganalisis data transaksi, proses selanjutnya ialah menyusun jurnal transaksi. Proses ini dilakukan setiap muncul transaksi baru. Sebaiknya menulis jurnal memang dilakukan setiap ada transaksi dan menghindari terkumpulnya data transaksi selama satu hari. Tujuannya ialah buat menghindari kesalahan data nan diinput ke dalam jurnal.

3. Menyusun Kolom nan Terdapat Dalam Jurnal dengan Baik

Di dalam jurnal, terdapat kolom-kolom nan harus diisi, kolom tersebut ialah sebagai berikut:

  1. Tanggal Transaksi
  2. Nomor Bukti Transaksi
  3. Akun Transaksi
  4. Debet
  5. Kredit
  6. Saldo
  7. Keterangan

4. Memindahkan Jurnal Transaksi ke dalam Buku Besar

Buku besar ialah kumpulan jenis transaksi nan dibuat menjadi dalam satu kelompok. Di dalam buku besar ini, kita bisa lebih memperoleh transaksi nan lebih terstruktur. Buku besar juga dikenal dengan istilah general ledger .

5. Membuat Neraca Percobaan

Kegiatan ini dilakukan jika sudah menjelang penutupan buku. Tujuannya ialah memastikan nilai jenis akun bersaldo debit sama dengan jenis akun bersaldo kredit , dengan kata lain adanya ekuilibrium antara debit dan kredit.

Jika nilai antara saldo-saldo pada debit dan kredit dijumlahkan dan memperoleh jumlah nan sama, nilainya sudah benar. Namun tak jarang, pada setiap neraca percobaan, saldo antara debit dan kredit tak seimbang. Hal tersebut bisa disebabkan oleh:

  1. Transaksi nan terlewat dan belum dicatat
  2. Transaksi nan salah catat atau salah perhitungan

6. Membuat Laporan Keuangan

Laporan keuangan bisa disusun setelah ekuilibrium tercapai. Berikut ini merupakan beberpa contoh pembukuan nan bisa anda pelajari dan praktikkan di rumah mau pun buat kebutuhan lain.



Pembukuan Sederhana Usaha

Pembukuan sederhana usaha hanya sebagian kecil dari praktek akuntansi nan sebenarnya, yaitu hanya bagian besar dan sederhana saja. Usaha kecil rumahan umumnya masih berfokus pada transaksi tunai atau cash atau genre dana tunai saja. Hal tersebut tentu berbeda dengan genre dana nan sudah dalam jenis lebih besar dari usaha kecil rumahan.

Pembukua nan sederhana ini hanya membutuhkan alat nan juga biasa digunakan dalam usaha kecil, yaitu kalkulator, satu boks amplop, kertas, buku kas, dan alat tulis. Anda bisa memperolehnya di toko buku atau peralatan kantor. Dalam kegiatan usaha rumahan nan masih bertaraf kecil, keuangan bisa diatur dengan memposkan uang ke dalam amplop nan biasa disebut dengan pos-pos keuangan.

Pos tersebut pada dasarnya merupakan kategori dari catatan kita dan setiap kategori tersebut memiliki buku kas dan amplop sendiri. Lebih sederhananya, pos keuangan dibagi menjadi beberapa bagian atau kategori, yaitu sebagai berikut.

1. Pos Kasir

Pos ini merupakan pos keuangan pusat atau primer dalam usaha kecil rumahan. Seluruh uang terpusat ada pos tersebut agar memudahkan dan menjadi satu aliran. Pos ini juga merupakan pos nan menjalankan distribusi atau pendistribusian uang ke pos lainnya.

2. Pos Penjualan

Pos ini merupakan pos nan mencatat seluruh penjualan produk nan kita keluarkan. Uang dari hasil penjualan dikumpulkan di pos ini lalu disetorkan ke pos pusat, yaitu pos kasir.

3. Pos Belanja

Pos ini sangat berhubungan dengan pengeluaran. Pengeluaran tersebut tentu saja merupakan pengeluaran daru usaha nan kita jalankan. Pos belanja berisi semua transaksi nan berhubungan dengan belanja bahan baku, operasional, atau gaji karyawan jika kita sudah memiliki beberapa orang karyawan.

Pos kasir mencatat semua dan dari sinilah semua berawal. Saldo nan disetor oleh anda merupakan catatan uang masuk, baik itu uang nan berasal dari modal, maupun dari saldo bulan sebelumnya. Semuanya dicatat sebagai uang masuk. Selanjutnya, pos kasir menyerahkan uang tersebut ke pos belanja buat melakukan proses belanja dan transaksi lainnya nan berhubungan dengan produksi pengeluaran.

Biasanya pada pembukuan nan telah disusun, terdapat kolom debit dan kredit nan telah dibahas sebelumnya. Untuk usaha kecil rumahan, kolom ini juga krusial karena dari sini bisa terditeksi ekuilibrium atau ketimpangan dalam jumlah debit dan kredit. Anda dapat mengganti istilah debit dengan “pemasukan” atau “uang masuk” dan mengganti kredit dengan istilah lain nan lebih dipahami, misalnya “pengeluaran” atau “uang keluar”.

Sebaiknya anda mengatur waktu nan tepat buat mengisi kolom-kolom pada buku catatan nan telah anda susun tadi. Misalnya pada waktu sore, anda menyetorkan uang hasil penjualan nan sudah terkumpul di amplop penjualan kepada pos kasir. Selanjutnya, di pos kasir inilah anda bisa melihat posisi saldo usaha nan anda jalankan. Selisih antara uang nan disetorkan buat pos penjualan dan uang nan telah dikeluarkan buat pos belanja.

Akhirnya, di akhir bulan anda bisa melihat hasil usaha anda, untung atau rugi. Tentunya anda pun jangan menyimpulkan rugi atau untung dari satu pembukuan saja atas usaha tersebut. Selalu sine qua non pemugaran nan dilakukan buat mengembangkan usaha anda hingga bertahan dalam jangka waktu nan lama.

Dari uraian tersebut, ternyata contoh pembukuan tidaklah serumit nan kita bayangkan, bukan? Justru dengan adanya pembukuan itulah, anda bisa mengontrol pemasukan dan pengeluaran dari usaha anda dan memperbaiki kesalahan nan mungkin sulit terditeksi jika tak dibuat pembukuan.

Usaha kecil rumahan merupakan contoh sederhana dibanding usaha nan lebih besar lagi, sehingga jika anda sudah terbiasa dengan alur pembukuan, anda tak akan sulit mengembangkannya ke dalam bentuk nan lebih besar dan tentunya banyak data nan dibutuhkan. Pembukuan sederhana merupakan langkah menuju sistem pembukuan nan lebih baik dan memudahkan jika kelak anda menerapkan sistem pembukuan nan lebih kompleks.