Software Bahasa Indonesia

Software Bahasa Indonesia



Susahnya Belajar Bahasa Indonesia

Kalau buat bahasa lisan, bahasa Indonesia itu mungkin masih mudah dan dianggap tak bermasalah. Tetapi kalau sudah masuk bahasa tulisan, bahasa satu ini sangat rumit. Bahkan banyak nan berpendapat bahwa mempelajari bahasa Inggris jauh lebih mudah dibandingkan dengan mempelajari bahasa Indonesia. Bukannya tak mempunyai jiwa patriotik, namun, peraturan nan ada membuat bahasa satu ini memang tak mudah ditahlukan. Misalnya, penggunaan awalan di- saja, dapat menjadi masalah nan berkepanjangan bagi seseorang.

Bahkan seorang penulis dengan beberapa buku nan telah dicetak pun, terkadang masih terselip kata-kata nan salah atau tata bahasa nan salah. Jangan katakan anak-anak muda nan tak terbiasa dengan bahasa Indonesia dan lebih memilih menggunakan bahasa pergaulan mereka sehari-hari. Dapat dipastikan bahwa jangankan menulis, berbicara saja mungkin mereka tak tahu bagaimana menggunakan bahasa Indonesia nan baik dan benar.

Ketika bahasa Indonesia ini digunakan oleh pejabat negara sekali pun, terkadang masih ada nan salah. Padahal pejabat negara setingkat menteri apalagi presiden, wajib memahami bahasa Indonesia nan baik dan benar. Hal ini memang diatur dalam peraturan pemerintah bahwa seharusnya presiden memang menggunakan bahasa Indonesia.

Ketika zaman Presiden Suharto, ketika ia berbicara ditingkat internasional pun, ia berbahasa Indonesia. Terlepas rumor nan mengatakan kalau Suharto itu tak dapat berbahasa Inggris, paling tak dengan adanya penggunaan bahasa Indonesia ditingkat internasional, orang jadi memahami bahwa ada bahasa Indonesia di global ini. Kini memang berbeda. Presiden Susilo Bambang Yudoyono mampu berbahasa Inggris dengan baik. Orang pun sebenarnya telah banyak nan tahu dengan bahasa Indonesia.

Banyak juga orang asing nan datang ke Indonesia buat belajar bahasa Indonesia. Di Australia, bahasa Indonesia marak dipelajari. Mereka mempelajari bahasa nasional Indonesia ini dengan berbagai tujuan. Ada nan ingin mencari pekerjaan, ada nan memang bahagia dengan budaya Indonesia, dan lain-lain. Ketika belajar bahasa Indonesia dari awal dengan menggunakan tata bahasa nan baik dan benar, maka bahasa Indonesia tak terlihat sebagai bahasa nan sulit.



Definisi Bahasa Indonesia

Secara definitif, bolehlah dikatakan bahasa Indonesia ialah bahasa nan digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai alat buat mengungkapkan pikiran, perasaan, atau gagasan kepada versus bicaranya. Caranya dapat secara langsung, atau melalui berbagai media seperti dalam bentuk tulisan. Intinya masyarakat Indonesia berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Bahasa ini menjadi bahasa pemersatu. Banyaknya bahasa daerah nan digunakan oleh rakyat Indonesia, dapat sangat menyulitkan kalau mereka tak dapat berbahasa Indonesia.

Hal inilah nan membuat bahasa Indonesia menjadi bahasa nan wajib dipelajari oleh seluruh rakyat Indonesia. Kewajiban ini demi menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Ketika bahasa ini menjadi alat pemersatu, maka keterikatan pada masing-masing anak bangsa akan semakin erat. Kalau merasa sebagai bangsa Indonesia, maka menjaga kedaulatan negeri ini akan semakin mudah. Semua anak bangsa merasa terpanggil buat melakukannya.

Sebetulnya, kita dihadapkan pada permasalahan klise tentang bahasa. Alah dapat sebab biasa, begitu pepatah mengatakan. Maka, boleh pula kita anggap bahwa bahasa Indonesia ialah sesuatu nan absolut dikuasai oleh orang nan tinggal di Indonesia. Artinya, masyarakat Indonesia-lah nan harus belajar bahasa Indonesia, sinkron dengan kurikulum nan telah ada sejak dari taraf SD. Setidaknya, bagi orang nan pernah menetap selama beberapa tahun. Namun, benarkah demikian?

Dilema Pengguna Bahasa
Ajip Rosidi, seorang budayawan dan pemerhati bahasa Indonesia menuangkan opininya dalam beberapa tulisannya dalam sebuah media cetak harian. Betapa bahasa Indonesia masih membutuhkan lebih banyak perhatian dalam perkembangannya.

Bahkan, tampak bahwa para duta bahasa Indonesia nan berkewajiban memberikan pengenalan secara tak langsung malah berkontribusi merusak kaidah. Seharusnya ini tak hanya menjadi bahan perenungan, tetapi menjadi permasalahan nan harus segera dipecahkan.

Ada kecemburuan beberapa penulis ketika mengetik menggunakan program pengolah kata berbasis windows. Dalam program ini terdapat alat proofing sebagai spell and grammar checker ‘alat pemeriksa ketepatan ejaan dan tata bahasa’.

Ternyata, setelah ditelaah lebih dalam, kita bisa melihat bahwa di sana diberikan klarifikasi ketatabahasaan nan cukup bisa dipahami ketika bahasa nan digunakan, dalam hal ini tentu bahasa Inggris, kurang tepat. Misalnya, jika kita menggunakan kata nan tak dikenal dalam bahasa Inggris, akan muncul garis di bawah kata tersebut.

Atau, ketika urutan kalimat nan ditulis tak tepat atau secara tata bahasa kalimat tersebut tak tepat, akan muncul garis hijau. Ketika diklik kanan, akan muncul menu buat melihat apa nan salah dalam penulisan kita. Ini ialah satu langkah nyata nan sangat mendukung proses pengenalan ketepatan kaidah. Apalagi, jutaan orang berbahasa Inggris melalui tulisan dengan donasi Microsoft. Betapa terbantunya pengguna bahasa nan ketika menulis diberi koreksi langsung nan akan membuatnya lebih peka terhadap konsistensi berbahasa.

Bahasa Indonesia vs Bahasa Inggris
Ini bukanlah sebuah pujian atau upaya pendeskreditan satu bahasa terhadap bahasa lainnya. Pada dasarnya, setiap bangsa diciptakan memiliki potensi berbahasa nan sama. Semua bahasa memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing nan seyogianya bisa diterima dengan lapang dada oleh penggunanya masing-masing.

Tidak ada nan lebih sulit, tak ada nan lebih mudah. Bahasa ialah sesuatu nan bersifat praktikal nan bisa dipelajari oleh bangsa mana pun. Apalagi, oleh penggunanya sendiri.

Tampaknya, pengguna bahasa Inggris, khususnya para pakar bahasa dan pemerhati bahasanya begitu peduli terhadap perkembangannya. Mereka berupaya agar bahasa Inggris dikenal dan diakrabi tak hanya oleh penggunanya sendiri, tetapi oleh banyak bangsa lain dengan memberikan langkah-langkah mudah dalam mempelajarinya.

Pembelajar dan pengguna bahasa Inggris dimanjakan dengan fasilitas nan sangat akrab dengan keseharian seperti contoh di atas. Jika perlu, setiap detik pengguna dan pembelajar bahasa selalu dipalingkan kepada ketepatan kaidah berbahasa. Hal ini membuat bahasa Inggris seolah-olah dapat lebih mudah dikuasai.



Software Bahasa Indonesia

Dulu, sempat terdengar kabar bahwa ada program semacam spell and grammar checker buat bahasa Indonesia. Namun, kelihatannya program tersebut kurang populer sehingga masyarakat pengguna bahasa Indonesia kurang (baca: tidak) mengenalnya.

Seandainya itu ada, lalu semua pihak nan berkepentingan menyosialisasikannya, setidaknya kerusakan bahasa Indonesia berubah menjadi perkembangan nan positif sekalipun lambat. Apalagi, dengan adanya software ini, proses belajar bahasa nasional Indonesia itu tentu akan jauh lebih mudah. Memang bahasa berkembang setiap saat, seiring dengan perkembangan penggunanya. Konduite bahasa pun bergantung pada konduite penggunanya. Namun demikian, perlulah kiranya diletakkan dasar-dasar tata bahasa nan kuat dalam otak pengguna bahasa tersebut. Bahasa mencerminkan penggunanya.

Sebagai pengguna bahasa Indonesia, dalam diri kita telah tumbuh kemampuan dasar berbahasa Indonesia sebagai sebuah bawaan sejak lahir. Ibu kita memberikan pedagogi berbahasa Indonesia, lingkungan memberikan pembelajaran bahasa Indonesia, dan banyak unsur lain pun demikian. Namun, telah optimalkah upaya buat menertibkannya?

Langkah Nyata Belajar Bahasa Indonesia
Membudayakan bahasa sendiri berkesan mudah, tapi kenyataannya tak juga. Sangat sedikit masyarakat kita nan mau belajar bahasa Indonesia dengan baik. Sangat sedikit nan mau masuk jurusan Sastra Indonesia dibanding Sastra Inggris saat kuliah. Namun, ada langkah-langkah nyata nan dapat kita lakukan agar bahasa Indonesia lebih dikenal oleh masyarakatnya sendiri. Langkah-langkah itu sendiri harus dimasyarakatkan dan disosialisasikan dengan baik.

Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan sahih meski tak terlalu formal sekalipun secara lisan. Membuat tulisan di blog, sms, atau status pada social media eksklusif berdasarkan kaidah bahasa Indonesia nan benar. Tidak masalah kalau harus disingkat-singkat. Mengurangi atau bahkan tak lagi menggunakan bahasa-bahasa alay atau gaul nan makin merusak tatanan bahasa Indonesia.

Paling tidak, kita harus menghargai upaya para pendahulu kita nan telah menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, sehingga Indonesia memiliki bukti diri nan dapat dibanggakan.