Negara Berkembang Penuh Kritik

Negara Berkembang Penuh Kritik

Negera berkembang identik dengan negara nan lemah sebab memang masih berada pada masa transisi, dari terpuruk menjadi berkembang, hingga kemudian disebut sebuah negera nan maju. Tapi benarkah itu semua? Negara berkembang bukan negara lemah. Namun, sejatinya negara berkembang ialah negara nan sedang menuju masa kemajuan.

Rasanya hal ini perlu diluruskan lagi mengingat keberadaan negara berkembang kerap kali dipandang sebelah mata oleh negara-negara besar dan adikuasa sehingga mereka kerap kali seenaknya melakukan hegemoni pada kebijakan-kebijakan nan ada pada negara berkembang.



Negara Berkembang ialah Negara Maju

Perlu diketahui, sejatinya, negara berkembang ialah negara maju, negara nan sejahtera dan negara berkembang ialah negara nan pada intinya tak memiliki strata material nan sangat rendah dibanding dengan negara lain. Dengan kata lain, negara berkembang tetap selangkah maju dibanding dengan negara jajahan.

Semua rakyatnya berkembang, terutama melalui ekonomi nan merata dan sejahtera. Maka dari sinilah kemudian, negara berkembang jika dilihat dari definisi nasionalnya sendiri tak dapat ditemukan, mengingat taraf dalam hal pembangunan dalam negara tersebut sewaktu-waktu dapat mengalami variasi nan berbeda-beda. Artinya, tolak ukur disebut negara berkembang itu tak ada dan batasannya kabur.

Ada nan mengatakan negara berkembang ialah negara nan sudah mempunyai baku hayati di atas rata-rata nan terbilang tinggi. Negara berkembang juga masuk dalam kelompok negara maju. Negara berkembang tak bisa dikatakan negara maju meskipun negara tersebut mempunyai perekonomian lebih baik dan maju atau menunjukkan tanda-tanda negara nan maju. Negara berkembang dikelompokkan pada istilah negara industri baru.

Sekali lagi, banyak pendapat dan penafsiran mengenai negara berkembang. Liga Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan istilah negara berkembang ialah negara nan membolehkan seluruh warga negaranya menikmati hayati nan bebas, sehat dalam lingkup lingkungan nan kondusif dan nyaman serta nan terpenting ialah merdeka jiwanya.

Lain lagi pendapat dari divisi statistik PBB nan menyebutkan tak adanya konvensi dalam penetapan negara atau suatu wilayah nan kemudian disebut berkembang. Kata maju atau berkembang sebenarnya hanya dikhususkan bagi kemudahan statistik saja, tak juga menjadi tolok ukur dalam suatu pencapaian dalam sebuah negara menuju proses pembangunan negara berkembang.

Meski kita tahu bahwa negara berkembang seperti Jepang, Asia, Kanada, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, dan Eropa ialah negara nan dalam kenyataanya ialah negara berkembang, namun itu kemudian dianggap hanya kawasan sebagai negara nan maju saja, bukan negara berkembang.

Jika ada suatu negara nan disebut kawasan maju dan negara maju, negara-negara seperti Eropa Timur atau Persemakmuran negara-negara itu juga tak masuk ke dalam negara berkembang.

Di tengah keberadaan negera berkembang, ada juga negara nan masuk dalam kelompok negara failed state atau 'negara gagal'. Negara gagal ialah sebutan buat negara nan masih menghadapi perang sipil atau memiliki pemimpin nan sangat otoriter. Salah satu negara nan masuk dalam failed state ialah Afghanistan, Haiti, Somalia, Myanmar, Irak, dan Korea Utara.

Kita tahu bahwa suatu negara dapat dikatakan maju jika pereknomiannya terus berkembang seperti wilayah diAsia diantaranya, Hongkong, Singapura, Korsel, dan Taiwan, ialah negara-negara nan dianggap maju, bukan berkembang. Negara maju juga disebut sebagai negara nan dapat menikmati baku hayati nan cukup tinggi, serta ekonomi dan penggunaan teknologi nan merata.

Sementara menurut IMF, negara Eropa bagian Timur, Uni Soviet dan Mongolia tak termasuk dalam negara berkembang ataupun negara maju, melainkan hanya sebagai negara transisi. Walaupun dalam laporan internasional sekarang, negara-negara tersebut sudah dikategorikan sebagai negara berkembang.



Melihat Negara Berkembang

Untuk melihat strata suatu negara nan disebut berkembang ialah dengan melihatnya dari beberapa aspek. Pertama, taraf pendapatan per kapita. Kedua, diversifikasi ekspor sehingga eksportir minyak nan memiliki PDB per kapita tinggi tak akan masuk dalam klasifikasi maju sebab tujuh puluh persen barang ekspornya berupa minyak. Terakhir, mengenai taraf integritas dalam sistem kegiatan global. Itu hasil nan dapat didapat dari para warganya, begitulah IMF mengelompokannya dalam sistem fleksibel.

Bank Global juga mengelompokkan negara berkembang dari pendapatan ekonomi. Ekonomi itu kemudian terbagi lagi menurut pendapatan nasional per kapita dengan menggunakan strata pendapatan seperti, jika negara pendapatannya rendah, mesti memiliki Penghasilan Negara per kapita hingga 975 dolar Amerika. Kedua, negara pendapatan menegah mesti mencapai 3.855 dolar dan unntuk negara berpendapatan menegah harus memiliki kapita anggaran nan mencapai 11.905 dolar.

Selain itu, tentu saja negara berkembang juga diwajibkan memiliki kapita lebih dari 11.906 dolar amerika. Begitulah Bank Global mengelompokan negara-negara nan berpendapatan rendah dan menegah itu sebagai negara berkembang. Tujuan pengelompokan data ekonomi ini hanya buat memudahkan dalam pengelompokan dan pengelompokan ini tak menjadikan sebagai status pembangunan suatu negara.

Negara berkembang pada umumnya ialah negara nan mengalami peningkatan suatu indutri sehingga berpengaruh terhadap masyarakat sekitar dan ke depannya dapat memberikan baku hayati masyarakatnya jauh dari kata rendah. Ini juga tenyata menjadi penghubung sangat kuat antara pendapatan rendah, namun diimbangi dengan pertumbuhan populasi nan tinggi.



Negara Berkembang Penuh Kritik

Istilah negara berkembang memang tak lepas dari kritik dan saran. Adanya istilah negara berkembang dan negara maju menjadikan istilah ini seakan-akan negara-negara lain agar berkembang lalu mengikuti kiblat ekonomi nan berhasil dilakukan Barat. Kata berkembang mengacu pada pembanguanan dan kesejahteraan warganya dalam menempuh kesejahteraan nan lebih maju. Juga dalam kemajuan baik ekonomi warganya atau juga kondisi dalam suatu negara.

Tidak ada pembangunan nan malah justru menurun. Negara berkembang juga dianggap sebagai eufimisme. Kedudukan kekayaan dalam kesejahteraan negara berkembang ini masih bervariasi, baik itu dalam kelompok kecil maupun kelompok besar.

Sudah semestinya, bahwa pembangunan memang memerlukan infrastruktur nan modern dan semakin maju, serta sistem ekonomi nan stabil dan kuat sebagaimana seharusnya nan dipunyai oleh negara maju. Pertumbuhan ekonomi nan berkelanjutan dalam sektor ekonomi tersier dan sektor ekonomi kuarter menjadikan baku hayati material tetap tinggi. Namun juga, beberapa negara maju ternyata memiliki indutri utama nan tidak tanggung-tanggung.

Ada juga Kelompok D-8 Negara Berkembang. Kedelapan negara terebut mayoritas masyarakatnya beragama Islam, yaitu Indonesia, Mesir, Iran, Malaysia, Mesir, Nigeria, Pakistan, dan Turki. Kedelapan negara itu membentuk suatu kelompok tidak lain bertujuan buat menyepakati kolaborasi dalam hal pembangunan.



Ciri-ciri Negara Berkembang

Salah satu persyaratan nan menjadikan negara berkembang atau tak ialah memiliki teknologi nan canggih. Berikutnya, angka kelahiran dan kematian rendah. Lalu, banyaknya industri elektronika dan transportasi. Perlu diketahui, elektronika sudah menjadi bagian dari gaya hayati semua orang. Selanjutnya, angka pengangguran sedikit nan juga menjadi salah satu tolok ukur Dinas Pekerjaan Sosial.

Ciri lainnya ialah taraf KKN rendah. Dengan terciptanya suasana seperti ini, banyak dari kalangan masyarakat kita nan akan hayati lebih tenang dan damai. Karakteristik berikutnya ialah intensitas gerak tinggi dan pendapatan rata-rata penduduk tinggi. Jadi, negara berkembang ialah negara nan dapat menyejahterakan warganya dan negara nan mesti menenangkan dari masalah-masalah ekonomi dan memerdekakan manusia.