Gosip Seniman Konsumsi Masyarakat

Gosip Seniman Konsumsi Masyarakat

Seniman kawin campur atau seniman nan menikah dengan warga negara asing merupakan kenyataan nan jamak saat ini. Era globalisasi dan keterbukaan informasi membuat hal ini sangat mungkin terjadi. Kita juga sering melihat ada kebanggan tersendiri pada diri si seniman kawin campur.



Sensasi Seniman Kawin Campur

Popularitas seorang seniman dapat didapatkannya dari keahliannya di global entertain. Baik disengaja atau pun tak disenngaja, seseorang dapat menjadi popular di layar tivi.

Dengan adanya kepopularitasan tersebut, maka muncullah berita-berita tentang seniman tersebut sebab banyaknya permintaan masyarakat kepada media buat mengetahui kehidupan seniman tersebut.

Dari situlah muncul berita-berita dari para selebriti buat memenuhi permintaan para penggemarnya. Warta nan disampaikannya pun bermacam-macam, mulai dari biodata diri sampai rutinitas kehidupan selebriti tersebut.

Akan tetapi, seiring dengan perkembangan global selebriti, muncullah istilah gosip. Hal tersebut ternyata disambut baik oleh masyarakat Indonesia nan menyenangi global gosip atau warta seputar selebriti tanah air.

Acara-acara di televisi pun ditambah dengan acara spesifik warta gosip artis. Hampir semua stasiun televisi di Indonesia memiliki program gosip. Dimulai dari pagi hari sampai sore, acara tersebut ada dan nan diberitakannya pun bervariasi, mulai dari nan sangat krusial sampai warta tak krusial sekali pun.

Jika wajahnya sering muncul di televisi, dengan sendirinya ia akan terkenal. Akan ada banyak tawaran padanya, seperti bermain film atau sinetron, menjadi model iklan, bahkan menyanyi dengan suara alakadarnya.

Mereka nan sudah bermain film akan terlihat seolah-olah bermusuhan dengan versus mainnya, sehingga membuat masyarakat penasaran buat menonton film tersebut. Mereka nan akan meluncurkan album akan membuat kasus nan tak terduga-duga, dengan berpura-pura bercerai dengan istri atau suami, berselingkuh, bertunangan, dan sebagainya.

Hal demikian itu membuat masyarakat hampir tak dapat lagi membedakan antara kasus nan orisinil atau rekayasa. Lagi pula, mengapa harus ambil peduli. Toh, mereka nyaman-nyaman saja dengan kasus nan ‘seolah-olahnya’ itu.

Begitu juga dengan sensasi seniman kawin campur. Anggun, Feby Febiola, Maudy Koesnaedi, dan Tamara Geraldine ialah beberapa seniman nan melakukan kawin campur tersebut.

Kita juga mengenal artis-artis nan orangtuanya melakukan kawin campur, seperti Nadya Hutagalung, Rianty Cartwright, dan Cristian Sugiono. Konon, anak hasil kawin campur cantik dan tampan. Anda berminat menirunya?

Sensasi seniman kawin campur tersebut menjadi sebuah gaya hayati nan bisa dicontoh oleh masyarakat. Seakan-akan gaya hayati para seniman menjadi sebuah trend nan sering ditiru oleh masyarakat. Tapi, apakah gaya hayati tersebut baik diikuti atau tidak, seperti kawin campur ini.

Ada beberapa hal nan perlu Anda pertimbangkan ketika ingin meniru seniman kawin campur. Tinggalkan dahulu kebanggaan menggandeng pasangan bule yang cantik dan tampan buat beberapa hal berikut ini.



1. Disparitas Agama

Agama merupakan hal nan paling prinsip ketika kita akan membina rumah tangga. Agama ibarat fondasi sebuah rumah nan kelak menopang bangunan rumah tangga.

Jika Anda dan pasangan beda agama, sama artinya Anda berdua mengendarai dua mobil nan berbeda. Meskipun ke arah nan sama, anak akan bingung harus ikuti siapa. Ikut ibu atau ikut ayah. Kebingungan ini bisa menyebabkan anak di usia dini masih mencari-cari keyakinan nan dirasa lebih sinkron buat dirinya.



2. Disparitas Budaya

Meskipun Anda dan pasangan satu agama, disparitas budaya, dan pola asuh sejak kecil akan menghabiskan waktu buat penyesuaian diri. Seperti agama, budaya juga menjadi komponen penunjang nan krusial dalam rumah tangga. Budaya berpengaruh mulai dari konduite kita tidur di malam hari, sampai kegiatan sebelum tidur. Jika kedua belah pihak tak mempunyai toleransi nan tinggi terhadap disparitas budaya, akan sulit mencari titik temu.



3. Status Kewarganegaraan Anak

Dahulu, anak-anak hasil kawin campur tak memiliki konservasi hukum nan kuat. Namun, sejak 11 Juli 2006, DPR telah mengesahkan undang-undang nan memungkinkan anak memiliki dua kewarganegaraan, baik kewarganegaraan Indonesia maupun asing.

Akan tetapi, buat lebih detailnya, Anda bisa mempelajari undang-undang kewarganegaraan dan kasus-kasus seputar kewarganegaraan nan terjadi. Situs Komisi Konservasi Anak Indonesia (KPAI), yaitu www.kpai.go.id memberikan informasi nan cukup detail mengenai hal ini.

Tiga hal di atas merupakan pertimbangan primer nan harus Anda pikirkan secara matang sebelum menikah dengan si dia nan berkewarganegaraan asing. Menikah dengan cinta memang indah, namun pertimbangan rasional harus tetap kita lakukan agar kisah sedih artis kawin campur tak terulang lagi.



Gosip Seniman Konsumsi Masyarakat

Akhir-akhir ini, sensasi dengan sendirinya sudah menjadi gaya hayati dan bagian nan tak terhindarkan dari kesuksesan seorang artis. Oleh sebab itu, tak heran jika tiba-tiba ada seniman nan begini-begitu, ternyata dia meluncurkan album, membintangi film atau sinetron.

Pemberitaan nan serba buruk itulah nan disebut dengan Junknews . Dalam bahasa Ignatius Haryanto, gejala fastfood/junkfood atau dalam bahasa Indonesianya, makanan cepat saji pun disematkan pada news atau warta jurnalistik. Menyadur istilah Jean Bauillard, sifat Junknews itu, overeksposed alias lebay, "Tinggi dalam intensitas peliputan, tapi tidak selalu berarti krusial atau punya relevansi bagi kehidupan para konsumennya."

Padahal, kenyataan junkfood di Barat mengemukakan sebab akselerasi industri nan membuat masyarakat tak punya waktu buat menyantap makanan olahan sendiri nan bergizi. Instan dan mengenyangkan merupakan kata kunci dari junkfood , namun bukan sekadar instan dan mengenyangkan, junkfood haruslah dikemas dengan menarik, atraktif, dan lebih personal pada pelanggannya. Itu pula sifat junknews .

Sebenarnya, tak semua gosip dapat disebut Junknews. Beberapa gosip tajam tentang konduite seniman dapat menertibkan dan mendisiplinkan seniman nan sombong, banyak ulah, dan kurang hormat pada profesionalitas kerja. Akan tetapi, hanya bila kadarnya dan muatannya tepat sasaran, gosip yess , junknews no .

Segala macam permainan media buat selebritas ini terdiri dari dua hal. Gosip dan kerja detektif. Demi kesenangan para selebritas ini datang dari permainan gosip menggosip. Tidak krusial lagi, selebritas itu orisinil atau bohongan, orang beneran atau orang-orangan pabrik, bahkan mereka pantas terkenal atau tidak.

Rasa fun-nya itu ada di permainan buat bertukar informasi tentang kehidupan para selebritas. Permainan ini justru menyenangkan sebab tidak pernah saling nyambung, tidak relevan. Dalam obrolan, teman-teman sering tertawa soal keanehan selebritas, dan menikmati pergunjingan interaksi selebritas nan gagal sebab tak ada konsekuensinya pada hayati mereka.

Anehnya, global hiburan menyenangi seniman bersensasi. Sudah tahu itu sensasi, jelas-jelas kasusnya rekayasa, tetap saja ditanggapi dan orangnya diberikan banyak penawaran. Tingginya nilai tukar sensasi terhadap popularitas membuat nan berprestasi itu terlindas kemampuannya. Bagi seniman Indonesia, sensasi dan popularitas bagaikan dua sisi mata uang.

Mungkin sebab kejar tayang, para infotainment itu memoles beberapa orang nan memiliki zat oksidasi keartisan bernilai tinggi. Para news maker adalah orang-orang nan sebelumnya dikenal sebagai orang nan bahagia bersuara kontroversial dan berani melawan arus. Salah satunya ialah Ahmad Dani.

News maker lainnya ialah para tren kekinian. Kebetulan, akhir-akhir ini sedang ngetren gaya sekong , gaya kebanci-bancian. Lelaki gemulai, lelaki bak cacing kepanasan, dan banyak tingkah itu bernilai tinggi.

News maker lainnya ialah mereka nan ketiban sial, kena pulung, dosa sosialnya dibuka oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan cara-Nya nan misterius. Walaupun sudah rapi mengemas, disembunyikan dalam rencana-rencana hebat.

Si Fulan atau si Fulanah jadi pesakitan di acara TV. Tentu saja, nan dimaksud kabur dan berusaha menghindar sampai akhirnya polisi nan turun tangan. Biasanya, episode macam ini menyakitkan para ibu rumah tangga nan punya anak menjelang dewasa. Dia akan kerepotan menjelaskan istilah seksologi dan adultery .

Wajah mereka bergentayangan tanpa kepastian kapan berakhir. Ini ladang emas bagi pekerja infotainment. Namun, ladang pilu bagi pemirsa nan butuh hiburan gosip sehat. Para public figure itu tak pernah siap menghadapi gosip.

Segala macam permainan media buat selebritas ini terdiri dari dua hal. Gosip dan kerja detektif. Demi kesenangan para selebritas ini datang dari permainan gosip menggosip.

Tidak krusial lagi, selebritas itu orisinil atau bohongan, orang beneran atau orang-orangan pabrik, bahkan mereka pantas terkenal atau tidak, nan terpenting ialah media menyajikan warta dan warta itu sudah mempengaruhi gaya hayati masyarakat, seperti sensasi artis kawin campur.