Energi Alternatif Batu Bara Cair

Energi Alternatif Batu Bara Cair

Beberapa tahun belakangan, sering kita dengar ada sebagian wilayah Indonesia nan mendapat jatah listrik terbatas, sehingga pemadaman bergilir pun diterapkan di sejumlah titik. Hal ini wajar saja terjadi mengingat bahan bakar listrik nan berasal dari fosil peninggalan zaman prasejarah kian menipis, nan merupakan salah satu macam energi alternatif.



Kebutuhan Primer Minyak Bumi

Listrik dan minyak bumi merupakan kebutuhan primer masyarakat dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Sektor industri dan perdagangan ialah nan paling banyak menggunakan dua sumber energi primer tersebut. Industri memiliki peran primer dalam menyokong perekonomian suatu negara. Mesin ialah bagian dari proses kegiatan industri.

Untuk bisa menggerakkan mesin-mesin dalam proses produksi, dibutuhkan listrik berkekuatan tinggi. Sementara dalam hal pendistribusian, bahan bakar minyak menjadi faktor penggeraknya. Kedua sektor ini harus mengimbangi kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM nan hampir dapat dipastikan akan berimbas pada iklim investasi.

Siapa nan tak tahu minyak bumi. Minyak bumi ialah salah satu kebutuhan pokok manusia sekarang ini. Manusia tak akan pernah lepas dari kebutuhannya dari minyak bumi.

Minyak bumi ialah campuran komplek hidrokarbon plus senyawa organik, yaitu dari sulfur, oksigen, nitrogen, dan senyawa lainnya nan mengandung konstituen logam, terutama nikel, besi, dan tembaga.

Bahan minyak bumi ialah komposisi nan bervariasi, bukan bahan nan uniform, tergantung pada lokasi bahannya, umur dari lapangan minyaknya, dan juga tergantung pada kedalaman sumur buat mengambil minyak tersebut.

Kandungan di dalam bahan minyak bumi parafinik nan ringan ialah kandungan hidrokarbon nan isinya tak kurang dari 97%. Sedangkan dalam kandungan minyak buki jenis asphaltik berat, kandungan hidrokarbonnya paling rendah sekitar 50%.

Di dalam minyak bumi terdapat perbandingan unsur-unsur nan sangat bervariasi. Berikut ini unsur-unsur nan terdapat pada minyak bumi berdasarkan hasil analisa ialah sebagai berikut.

  1. Kandungan karbon sekitar 83-87%
  1. Kandungan hidrogen sekitar 10-14%
  1. Kandungan nitrogen sekitar 0,1-2%
  1. Kandungan oksigen sekitar 0,05-1,5%
  1. Kandungan sulfur sekitar 0,5-6%

Di dalam minyak bumi, kandungan hidrokarbon memiliki komponen-komponen nan bisa diklasifikasikan menjadi tiga golongan. Berikut ini komponen hidrokarbon dalam minyak bumi, yaitu sebagai berikut.

  1. Komponen hidrokarbon golongan Parafinik
  1. Komponen hidrokarbon golongan Naphthenik
  1. Komponen hidrokarbon golongan Aromatik

Di dalam golongan olefinik, pada umumnya tak bisa ditemukan dalam crude oil. Begitu juga di dalam hidrokarbon asetilenik, sporadis ditemukan bahan minyak bumi.

Kandungan nan ada di dalam crude oil ialah sejumlah senyawa non-hidrokarbon, terutama senyawa sulfur, senyawa nitrogen, senyawa oksigen, senyawa organo metalik nan berjumlah kecil sebagai larutan, dan garam anorganik sebagai suspensi koloidal.

Salah satu hasil dari minyak bumi ialah bensin. Bensin merupakan salah satu bahan pokok manusia saat ini. Bensin ialah salah satu bahan bakar nan digunakan oleh alat transportasi sampai saat ini.

Di dalam bensin terdapat kandungan jenis hidrokarbon lebih dari 500 jenis nan memiliki rantai C5-C10. Kadar nan terkandung di dalam bensin bervariasi tergantung komposisi minyak mentah dan kualitas nan diinginkan.

Bensin sebagai salah satu bahan bakar kendaraan bermotor. Hal tersebut dikarenakan bensin merupakan bahan nan hanya terbakar dalam fase uap. Oleh sebab itu, bensin harus diuapkan dalam karburator sebelum dibakar dalam silinder mesin kendaraan.

Dalam prosesnya bensin sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, itu dikarenakan energi nan dikeluarkan oleh bensin dihasilkan dari proses pembakaran bensin nan diubah menjadi gerak, nan tentu saja ada tahapan-tahapannya menuju ke sana.

Pada waktu pembakaran bensin, hal nan diinginkan ialah bisa menghasilkan dorongan nan mulus pada penurunan piston. Hal tersebut bisa terjadi tergantung dari ketepatan waktu pembakaran supaya jumlah energi nan ditransferkan ke piston menjadi maksimal.

Ketepatan waktu pembakaran tersebut tergantung dari jenis rantai hidrokarbon. Kemudian setelah itu, baru bisa menentukan kualitas bensin. Jenis rantai hidrokarbon itu ialah alkana rantai lurus dan alkana rantai bercabang.

Alkana rantai lurus di dalam bensin, yaitu n-heptana, n-oktana, dan n-nonana sangat mudah terrbakar. Hal tersebut menjadikan proses pembakaran terjadi lebih cepat sebelum piston mencapai posisi nan tepat. Dampak dari proses tersebut ialah bisa menimbulkan ledakan, nan sering disebut sebagai ketukan atau knocking.

Selain itu, pembakaran awal juga bisa terjadi sebab adanya residu komponen bensin nan belum terbakar, sehingga energi nan ditransfer ke piston tak maksimal.

Selanjutnya ialah alkana rantai bercabang atau alisklik atau aromatik. Kandungan alkana bercabang dalam bensin ini ialah isooktana yang sifatnya tak mudah terbakar. Jadi, ketika terjadi pembakaran ketukan nan dihasilkan sedikit dan energi nan ditransferkan ke piston lebih besar.

Dari klarifikasi tersebut, maka bensin nan kualitasnya baik itu ialah bensin nan mengandung lebih banyak alkana rantai bercabang dibandingkan dengan alkana rantai lurus. Kualitas bensin tersebut dinyatakan dalam sebuah satuan, yaitu oleh sapta oktan.

Satuan sapta oktan atau octane number ialah sebuah ukuran dari kemampuan bahan bakar buat mengatasi ketukan pada saat terjadi pembakaran di dalam mesin.

Bilangan oktan tersebut mempunyai nilai 0 nan ditetapkan buat n-heptana nan sifatnya mudah terbakar. Untuk isooktana diberi nilai 100 sebab sifatnya tak mudah terbakar.

Di dalam bensin, sapta oktan bisa ditentukan dengan melakukan uji pembakaran sampel bensin, sehingga bisa diperoleh ciri pembakaran. Kemudian, ciri tersebut dibandingkan dengan ciri pembakaran dari campuran n-heptana dan isooktana .

Jika dalam perbandingan tersebut ada ciri nan sama, maka kadar isooktana dalam percampuran tersebut bisa digunakan buat menyatakan nilai sapta oktan dari bensin nan diuji coba.



Energi Alternatif Batu Bara Cair

Belum lama ini, ada satu energi alternatif nan dimunculkan kembali dari sektor pertambangan, yaitu batu bara. Batu bara merupakan jenis batuan sedimen nan mengandung unsur-unsur utama, seperti karbon, oksigen, dan hidrogen serta belerang dan nitrogen sebagai unsur tambahan. Unsur-unsur itu menyatu membentuk senyawa batu bara dengan partikel zat mineral nan tersebar di dalamnya.

Energi alternatif ialah energi cadangan nan banyak tersedia di alam sekitar. Sama halnya fosil nan digali sebelum diteliti dan diolah sedemikian rupa, sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal demi keberlangsungan hayati penduduk dunia. Energi ini bisa dicari dan diteliti taraf probabilitas dari potensi nan dimilikinya.

Bayangkan bila dahulu para ilmuan tak mengambil langkah niscaya buat meneliti fosil, kemungkinan saat ini kita tak akan mengenal bahan bakar bensin dan minyak lain, serta kendaraan bermotor nan memudahkan perjalanan dari atau ke loka nan jauh.

Dahulu, batu bara pernah digunakan sebagai bahan bakar penggerak lokomotif dan mesin uap. Namun, sejak ditemukannya bahan bakar lain nan lebih kondusif dan murah, penggunaan batu bara mulai dihentikan secara perlahan sebab dianggap tak ekonomis. Kini, batu bara cair atau coal liquefaction mulai dilirik kembali sebagai bagian dari sumber energi alternatif nan terbarukan.

Di Afrika Selatan, terdapat perusahaan nan meneliti pencairan batu bara. Mereka menemukan bahwa pencairan itu bisa mengubah batu bara menjadi minyak, seperti gasoline, diesel, jet fuel, dan gas, serta bahan kimia, seperti pupuk dan metanol. Hal ini tentu sangat menggembirakan di tengah isu terbatasnya ketersediaan minyak bumi.

Indonesia pada 2004 membuat pangkalan spesifik di Cirebon nan mengurusi program pencairan batu bara. Dengan menggunakan teknologi dari Jepang, IBCL atau Improve Brown Coal Liquefaction , Indonesia terus melaju mengembangkan program ini. Begitu banyaknya persediaan batu bara di Nusantara memungkinkan kita tak lagi bergantung pada minyak bumi.

Mungkin bahan bakar batu bara ini juga dapat digunakan buat menggantikan bensin buat kendaraan. Selain bisa menghemat pengeluaran BBM, juga bisa mengurangi polusi udara nan sebagian besar dihasilkan oleh asap kendaraan bermotor.

Meskipun batu bara cair belum banyak digunakan di Indonesia, tapi ada baiknya juga taaruf kepada masyarakat lebih awal itu sangat membantu agar masyarakat bisa memanfaatkan batu bata cair sebagai energi alternatif.

Demikian informasi macam energi alternatif batu bara cair nan sedang dikembangkan di Indonesia. Semoga informasi tersebut bermanfaat dan menambah wawasan Anda.