Daur Ulang Limbah Plastik Sang Mantan Pemulung

Daur Ulang Limbah Plastik Sang Mantan Pemulung

Ratusan warga 12 desa di dua kecamatan, di antaranya Desa Mentengsari, Desa Sukagalih, Desa Gudang, Desa Jatisari, Kecamatan Cikalong Kulon dan Desa Mande, Kecamatan Mande berunjuk rasa di depan PT Pasir Tengah, Desa Jatisari, Kecamatan Cikalong Kulon, Kabupaten Cianjur, Rabu (22/2).

Mereka menuntut perusahaan buat bertanggung jawab sebab limbah ternak mereka telah mencemari Sungai Cigundul nan selama ini menjadi sumber air warga tersebut. Agus menuturkan sudah seringkali kami mengeluhkan ke perusahaan namun janji akan tak membuang lagi limbah ternaknya tidak kunjung ditepati. "Apalagi limbah ternak nan mencemari sungai sudah mengakibatkan sebagian warga nan terpaksa menggunakan air sungai tersebut gatal-gatal dan diare," katanya.

Hingga kini perwakilan warga masih melakukan audiensi dengan pihak manajemen perusahaan nan merupakan perusahaan dibawah Widodo Makmur Perkasa. Sedangkan puluhan petugas dari Polsek dan Kodim melakukan penjagaan aksi tersebut. (Sumber : www.pikiran-rakyat.com)

Berita di atas mungkin sudah sering anda baca dan saksikan di media-media koran maupun televisi. Sudah bosan dan muak rasanya kita dicekoki dengan dengan fakta, bahwa masih banyak perusahaan nan tak memedulikan keamanan dan keselamatan lingkungan di sekitar pabrik loka mereka mengeruk keuntungan.

Alasan kurangnya dana buat melakukan daur ulang limbah pabrik sudah tak dapat ditolerir. Pemerintah harusnya lebih meningkatkan kepedulian dalam bentuk supervisi dan regulasi nan lebih mengikat kepada pengusaha nan ingin mendirikan pabrik di suatu kawasan.

Demikian pula masyarakat sekitar, terutama tokoh-tokohnya. Sudah misteri umum, bahwa perusahaan membayar cukup mahal pada oknum pemerintah maupun tokoh masyarakat agar diizinkan menjalankan usahanya.

Ditengah sikap skeptis terhadap penanganan kerusakan lingkungan, masih ada pihak-pihak nan peduli dengan melakukan kegiatan daur ulang limbah. Mereka baik secara kelompok maupun perorangan berinisiatif mengelola limbah menjadi barang-barang nan bermanfaat dan bernilai jual tinggi. Sebuah gerakan inspiratif buat kita semua. Berikut ialah profil dan hasil produksi daur ulang limbah dari para pahlawan lingkungan kita.



Daur Ulang Limbah Pabrik Garmen di Bandung

Bandung, sinkron dengan julukannya sebagai kota Paris Van Java, ialah surganya belanja pakaian, tas, sepatu, dan masih banyak lagi. Untuk memuaskan kebutuhan kosumennya, maka hingga saat ini sudah tersebar lebih dari 300 perusahaan tekstil di berbagai penjuru kota di Bandung.

Bisa dibayangkan berapa banyak sampah limbah nan diproduksi pabrik tekstil tersebut setiap harinya. Limbah sisa-sisa hasil produksi seperti residu benang, kain potongan, kardus bekas mengemas barang, dan lain sebagainya.

Sadar akan akibat negatif dampak limbah nonorganik tersebut, perusahaan-perusahaan tekstil di Bandung berinisiatif memanfaatkan limbah prabik buat didaur ulang menjadi barang berdaya jual sehingga bisa mengatasi permasalahan ekonomi masyarakat sekitar.

Hasil daur ulang limbah pabrik garmen antara lain :



1. Produk Daur Ulang Limbah - Keset

Pinggiran kain residu potongan ialah bahan standar primer pembuatan keset daur ulang limbah ini. Potongan kain ini disebut tali. Proses pertama tali-tali nan beraneka rona ditenun dengan menggunakan alat spesifik bernama tustel. Untuk mengikat tiap tenunan tali, maka digunakan bahan nan disebut lusi. Produk keset daur ulang limbah ini cukup diminati di pasaran, terutama sebab harganya nisbi murah. Pembuat keset sendiri, tak sulit buat memasarkan produknya. Sudah tersedia pengepul atau Bandar nan siap mendistribusikan ke pasar.



2. Produk Daur Ulang Limbah - Celana Pendek

Celana pendek atau kolor beraneka rona nan sering anda temui di pedagang keliling atau pasar-pasar tradisional boleh jadi ialah hasil daur ulang limbah pabrik tekstil. Produk ini memang berbahan dasar residu potongan kain dari pabrik garmen. Ukuran kain memang tak terlalu lebar, antara 1 sampai 2 meter. Namun, dengan ukuran terbatas tersebut dapat digunakan buat celana pendek atau kolor.

Proses membuatnya sama saja seperti halnya kita menjahit baju dalam atau pakaian berukuran mini lainnya. Kain terlebih dahulu diobras, kemudian dibuat pola dengan ukuran XL, L, M, dan S. Produk daur ulang limbah nan satu ini, ternyata sangat laku loh, di pasaran. Pilihan rona dan bahannya sangat majemuk dan harganya juga terjangkau.



3. Produk Daur Ulang Limbah - Serbet atau Lap dari Kain Sisa

Produk daur ulang limbah ini hampir sama proses pembuatannya dengan keset, namun dengan ukuran nan lebih kecil. Lap nan berbahan standar dari tali dan residu benang ditenun, kemudian diberi sentuhan akhir dengan cara diobras dan dijahit.



Daur Ulang Limbah Kotoran Ternak dari Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan

Sulit dan mahalnya harga minyak serta gas elpiji, memaksa sekelompok peternak sapi dari Bone, Sulawesi Selatan, buat berpikir kreatif mencari bahan bakar alternatif. Dengan dibantu dari dinas pertanian dan peternakan, peternak ini belajar mengolah kotoran sapi nan selama ini menjadi limbah, menjadi produk nan sangat bermanfaat yaitu bahan bakar biogas.

Para peternak ini tergabung dalam kelompok “Program Rintisan dan Percepatan Diseminasi Penemuan Teknologi Pertanian” atau disingkat “Prima Tani”. Selain menanam padi dan jagung, para petani ini juga menternak sapi. Kotoran sapi nan melimpah dari kandang kolektif ditampung pada loka spesifik nan disebut tangki atau kontainer.

Tangki tersebut telah dirakit berupa susunan cincin semen dan gorong-gorong sumur. Untuk menampung gas methane dari limbah kotoran ternak, maka dibuat satu tangki pencerna dengan posisi terbalik. Gas methane disuling melalui pipa kecil nan dihubungkan pada tangki pencerna. Termin akhir, genre gas disalurkan melalui pipa-pipa nan dihubungkan ke rumah-rumah warga.

Gas dapat dimanfaatkan buat memasak dalam waktu kira-kira dua minggu kemudian. Selain dapat digunakan sebagai biogas, daur ulang limbah kotoran ternak juga dapat dijadikan pupuk kompos. Jadi, kotoran ternak nan tersisa di tangki pencerna, dapat langsung digunakan sebagai pupuk. Petani tak perlu risi pupuk kompos terebut membawa penyebaran gulma, sebab kualitas kotoran ternak nan sudah diambil kandungan gas methanenya dijamin kualitasnya prima.



Daur Ulang Limbah Plastik Sang Mantan Pemulung

Berlatar belakang seorang mahasiswa Tehnik Kimia di Institut Teknologi Bandung, tidak membuat John Pieter merasa canggung dan malu menjadi seorang pemulung. Berawal dari semangatnya menjadi seorang pengusaha, mendorong John mencari peluang bisnis nan menjanjikan di masa mendatang.

John berpikir bisnis pengolahan daur ulang limbah plastik di masa mendatang prospeknya sangat cerah. John mengawali usahanya dengan memulung sampah-sampah plastik di belakang kosnya di kawasan Geger Kalong Tengah, Bandung, Jawa Barat.

Dengan bermodalkan uang 4 juta hasil pinjaman seorang teman, John membuka penampungan limbah plastik dari pemulung. Berbekal disiplin ilmu nan didapatnya semasa kuliah, John mendaur ulang limbah plastik menjadi biji plastik. Hasil daur ulang limbah plastik tersebut ternyata sangat berguna sebagai bahan standar dasar membuat tali plastik, plastik kresek, helm, dan perabotan rumah tangga lainnya.

Hingga saat ini, usaha daur ulang limbah plastik nan telah dirintis John sejak tahun 1987 di Bandung, telah berbuah manis. John, dengan dibantu istri, membuka cabang pengepul maupun pabrik pengolahan limbah plastik di beberapa kota. Pabrik pengolahan daur ulang limbah plastik milik John Pieter, saat ini sudah dilengkapi dengan mesin penghancur plastik nan modern. John bisa memenuhi kebutuhan akan bahan standar plastik di pasaran secara lebih meluas.

Ternyata memulai usaha daur ulang limbah, tak harus bermodalkan biaya nan besar hingga berjuta-juta. Mulai dari kalangan pengusaha nan bermodal besar, hingga seorang mahasiswa bermodalkan pinjaman, bisa kreatif menjaga lingkungan sekaligus berbisnis melalui kegiatan daur ulang limbah. Selamat berkreativitas dengan limbah!