Tukul Arwana dan Empat Mata

Tukul Arwana dan Empat Mata

"Katro !" Siapa nan tidak kenal pelawak dengan mulut ke depan, rambut model cepak, dan bicara sok intelek? Tukul Arwana . Ya, Tukul Arwana nan begitu fenomenal ketika sukses terdongkrak oleh popularitas acaranya "Empat Mata". Lalu, setelah mendapat teguran dari KPI, acara tersebut kemudian berganti nama jadi "Bukan Empat Mata". Baik acara "Empat Mata" maupun reinkarnasinya "Bukan Empat Mata" tidak ada bedanya bagi Tukul Arwana.

Formatnya sama, performance sang host juga sama, bahkan tata anjung juga sama persis. Acara ini semakin melambungkan nama Tukul Arwana dengan slogan khasnya 'Kembali ke laptop!'.

Tak akan pernah ada nan mengira, lelaki kelahiran Perbalan tahun 1963 tersebut menjadi sedemikian populer. Benda ajaib bernama televisi memang telah menunjukkan kedahsyatannya dalam hal mengubah bahkan menyulap seseorang nan tadinya 'no one' menjadi 'some one'.

Betapa banyak seniman instan nan begitu saja melambung gara-gara masuk televisi. Beruntung, Tukul Arwana bukanlah pelawak instan nan baru melawak kemarin sore. Boleh dibilang Tukul Arwana ialah pelawak nan telah babak belur di global hiburan. Sekarang global memang telah berbalik dan keberuntungan sedang terus menaungi Tukul Arwana sehingga dari popularitas maupun kesejahteraan, Tukul Arwana telah sukses menggenggamnya.



Tukul Arwana Melawak Sejak Sekolah Dasar

Dunia komedi memang dunianya Tukul Arwana. Bayangkan saja lelaki kurus dengan mata sedikit melotot dan sama sekali bukan tipe lelaki berwajah bule ini, sejak sekolah dasar sudah menunjukkan bakatnya melawak. Lelaki kelahiran tanggal 16 Oktober 1963 bernama orisinil Tukul Riyanto ini pernah mendirikan Ojo Lali Entertainment, sebuah usaha di bidang hiburan, sekalipun mungkin masih terdengar sangat asing di telinga sampai hari ini. Tapi itulah salah satu bukti keseriusan Tukul Arwana. Ia menyadari sahih bahwa buat mempopulerkan namanya itu sine qua non wadah nan secara serius pula mempromosikannya.

Sejak kecil, Tukul Riyanto sering sakit-sakitan, terutama ketika masih menyandang nama Riyanto tanpa tambahan Tukul di depannya. Sejak usia 5 bulan, Riyanto sudah harus menjadi piatu sebab Sutimah, ibunya, meninggal global ketika Riyanto masih bayi. Sang Abdul Wahid nan telah lebih dahulu memiliki empat anak, tidak dapat menolak ketika tetangga, Suwandi, menginginkan Riyanto menjadi anak angkatnya. Tanpa upacara apa pun, akhirnya Riyanto menjadi anak angkat Suwandi.

Tapi itulah cerita masa kecil Riyanto, ia menjadi anak nan sering sakit. Mungkin sebab kekurangan asi ekslusif dari ibunya, membuat badannya rentan terkena penyakit. Sejak sering sakit-sakitan itulah akhirnya orangtua Riyanto berembug dan akhirnya menambah nama anak lelaki itu dengan Tukul. Jadilah Riyanto kini bernama lengkap Tukul Riyanto. Aneh bin ajaib, sejak ditambah nama di depannya dengan Tukul, Riyanto jadi sporadis sakit.

Jika ada pelawak nan telah makan asam garam anjung hiburan, itu biasa. Tukul Arwana tidak hanya kenyang makan asam garam anjung hiburan, tapi juga telah kenyang makan asam garam lomba lawak. Dari tahun 1979-1983, Tukul Arwana menjadi kampiun komedi se-Semarang dan Jawa Tengah. Soal lomba lawak, tidak hanya ketika diadakan di Semarang, tapi taraf nasional pun berkali-kali ia ikuti, mendapat juara, tapi belum populer juga.

Pahit getirnya kehidupan telah pula dialami Tukul Arwana sejak kecil. Ketika duduk di bangku kelas III SMP Muhammadiyah Indraprasta, Semarang, ayah angkat Tukul Arwana, Suwandi dilanda kesulitan keuangan sampai-sampai rumahnya pun dijual. Begitu pula ketika di SMA Ibu Kartini, Semarang, berkali-kali Tukul Arwana harus menunggak bayaran sekolah dan memaksa dirinya buat mencari uang sendiri.

Beruntung, sekalipun sulit, Tukul Arwana akhirnya dapat lulus juga dari SMA Ibu Kartini tersebut. Ia pun berbulat tekad tak meneruskan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi, melainkan mulai cari uang sendiri. Pekerjaan pertama Tukul Arwana selepas SMA ialah menjadi sopir angkot jurusan Johar-Panggung. Bosan jadi sopir angkot, Tukul Arwana mencoba peruntungan jadi sopir truk di daerah Semarang Utara. Tak betah jadi sopir truk, Tukul Arwana pun banting stir lagi jadi sopir angkot.

Tukul Arwana tidak pernah membayangkan dapat berani hayati di Jakarta, kalau saja dua orang sahabatnya Tony Rastafara dan Joko Dewo tidak mengajaknya ke Jakarta. Kejadian itu terjadi pada 1992. Hampir putus harapan hayati di Jakarta ketika bertahun-tahun tidak juga menunjukkan perubahan. Bahkan buat kebutuhan sehari-hari saja, Tukul Arwana harus menggantungkan pada belas kasihan kedua sahabatnya nan mengajak hijrah ke Jakarta.

Tapi Tukul Arwana memang Tukul Arwana. Ia punya keberanian seperti ikan arwana. Mungkin saja orang lain akan menganggapnya konyol. Betapa tidak, dalam kondisi ekonomi nan masih morat-marit, ia justru memutuskan buat meminang dara pilihannya berdarah Padang, Susiana. Pilihan nekad itu tidak dapat dihalangi oleh siapa pun.

Entah apa nan ada dalam pikiran Tukul Arwana saat itu, masih susah kok nekat kawin. Tapi kenekatan itu dijalaninya pula dan buah cinta mereka telah lahir dua orang putra dan putri, Novita Eka Afriana dan Wahyu Jovan Utama.

Baik Joko Dewo maupun Tony Rastafara, tidak dapat menghalangi cinta kedua insan nan sedang dimabuk asmara itu. Siapa nan bakal mengira pula kehidupan Tukul Arwana mulai berubah justru setelah ia menikah. Sebuah rumah kontrakan di kawasan Cipete Utara, tentu menjadi saksi bagaimana kehidupan Tukul Arwana mulai sedikit membaik.

Sambil terus mencari peruntungan di global nan sangat digandrunginya (melawak) buat mencukupi kebutuhan hayati rumah tangganya, Tukul Arwana nyambi jadi sopir pribadi. Sampai suatu hari ia nekad pula melamar buat jadi penyiar di Radio Suara Kejayaan, salah satu radio partikelir di Jakarta nan banyak menelorkan pelawak. Rekan seangkatan Tukul Arwana di Radio Suara Kejayaan ialah Ulfa Dwiyanti, Patrio dan nan lebih senior, Bagito. Di radio komedi tersebut, Tukul Arwana mendapat gaji pertama, Rp75.000 (tujuh puluh lima ribu rupiah).



Tukul Arwana dan Empat Mata

Tukul Arwana berjumpa 'jodoh' di acara Empat Mata. Berkat acara ini, namanya kian populer. Acaranya semakin disukai banyak orang dari semua kalangan sehingga tidak mengherankan lewat acara ini pula, Tukul Arwana pernah menyabet penghargaan "Presenter Talkshow Favorit".

Namanya sudah populer, apa nan diomongkan Tukul Arwana menjadi semakin membuat nama dan kariernya mencorong. Coba saja siapa nan tidak kenal joke atau celetukan khas Tukul Arwana: katro, puas-puas, tidak sobek-sobek, silent please atau tepuk tangan dengan menirukan gaya monyet. Tukul Arwana lewat acara Empat Mata dan sekarang Bukan Empat Mata , menjelma menjadi idola baru, kegiatan super sibuk dan uang mengalir dari berbagai penjuru.

Titik terang buat meraup kesuksesan sebenarnya ketika ia diajak Ramon Papana main pada acara Lenong Rumpi garapannya. Lalu pada 1997, namanya juga mulai dikenal banyak orang saat Tukul Arwana menjadi bintang dalam video klip Joshua dalam lagu "Air". Setahun kemudian, Tukul Arwana mulai berkenalan dengan grup komedi nan sedang naik daun, Srimulat.

Lalu, pada 2008 saat menggarap film "Otomatis Romantis" bersama Wulan Guritno, Tukul Arwana ditawari buat menjadi host pada acara Empat Mata di televisi partikelir saat itu, TV7 nan sekarang menjadi Trans7. Inilah titik balik karier dan kehidupan Tukul Arwana. Pada tahun nan sama, ia juga membintangi film "Cinlok".

Pada awal acara Empat Mata diputar, banyak orang nan pesimis acara ini akan disukai banyak orang. Soalnya paras Tukul Arwana nan sangat pas-pasan dan kental kesan ndeso, begitu pula guyonannya nan tak mencerminkan guyonan kelas menengah seperti nan menjadi sasaran audience TV7 saat itu. Tapi setelah acara ini diputar, respons luar biasa muncul. Lalu, setiap episodenya dibarengi dengan antrean panjang nan ingin menonton langsung acara tersebut. Bahkan tidak sporadis nan rela mengisi daftar tunggu.

Inilah jodoh Tukul Arwana. Jodoh nan kemudian mendatangkan rezeki, mendatangkan popularitas dan kesempatan buat apa pun terbuka dengan sendirinya. Tukul Arwana memang Tukul Arwana nan saat kecil sering sakit-sakitan dan menjadi pelawak sejak kecil buat mengisi acara tujuh belasan taraf RT di daerahnya.