Pertunjukan Gamelan Sebagai Bukti Manusia Adalah Makhluk Musikal

Pertunjukan Gamelan Sebagai Bukti Manusia Adalah Makhluk Musikal



Pertunjukan Gamelan Degung

Ketika Anda menghadiri sebuah resepsi pernikahan adat Sunda, pertunjukan gamelan degung bisa ditemui di sana. Meskipun tak sebatas seni pengiring perkawinan, pertunjukan degung tidak dapat lepas dari ritual sakral tersebut. Pertunjukan gamelan degung identik dengan lantunan tembang-tembang Sunda oleh sang juru kawih atau sinden.

Degung merupakan kumpulan alat musik Sunda nan dimainkan secara bersama-sama. Penyanyi degung harus mampu menyelaraskan tempo dengan gamelan nan dimainkan. Bernyanyi diiringi gamelan degung sangatlah sulit. Perlu kejelian spesifik buat menentukan ketukan awal masuk lagu. Alunan instrumen degung nan lembut semakin memikat dengan iringan kecapi dan suling.

Pada masa awal perkembangannya, sekitar 1950an, para penyanyi dalam gamelan degung merupakan penyanyi dari kalangan penyanyi gamelan salendro pelog, yaitu pesinden atau ronggeng. Namun, para penyanyi degung kini, sejak 1970an, mayoritas berasal dari kalangan mamaos, yaitu penyanyi tembang Sunda Cianjuran. Mamaos ini terdiri atas pria dan wanita.



Gamelan Degung Karakteristik Khas Masyarakat Jawa Barat

Banyak gamelan nan tumbuh dan berkembang di wilayah Jawa Barat. Misalnya, gamelan salendro, gamelan pelog, dan gamelan degung. Beberapa pertunjukan, seperti tari, wayang, jaipongan, dan kliningan, biasa diiringi oleh gamelan pelog. Gamelan salendro pun memiliki fungsi nan hampir sama, namun kurang berkembang sehingga tak terlalu dikenal masyarakat.

Tanpa mengesampingkan dua gamelan tersebut, gamelan degung dirasa cukup mewakili karakteristik khas masyarakat Jawa Barat. Degung ialah salah satu jenis gamelan nan sangat khas dan merupakan hasil kreativitas orisinil masyarakat Sunda. Degung mulai berkembang sekitar akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19. Kini, perangkat gamelan degung semakin berkembang.

Dalam bukunya nan berjudul Toonkunst van Java (1934), Jaap Kunst mendata gamelan di seluruh Pulau Jawa. Data jumlah gamelan nan didapatkan ialah sebagai berikut.

• 5 perangkat di Bandung.
• 3 perangkat di Sumedang.
• 1 perangkat di Cianjur.
• 1 perangkat di Ciamis.
• 1 perangkat di Kasepuhan.
• 1 perangkat di Kanoman.
• 1 perangkat di Darmaraja.
• 1 perangkat di Banjar.
• 1 perangkat di Singaparna.

Itulah ulasan mengenai gamelan degung serta gamelan sebagai perangkat utamanya. Semoga kecintaan Anda terhadap budaya dan seni Sunda akan terus meningkat.



Pertunjukan Gamelan Sebagai Bukti Manusia Adalah Makhluk Musikal

Gamelan nan terdiri atas beberapa perangkat ini membuktikan kepada kita selaku masyarakat berbudaya bahwa manusia merupakan makhluk nan musikal. Bukan hanya dilihat dari ragam alat musik nan dimainkan saja, tapi juga dari ritme kehidupan nan dibentuk secara harmonis. Dalam diri manusia bahkan mengalir darah dan energi dengan cara nan serupa dengan musik.

Dengan demikian, musik gamelan merupakan salah satu musik tradisional nan bisa diterima eksistensinya hingga ke global internasional. Di berbagai negara bahkan gamelan telah dijadikan salah satu bahan ajar mengenai pendidikan berkarakter pada anak-anak di sekolah dasar.

Bukan hanya bagaimana memainkan perangkat musik nan terdapat pada pertunjukan gamelan saja, nilai-nilai filosofis nan hayati di dalamnya pun turut dipelajari sebagai harmonisasi antara manusia dengan pencipta dan manusia dengan manusia lainnya dalam kehidupan sosial.

Pada abad pertengahan, gamelan dijadikan sebagai salah satu media buat pemujaan eksternal dan internal nan mengungkapkan makna esoterik nan berhubungan dengan cakra, panca indera, dan rasa. Ketiga hal tersebut merupakan elemen krusial dalam kehidupan spiritual manusia nan wajib ada buat dapat memahami hakikat kehidupan.

Gamelan dijadikan sebagai media buat mencapai perjalanan spiritual dengan melakukan penjernihan pikiran, hati, dan jiwa manusia nan pada akhirnya dapat menstabilkan kondisi psikologis manusia. Hal ini juga bahkan dibuktikan dengan adanya pengaruh musik pada air. Musik nan baik akan membuat air membentuk kristal heksagonal nan indah. Dengan demikian, diri manusia pun dapat mendapatkan pengaruh nan baik dari musik nan indah.

Sebuah forum penelitian pernah menemukan bahwa gamelan sangat baik buat pertumbuhan dan perkembangan otak sebab dapat menghasilkan gelombang suara supersonic nan mampu menstimulasi peningkatan produksi hormon-hormon krusial di dalam otak. Stimulasinya bahkan lebih baik dibandingkan dengan stimulasi nan dihasilkan dari musik klasik nan selama ini dipergunakan buat meningkatkan perkembangan otak pada janin.



Pertunjukan Gamelan di Ranah Kebudayaan Indonesia

Dewasa ini, sangat sporadis anak muda menaruh perhatian mereka pada pertunjukan seni tradisional gamelan. Bukan hanya sebab dianggap sebagai sesuatu nan kolot, mereka pun bahkan menganggap bahwa gamelan tak menarik buat didengar. Hal tersebut jelas menjadi suatu bertentangan dengan harapan nan mempertanyakan di mana letak keunggulan gamelan dibandingkan dengan jenis musik modern lainnya.

Sementara itu, orang-orang asing bergelut dengan global pengetahuan sehingga dapat menemukan kegunaan nan sangat baik bagi perkembangan otak dan perkembangan kepribadian bagi manusia dengan penelitian-penelitian nan dilakukannya.

Dengan demikian, ada beberapa faktor nan berpengaruh terhadap menurunnya intensitas pertunjukan gamelan di Indonesia, yakni adanya pakem tradisional nan tak dimasuki oleh pakem baru sebagai adaptasi budaya; minimnya peneliti nan menghasilkan riset tentang seni tradisi gamelan; gamelan hanya dipersepsikan buat orang dewasa sehingga komposisi musik bagi anak-anak tak diproduksi; dan intervensi nan kuat dari modernisasi sehingga seni tradisi kalah dengan seni modern.



Nilai-nilai nan Terkandung dalam Seni Tradisi Gamelan

Berikut ialah beberapa nilai nan terdapat di dalam seni pertunjukan gamelan :

1. Nilai Estetika

Seni pertunjukan ini memiliki nilai keindahan nan tinggi. Mulai dari banyaknya alat nan harus dimainkan oleh niyaga, hingga banyaknya pesinden dengan susunan nan terdiri atas alat-alat berbahan logam. Sementara itu, alat lainnya berupa alat gesek dan alat pukul nan terbuat dari kayu dan kawat. Estetika nan terdapat di dalamnya dihasilkan dari banyaknya harmoni nan dipersatukan.

2. Nilai Historis

Gamelan memiliki nilai sejarah nan panjang sehingga perkembangannya mengalami banyak perubahan, baik dalam cara pembuatannya maupun kualitas nan dihasilkannya. Gamelan nan biasa digunakan bagi kalangan istana ini bahkan sudah menjadi sesuatu nan langka sebab dianggap sebagai benda bersejarah.

3. Nilai Budaya

Secara budaya, tentu gamelan memiliki nilai nan adiluhung sebab telah diwariskan oleh leluhur kita dengan pakem-pakem eksklusif nan bernilai filosofis. Gamelan tak hanya dianggap sebagai seni tradisi nan enak buat didengar atau bernilai estetis, tapi juga memiliki nilai lain nan juga krusial dalam kehidupan masyarakat nan berbudaya.

4. Nilai Spiritual
Nilai spiritual sebagai nilai nan bersifat adiluhung ini merupakan representasi dari kedekatan Tuhan dengan manusia. Majemuk hal nan berhubungan dengan ketuhanan selalu dilakukan sebelum acara pertunjukan gamelan dilakukan. Bahkan perangkat gamelan pun dilarang buat dilangkahi dengan adanya nilai-nilai mistis. Oleh karena itulah gamelan sering digunakan buat mengiringi prosesi-prosesi nan sakral dan religius.

5. Nilai Demokrasi

Adanya nilai-nilai demokratis dalam gamelan tercermin dari berbagai fungsi seluruh alat nan digunakan. Ada nan berfungsi sebagai pengendali, ada nan berfungsi sebagai pemberhentian atau supervisi dalam permainan, ada nan menutup irama musik serta memberikan ekuilibrium pada musik, dan sebagian besar alat lain nan berfungsi secara serasi buat menghasilkan nilai nan seimbang.

6. Nilai Sosial
Nilai sosial nan dihasilkan dari pertunjukan ini ialah adanya kebersamaan dan tak saling mendahului antara pemain gamelan nan satu dengan pemain gamelan nan lainnya. Bahkan pada zaman wali songo pun, gamelan dijadikan sebagai media buat dapat menjalin interaksi sosial nan baik antarumat beragama.