John Mitchell

John Mitchell

Black hole atau nan dapat disebut sebagai lubang hitam merupakan sebuah pemusatan massa nan cukup besar sehingga menghasilkan gaya gravitasi nan juga besar.

Gaya gravitasi nan dihasilkan tersebut membuat suatu pencegahan apapun nan lolos darinya, kecuali melalui konduite terowongan kuantum.

Medan gravitasi nan begitu kuat membuat kecepatan lepas di dekatnya mendekati kecepatan cahaya sehingga tak ada satu pun nan dapat lolos dari gravitasi, termasuk cahaya nan hanya dapat masuk dan tak dapat keluar lagi. Dari sinilah kemudian muncul istilah lubang hitam.

Lubang hitam di sini merujuk pada suatu wilayah di angkasa nan telah masuk ke dalamnya tak akan dapat kembali lagi. Ukuran mikroskopik maupun makro bisa diamati.



Sejarah Munculnya Lubang Hitam

Pada abad ke-18, John Michell dan Pierre Simon Laplace mangjukan suatu teori mengenai lubang hitam. Teori tersebut kemudian dikembangkan oleh seorang astronom asal Jerman nan bernama Karl Schwarzchild pada tahun 1916.

Dewasa ini, hampir semua ilmuwan berpendapat bahwa hampir semua galaksi di alam semesta bergerak mengelilingi lubang hitam pada pusat galaksi. Sementara itu, nan menamakan lubang tersebut sebagai lubang hitam ialah John Archibald Wheeler hingga akhirnya istilah tersebut terkenal hingga sekarang.

Lubang hitam bisa dilihat, namun apa saja materi nan tersedot ke dalamnya tak dapat dideteksi. Oleh karena itu,para astronom mempelajari lubang hitam melalui berbagai observasi secara hati-hati sebab mereka beranggapan bahwa terdapat jutaan lubang hitam nan terdapat di angkasa.

Suatu objek nan tak bisa bertahan dari kekuatan tekanan akan gaya gravitasinya sendiri akan menciptakan suatu lubang hitam. Namun, matahari dan bumi merupakan salah satu contoh benda angkasa nan tak akan pernah menjadi lubang hitam.

Hal ini disebabkan oleh tekanan gravitasi nan muncul pada matahari dan bumi tak mencukupi buat dapat melampaui kekuatan atom dan nuklir nan terdapat di dalam diri kedua benda tersebut.

Namun, buat objek dengan massa nan sangat besar, tekanan gravitasi akan menang dan benda langit tersebut akan dapat berubah menjadi lubang hitam nan mampu menarik berbagai objek lain ke dalamnya.

Lubang hitam memiliki massa nan terus bertambah. Hal ini dilakukan dengan cara menangkap semua materi nan ada di dekatnya. Jika melintas terlalu dekat, materi tersebut akan masuk ke dalam lubang hitam.



Penemu Teori Lubang Hitam

Setidaknya ada dua orang nan pernah mengemukakan tentang teori Black Hole . Keduanya ialah ilmuwan nan berasal dari Amerika Serikat. Walaupun melakukan penelitian di bidang nan sama, namun penemuannya terpisah dengan rentang waktu nan cukup jauh. Siapa sajakah mereka?



John Mitchell

John Mitchell ialah ilmuwan Amerika pertama nan mengemukakan teori Black Hole, ini yaitu pada 1783. Meskipun pada masa itu belum menggunakan istilah "black hole", namun ia telah meneliti adanya sebuah lubang hitam nan memiliki gravitasi lebih besar daripada bumi. Ia juga menganalisis, bila ada sebuah objek benda nan mencapai kecepatan 11 km/s maka benda tersebut akan lepas dari pengaruh gravitasi bumi.



Archibald Wheeler

Sedangkan orang nan pertama kali memperkenalkan istilah "black hole" dan mampu menjelaskannya dengan lebih detail ialah John Archibald Wheeler, seorang pakar fisika berkebangsaan Amerika Serikat, pada 1968.

Ia meneliti bahwa adanya kenyataan bintang nan telah memancarkan cahayanya selama 19 juta tahun sehingga mengakibatkan hidrogen nan merupakan sumber energi nan digunakan sebagai bahan bakar bintang tersebut menjadi "habis", kemudian bintang tersebut menjadi bintang biru raksasa.

Setelah itu, bintang biru tersebut berubah menjadi bintang merah raksasa nan dingin. Pada fase inilah nan disebut dengan "bintang mati". Bintang wafat ini lalu akan mengalami ledakan nan dahsyat atau Supernova. Hasil ledakan supernova ini menghasilkan dua bintang yaitu Black Hole dan bintang Netron.

Black Hole ini memiliki gaya tarik nan luar biasa kuat. Apa pun nan melintas di dekatnya, maka akan terhisap ke dalam materi super pejal padat dari bintang wafat tersebut, termasuk cahaya. Hal tersebut mengakibatkan di sekelilingnya menjadi gelap.

Itulah sebabnya Wheeler menyebut materi tersebut dengan "black hole", bintang wafat nan memiliki kemampuan menarik cahaya ke dalam medan gravitasinya sehingga keadaan di sekelilingnya menjadi gelap gulita. Sedangkan Black Hole itu sendiri tak terlihat dan tak dapat menyedot materi nan jaraknya jauh sekali, hanya mampu menarik materi nan lewat dekat sekali dengannya. Gaya gravitasi nan sangat besar ini mencegah apa pun lolos darinya, kecuali melalui konduite terowongan kuantum.



Matahari Menjadi Black Hole?

Fenomena Black Hole ini dapat dialami oleh bintang mana pun, termasuk oleh matahari kita. Lalu bagaimana bila itu terjadi?

Bila matahari menjadi lubang hitam dengan massa nan sama, maka bumi akan menjadi gelap gulita dikarenakan tak ada cahaya nan lolos dari jeratan lubang hitam ini, namun bumi akan tetap mengelilingi lubang hitam tersebut dengan kecepatan dan jeda nan sama seperti saat ini.

Namun bahaya akan segera datang bila bumi jaraknya hanya 10 mil dari lubang hitam. Sesuatu nan masih jauh dari fenomena sebab saat ini jeda bumi dengan matahari ialah 93 mil.

Namun bahaya besar lainnya akan terjadi bila matahari bertabrakan dengan lubang hitam lain sehingga menjadi satu lubang hitam nan lebih besar sehingga memiliki gaya tarik nan jauh lebih besar dan memungkinkan bumi tersedot ke dalamnya!

Untungnya, banyak penelitian mengatakan bahwa kemungkinan buat matahari menjadi lubang hitam sangatlah kecil. Karena seperti nan sudah disebutkan di atas, matahari memiliki gaya gravitasi nan tak cukup memadai buat bertransformasi menjadi lubang hitam.



Black Hole Terbesar di Alam Semesta

Terdapat sebuah objek lubang hitam terbesar di alam semesta nan beratnya 6,8 miliar kali lebih besar dari massa matahari. Lubang tersebut disinyalir dapat menelan bumi beserta isi tata surya.

Lubang hitam tersebut terletak di M87 nan merupakan galaksi terbesar nan berada dekat dengan galaksi Bima Sakti. Dengan jeda nan diperkirakan kurang lebih 50 juta tahun cahaya dari Bumi ini, belum bisa diperkirakan kapan benda tersebut lahir di alam semesta.

Sebagian besar ilmuwan berpendapat bahwa lubang hitam tersebut tercipta sebab ratusan lubang hitam lainnya nan bergabung menjadi satu lubang hitam nan paling besar di alam semesta.

Berdasarkan gambaran di atas, bisa disimpulkan bahwa segala benda langit nan ada di angkasa dan seluruh alam semesta ini dapat saja menjadi lubang hitam apabila memiliki tekanan gaya gravitasi nan dapat menenggelamkan diri mereka sendiri.

Tidak menutup kemungkinan jika lubang hitam itulah nan nantinya akan menyebabkan adanya tabrakan antara benda langit nan satu dengan benda langit nan kedua.

Sayangnya, belum ada ilmuwan nan secara jelas dan detail menerangkan bagaimana sistem lubang hitam tersebut bekerja. Hal ini disebabkan oleh setiap benda nan berada di dekat lubang tersebut akan dengan cepat terhisap ke dalamnya.

Hal itu membuat para ilmuwan kesulitan buat meneliti secara dekat apa dan bagaimana lubang hitam itu terbentuk serta menghisap berbagai benda langit nan lewat atau berada di dekatnya.