Hubungan Moral Kerja dan Motivasi Kerja

Hubungan Moral Kerja dan Motivasi Kerja

Motivasi kerja karyawan ialah sebuah dorongan sikap, tindakan, dan langkah, seorang karyawan buat mencapai misi perusahaan dengan melakukan upaya-upaya efektif sehingga menghasilkan kinerja nan selaras dengan tujuan perusahaan.

Akan tetapi, dalam pelaksanaanya, seorang karyawan selalu bekerja didorong oleh maksud atau motif tertentu. Baik nan bersifat objektif maupun subjektif. Hal tersebut memiliki pengaruh nan sangat besar terhadap moral kerja dan hasil kerja.

Seseorang bersedia melakukan pekerjaan bilamana motif nan mendorongnya cukup kuat. Demikian pula, sebaliknya. Orang eksklusif nan memiliki motif lemah akan meninggalkan atau sekurang-kurangnya tak bergairah dalam melakukan suatu pekerjaan.



Berakar dari Nurani

Pada dasarnya, manusia memiliki nurani nan bisa membedakan antara hal positif dan hal negatif. Jika nuraninya mampu memilah hal baik dan tak baik sehingga mendorong individu ke arah pilihan baik, ia akan menjadi individu nan positif dalam berbagai hal, sikap, tindakan, dan semangat. Begitu pun, sebaliknya.

Douglas McGregor memberi label I bagi nan bermotivasi tinggi dalam bekerja dan label II bagi mereka nan lemah. Teori ini didasarkan pada anggapan bahwa setiap manusia secara jelas dan tegas, mengakui secara sadar ataupun tidak, menganut salah satu teori ini.



1. Anggapan Teori I
  1. Karyawan memandang pekerjaan sebagai suatu tanggung jawab.
  2. Karyawan memiliki attitude nan baik, rajin bekerja dan tak memaksakan atau menghindari pekerjaan.
  3. Karyawan berambisi buat maju dalam mencapai prestasi.
  4. Karyawan akan melatih tujuan pribadi dan pengontrolan diri.
  5. Karyawan berkemampuan mengambil keputusan, cerdas, dan inovatif.


2. Anggapan Teori II
  1. Karyawan cenderung bermalas-malasan dalam bekerja.
  2. Karyawan tak berambisi buat mencapai prestasi nan optimal serta menghindarkan diri dari tanggung jawab.
  3. Karyawan lebih mementingkan diri sendiri dan tak suka dikenai sanksi.
  4. Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah, diawasi, dan dikontrol.
  5. Karyawan menempatkan keamanan di atas faktor lain.


Moral Kerja

Di sinilah, moral kerja berperan sebagai titik tolak seorang karyawan memiliki motivasi kerja nan tinggi buat mewujudkan proses kerja dinamis, bersemangat, penuh tanggung jawab, dan berkarya nan terbaik buat perusahaan.

Moral ialah suasana batiniah atau kejiwaan seseorang nan mempengaruhi konduite karyawan dan konduite perusahaan. Proses manajemen dan leadership nan efektif memerlukan moral kerja positif. Dalam arti, suasana batin menyenangkan hingga bermotivasi tinggi dalam melakukan pekerjaan.



Hubungan Moral Kerja dan Motivasi Kerja

Dalam interaksi antara moral kerja dan motivasi kerja, terdapat beberapa faktor nan mempengaruhi tinggi rendahnya moral dan motivasi kerja karyawan.

  1. Faktor ekstrinsik, yaitu faktor dari luar pekerjaan nan sedang dilakukan. Misalnya, bekerja sebab upah tinggi atau bekerja sebab kedudukan nan mulia dalam pandangan masyarakat.
  1. Faktor intrinsik, yaitu faktor dalam pekerjaan nan dilakukan. Misalnya, bekerja sebab pekerjaan itu sinkron dengan talenta dan minat atau memiliki pengatahuan dan keterampilan sehingga pekerjaan bisa diselesaikan dengan baik.

Manajemen wajib mengarahkan karyawan agar memiliki moral dan motivasi kerja tinggi sehingga hasil kerja menjadi optimal. Karyawan nan puas dengan nan diperolehnya akan memberikan kinerja optimal. Sebaliknya, karyawan nan kepuasannya rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal nan menjadi beban.

Karyawan pun harus memperbaiki persepsi kerjanya agar timbul suasana kerja nan kondusif. Ia harus menempatkan diri sebagai enterpreuner, bukan sebagai kuli sehingga sense of belonging terhadap perusahaan bisa memicu moral dan motivasi dirinya menjadi pribadi nan positif.



Cara Mudah Memunculkan Motivasi Kerja Karyawan

Jika memunculkan motivasi kerja karyawan, maka hal tersebut menggambarkan motivasi ekstrinsik, sebab nan memunculkan motivasinya ialah orang lain. Untuk memunculkan motivasi seperti ini bukanlah suatu hal nan mudah namun juga bukan suatu hal nan sulit. Hanya tinggal kemampuan pimpinan menemukan solusi apa nan dapat menimbulkan semangat karyawannnya.

Ada beberapa cara nan dapat dilakukan buat memunculkan motivasi kerja karyawan. Yaitu:



1. Berikan Kesempatan Karyawan Untuk Menggunakan Idenya

Terkadang tidak sedikit karyawan bosan melakukan pekerjaan nan dilakukannya sehari-hari seperti itu saja. Ada keinginannya buat melakukan perubahan, namun acapkali takut buat melakukannya. Pasalnya, bila terjadi kesalahan maka akan menyebabkannya harus mengganti rugi biaya barang nan dilakukannya.

Kejenuhan seperti ini sejatinya dapat diredam, bila pimpinan bijak. Caranya, mencoba buat mengajak mereka berdiskusi bersama terhadap apa nan mereka kerjakan. Apakah pekerjaan nan dilakukan sudah tepat ataukah ada ide lain nan mungkin dapat mempercepat produk lebih baik dan lebih cepat dikerjakan.

Jika pun gagal