Sifat-Sifat Semut

Sifat-Sifat Semut

Tahukah Anda hewan terkuat kedua di dunia? Semut merupakan hewan terkuat kedua di global setelah Kumbang Badak. Walaupun ukuran tubuhnya sangat kecil, semut jantan mampu mengangkat beban dengan berat lima puluh kali berat badannya sendiri. Luar biasa!

Semut termasuk serangga eusosial dari keluarga Formisidae dan termasuk ke dalam ordo Himenoptera bersama dengan tawon dan lebah. Hewan kecil ini terdiri atas 12.000 kelompok lebih. Jenisnya juga bermacam-macam, ada semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut.

Ada juga nan disebut semut putih atau lebih dikenal rayap dan semut beludru. Sebenarnya rayap tak mempunyai interaksi erat dengan semut, hanya saja struktur sosialnya nan sama. Semut beludru tubuhnya mirip semut besar, tetapi hewan ini merupakan tawon betina nan tak bersayap.

Semut hayati berkelompok dan setiap kelompok bisa terdiri atas ribuan semut. Setiap kelompok biasanya bisa menguasai dan menempati daerah eksklusif buat berkembang biak termasuk mencari makan. Selain itu, hewan ini memiliki sarang-sarang nan teratur.

Semut menyebar dan mneguasai hampir di seluruh bagian tanah nan ada di bumi. Hanya beberapa loka nan tak dikuasai, yaitu di Hawaii, Greenland, dan Islandia.

Asal-Usul Semut

Semut merupakan keturunan dari generasi tawon Vespoidea. Ada analisa nan menunjukkan bahwa hewan ini telah berevolusi dari capung vespoid sekitar 120 juta-170 juta tahun lalu pada periode Kapur. Pada periode ini, fosil-fosil form merupakan bentuk pertengahan dari semut dan tawon.

Pada 1966, ada inovasi fosil semut (dari periode Kapur) di dalam getah pohon nan ditemukan oleh E. O. Wilson bersama temannya di New Jersey. Fosil ini sudah berumur lebih dari 80 juta tahun. Inovasi fosil ini memberikan bukti bahwa semut modern dan tawon memiliki hubungan. Semut di periode ini perpaduan ciri semut modern dan tawon.

Pada masa periode kapur tersebut, hanya sebagian kecil spesies nan mampu menguasai daerah benua besar bagian utara. Itu juga biasanya merupakan spesies langka nan jika dibandingkan hanya berjumlah sekitar 1% dari jenis hewan serangga lainnya.

Namun, setelah terjadinya radiasi adaptif pada awal periode tertiari, maka semut menjadi hewan nan dominan. Jumlah spesies nan tersisa pada periode tersebut hanya berkisar satu sampai sepuluh genera sampai saat ini.



Bentuk dan Susunan Tubuh

Secara umum, tubuh semut terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, dada, dan perut. Bagian dada biasa disebut dengan mesosoma, sedangkan bagian perut biasa disebut dengan metasoma. Dibandingkan dengan serangga lainnya nan juga memiliki antena (oragan peraba hewan), morfologi semut dapat dikatakan lebih jelas.

Antena nan dimiliki semut, kelenjar metaplueral, serta perut bagian kedua berhubungan dengan tangkai semut nan kemudian membentuk pedunkel atau dapat disebut juga pinggang sempit nan terdapat di antara mesosoma dan metasoma.

Seperti serangga pada umumnya, tubuh semut juga memiliki kerangka luar. Kerangka ini berfungsi memberikan konservasi dan sebagai loka otot menempel. Sistem saraf hewan kecil ini terdiri atas otot saraf ventral nan ada di sepanjang tubuhnya.

Sepasang antena terdapat di kepala semut. Antena ini berfungsi mendeteksi rangsangan kimiawi. Selain itu, antena ini juga digunakan buat berkomunikasi dengan semut lainnya. Matanya bisa mendeteksi sebuah gerakan dengan sangat baik.

Semut memiliki tiga pasang kaki di bagian dadanya. Untuk bisa memanjat dan berpijak, di setiap ujung kakinya terdapat cakar. Pada umumnya, semut memiliki sayap. Semut betina akan melepaskan sayapnya setelah kawin dan menjadi ratu semut tanpa sayap. Jenis semut nan tak memiliki sayap ialah semut pekerja dan semut prajurit.

Bagian terakhir ialah perut. Di bagian ini, terdapat beberapa organ dalam nan krusial (termasuk alat reproduksi). Untuk melumpuhkan mangsa dan melindungi sarang, ada beberapa jenis semut nan menggunakan sengatnya, seperti spesies semut Formica yessensis . Semut jenis ini mempunyai kelenjar penghasil asam semut nan bisa disemburkan ke arah musuh.



Perkembangan Semut

Sama halnya dengan makhluk hayati lainnya, semut juga berasal dari satu kehidupan. Semut berasal dari sebuah telur nan telah dibuahi dan kemudian tumbuh melalui proses metamorfosis lengkap.

Tahap pertama ialah pembuahan sel telur itu sendiri. Setelah itu, barulah proses termin larva dan pupa dilewati sebelum akhirnya mereka menjadi semut dewasa. Termin larva ini ialah termin nan sangat rentan sebab larva semut tak memiliki kaki sama sekali sehingga sulit buat dapat menjaga dan mempertahankan diri dari berbagai agresi nan datang.

Sementara itu, ada pula nan disebut ratu semut dan semut betina nan biasa disebut semut pekerja. Keduanya dapat dibedakan saat proses pemberian makan ketika masih menjadi larva. Proses pemberian makanan pada larva ini disebut dengan trophallaxis.

Proses tersebut dilakukan dengan cara memberikan makanan nan sebelumnya sudah disimpan terlebih dahulu di loka penyimpanan umum. Hal tersebut juga merupakan cara nan dilakukan oleh semut dewasa dalam mendistribusikan makanan pada semut dewasa lainnya.

Untuk memastikan larva dan pupa tumbuh dengan baik, maka keduanya perlu disimpan dalam loka nan memiliki suhu nan cukup stabil. Itulah sebabnya mengapa larva dan pupa seringkali dipindahkan ke dalam tempat-tempat koloni.

Pada perkembangannya, semut pekerja nan baru beranjak dewasa akan menghabiskan waktu pertama menjadi dewasa dengan cara merawat semut muda dan ratu semut. Setelah itu, barulah mereka menggali sarang lain, mencari makan, serta mempertahankan sarangnya agar tak diambil alih oleh hewan lainnya.

Perubahan tersebut dapat juga disebut dengan kasta sementara sebab sifatnya nan serba mendadak. Mencari makan merupakan hal nan dianggap berisisko besar bagi mereka. Oleh karena itulah kebanyakan dari semut hanya akan ikut mencari makan ketika mereka sudah beranjak dewasa sebab mereka meyakini bahwa kematian berada dekat dengan mereka saat pencarian makan dimulai.

Selain itu, ada juga spesies semut nan dibedakan menurut kasta fisiknya. Para pekerja dapat memilih ukuran tubuh masing-masing sehingga ada nan disebut dengan pekerja minor, median, dan mayor.

Semut nan ukurannya besar biasanya tak memiliki bentuk kepala nan proporsional jika dibandingkan dengan semut berukuran sedang atau kecil. Mereka juga memiliki rahang nan kuat sehingga dapat menjadi tentara nan kuat saat bertarung dengan hewan atau makhluk lainnya.

Namun, semut nan sering disebut dengan sebutan tentara ini tetap memiliki tugas nan sama dengan tugas semut pekerja lainnya nan berukuran medium atau kecil.

Pada beberapa spesies, ada pula semut nan tak memiliki pekerja median sehingga pekerja mayor dan minor akan sangat mudah dibedakan.



Sifat-Sifat Semut

Setelah kita mengetahui bagaimana asal usul semut, bagaimana bentuk tubuhnya, cara kerjanya, sampai pada perkembangannya, ada satu hal lagi nan perlu kita tahu mengenai hewan kecil ini. Sifat-sifatnya nan khas membuat kita kadang bertanya, apa sih nan kelebihan hewan ini?

Ya, berikut ialah sifat-sifat semut nan juga menjadi kelebihan dari binatang tersebut.

  1. Peduli dan peka terhadap lingkungannya sehingga tak heran jika mereka selalu terlihat bersama-sama saat menghampiri makanan.
  1. Senantiasa bersikap positif dan antusias dalam melakukan tindakan tertentu.
  1. Dalam melakukan usaha buat mencapai tujuan (makan), hewan ini memiliki inisiatif nan cukup tinggi.
  1. Selalu menghargai sesamanya. Tidak heran jika tiap bertemu, mereka selalu bertegur sapa satu sama lain.
  1. Selalu bekerja sama dalam membangun sesuatu atau mencari sesuatu (misalnya pada saat membangun sarang atau mencari makanan).
  1. Produktif