Terbuka Terhadap Masukan

Terbuka Terhadap Masukan

Nama aslinya Mark Elliot Zuckerberg. Anak muda kelahiran 1984 ini ialah penemu Facebook , sebuah jejaringan sosial terkenal di jagad maya. Penemu facebook ini bukan muncul dari seorang pakar nan genius melainkan anak kuliahan.

Mark Zuckerberg dengan Facebooknya secara langsung menginspirasi anak muda agar berpikir kreatif dalam menjalani kehidupannya. Bayangkan, seorang Mark Zuckerberg menciptakan software nan begitu hebat saat dia sedang kuliah di Havard University. Bermula hanya ingin membuat sebuah jaringan perteman internal kampus nan kemudian bertahap berkembang menjadi sebuah jaringan luas keluar kampus bahkan sampai ke seluruh dunia. Berkat si penemu Facebook nan brillian ini, banyak pihak lain nan ikut-ikutan menciptakan situs sosial media homogen Facebook.



Si Penemu Facebook, Bukan Orang Hebat

Penemu Facebook wujud dari kekuatan berpikir kreatif melihat perubahan dan kebutuhan lingkungan. Untuk menjadi orang hebat seperti Si penemu Facebook itu tidak harus menuntut ilmu sampai taraf profesor. Karya nan baik tidak harus dari bangku kuliah, namun dari orang nan jeli dan kreatif. Sang penemu Facebook ini sebenarnya memanfaat peluang akan kebutuhan manusia nan ingin melampiaskan eksistensi dan mencari perhatian kepada orang lain. Masa itu sebenarnya sudah ada situs jejaringan sosial, seperti Friendster. Namun, situs ini belum memuaskan penggunanya. Mark Zuckerberg, sang penemu Facebook ini tanpa secara tidak langsung menawarkan alternatif baru dengan Facebook-nya nan memiliki feature lebih komplit dibandingkan dengan situs sosial nan ada. Intinya, Facebook itu hanya melengkapi kekurangan dari situs nan ada.

Namun nan patut diapresiasikan terhadap si penemu Facebook ialah sejarah mencatat bahwa orang hebat itu tidak harus orang nan berumur, anak muda pun dapat mempengaruhi konduite manusia di muka bumi ini, seperti Mark Zuckerberg. Bayangkan 250 juta orang di bumi ini menjadi user Facebook setia dan Indonesia masuk dalam lima besar pengguna Facebook bikinan Mark Elliot Zuckerberg. Bahkan si penemu Facebook pernah dinobatkan menjadi man of year oleh sebuah majalah besar di Amerika. Bagaimana berpikir kreatif dari kenyataan penemu Facebook nan notabene masih anak kuliahan, dapat diambil hikmahnya guna memotivasi anak muda, terutama pelajar Indonesia supaya berpikir kreatif sinkron dengan keahliannya atau minatnya.

Kreativitas bukanlah sebuah talenta nan dibawa sejak lahir, kreativitas itu dapat muncul dalam pikiran kita jika dimotivasi dan rajin belajar. Muncul pertanyaan fundamental dalam wacana ini, lantas bagaimana caranya berpikir kreatif? Berpikir merupakan salah satu karunia Tuhan nan diberikan kepada manusia. Pola pikir manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kebudayaan, taraf edukasi, dan umur.

Berpikir kreatif juga dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Namun agar lebih jelasnya, Anda dapat membaca tips berpikir kreatif ala penemu Facebook.



Ubah Pola Pikir

Salah satu cara radikal menjadi seorang kreatif ialah mengubah mindset Anda, buang jauh-jauh pikiran menjadi orang biasa. Ganti pola pikir konvensional menjadi out box minded . Seperti Si penemu Facebook nan berpikir nyeleneh tapi menghasilkan karya luar biasa.

Terkadang, kita harus berani berbeda dangan lingkungan sekitar. Mengubah pola pikir memang bukan perkara semudah membalikan telapak tangan. Pola pikir dan pemahaman merupakan hasil dari indoktrin nan kita serap selama bertahun-tahun. Namun, buat mengubah mind set diperlukan niat dan proses



Terbuka Terhadap Masukan

Untuk menciptakan sebuah gagasan kreatif dibutuhkan masukan-masukan dari pihak lain. Intinya, Anda harus terbuka terhadap kritik dan ide orang sekelilingnya. Agar sebuah gagasan dapat diwujudkan dengan sempurna, Anda juga membutuhkan sentuhan orang kedua. Mengumbar ego seluasnya berdampak merusak mindset berkreasi.



Peka Terhadap Perubahan

Orang kreatif selalu memelihara keresahan dalam hidupnya, setiap perubahan nan sedang berlangsung di depan hidupnya diapresiasikan ke sebuah sikap maupun media. Beda dengan pikiran nan terperangkap dalam jalur konservatif, mereka selalu menyakini bahwa pola pikirnya tidak akan berubah, pola seperti ini mudah sekali digerus oleh gelombang perubahan. Ambillah contoh Mark Zuckerberg, sang penemu Facebook ini.

Walaupun dia sudah sukses membangun Facebook, namun dia tidak akan puas terhadap karya besarnya. Secara berkala bersama timnya, dia terus mengembangkan Facebook dan mencari feature-feature baru agar Facebook tetap digemari. Intinya, orang kreatif tidak akan puas akan satu karya, dia akan terus berproses menciptakan gagasan-gagasan nan segar.



Jangan Pernah Menyerah

Mark Zuckerberg ketika merancang Facebook-nya di asrama universitas tidak selamanya berlangsung mulus, di tengah jalan pun mengalami berbagai hambatan. Berkat keuletan dan pantang menyerah di sukses menyingkirkan rintangan dan pelan, tapi niscaya Facebook nan dia bikin diterima temannya. Begitupun dengan inovasi besar lainnya, selama dirancang niscaya mendapatkan banyak rintangan. Rintangan ini jangan dihadapai dengan menggunakan emosi, melainkan kesabaran dan perasaan jangan takut mengambil risiko. Garisnya besarnya orang kreatif itu tidak mudah kapok.



Introspeksi

Luangkan waktu barang sejam dalam 24 jam hayati Anda, buat merenung / intropeksi diri. Introspeksi ialah menngetahui seberapa jauh kita berpikir dan seberapa banyak kesalahan nan pernah dibuat. Sebenarnya, tantangan nan real itu berasal dari diri sendiri, pergulatan batin dan sikap-sikap nan kontraproduktif menjadi kendala menjadi manusia sukses.



Kreatif nan Aplikatif

Sekali lagi, orang kreatif itu bukan talenta turun, melainkan hasil dari proses pembelajaran dan trial nan dilakukan. Kelebihan orang nan berpikir kreatif seperti Mark Zuckerberg, ialah dia mampu menciptakan gagasan nan aplikatif. Maksudnya, aplikatif itu penemuannya dapat dipakai orang lain dan menghasilkan sesuatu nan memberi nilai tambah. Salah satu contohnya penemu Facebook merupakan salah satu contoh orang kreatif nan menciptakan penemuan nan berguna dan aplikatif.

Bayangkan sekarang ini, Facebook tidak hanya dipakai sebagai media bertegur sapa saja, lebih dari sekadar itu, Facebook nan saling terkoneksi ini merupakan media nan efektif buat menyampaikan sesuatu nan lebih besar dari say hallo saja, misalnya Barrack Obama ketika masa kampanye Presiden 2009, dia menggunakan situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan lain sebagainya. Penemu Facebook, Mark Zuckerberg niscaya sudah memprediksikan kejadian seperti di atas, bahkan dengan media Facebook dapat membantu menyampaikan berita-berita faktual nan lebih cepat dari media konvensional. Facebook dapat menggerakan massa begitu cepat dengan menggunakan kata-kata.



Kreatif, Kapital Primer Untuk Survive

Orang kreatif seperti Mark Zuckerberg, penemu Facebook, dengan segala talentanya menjadi sosok idola bagi anak muda nan ingin menjadi kreatif. Sudah dibuktikan bahwa berpikir kreatif mampu bertahan terhadap perubahan, dia dapat survive ketika menghadapi masa sulit. Sebab orang kreatif mampu mengenali letak permasalahannya dan segera membenahinya. Ambilah contoh musisi di tanah air, setelah band nan mereka bangun berhasil dipasaran dan entah kenapa terjadi perpecahaan, maka personil band itu lantas tidak larut dalam kesedihan, dia terus berinovasi agar tetap survive dan terus bereskpresi di global musik. Mereka survive berkat kreativitasnya nan terus berkembang mengikuti perubahan.

Demikianlah sedikit tentang kenyataan Mark Zuckerberg, penemu Facebook nan menginspirasikan kaum muda agar berkarya. Berkat si penemu Facebook, global terasa seperti daun kelor, orang dari berbagai benua dapat disatukan dalam layar monitor Komputer.