Sastrawan Indonesia - Sutan Takdir Alisjahbana

Sastrawan Indonesia - Sutan Takdir Alisjahbana

Merari Siregar, Marah Roesli, Amir Hamzah, Sutan Takdir Alisjahbana, Hamka, Armin pane, Chairil Anwar, Pramoedya Ananta Toer, Taufik Ismail, Putu Wijaya, Remy Silado, WS Rendra, Andrea Hirata, dan Ahmad Fuadi merupakan nama-nama sastrawan Indonesia . Nama-nama tersebut mewakili angkatan sastrawan Indonesia tersebut berkarya. Mulai dari angkatan Balai Pustaka, Angkatan Pujangga Baru, sampai sastrawan Indonesia zaman sekarang seperti Andrea Hirata dan Ahmad Fuadi.

Para satrawan Indonesia itu sukses menelurkan karya-karya nan sangat luar biasa dalan global sastra. Para sastrawan Indonesia berkecimpun dalam bidang sastra, seperti penyair, cerpenis, dan novelis. Berikut ini cerita singkat mengenai jalan kehidupan para sastrawan Indonesia dalam mengarungi samudra global sastra Indonesia.



Sastrawan Indonesia - Merari Siregar

Salah satu sastrawan Indonesia nan karya-karyanya sangat fenomenal ialah Merari Siregar. Sastrawan Indonesia nan lahir di Sipirok, Tapanuli, Sumatera Utara pada 13 Juli 1896 ini pernah menuntut ilmu di sekolah Kweekschool Oost en West di daerah Gunung Sahari, Jakarta. Pola pikir dan sikap Merari Siregar dipengaruhi oleh keadaan lingkungan loka beliau dilahirkan.

Di loka tersebut, banyak adat nan sudah tak relevan lagi dengan perkembangan zaman. Oleh sebab itu, sastrawan Indonesia ini mengubah pandangan masyarakat daerah loka beliau dilahirkan. Selain bersekolah di Kweekschool Oost en West , Merari Siregar pun pernah menuntut ilmu di sekolah swasta, yaitu vereeniging tot van Oost en West . Sekolah partikelir itu merupakan organisasi nan menerapkan politik etis Belanda.

Sastrawan Indonesia, Merari Siregar, termasuk sastrawan Indonesia angkatan Balai Pustaka. Salah satu karya Merari Siregar sebagai satrawan Indonesia ialah Azab dan Sengsara. Azab dan Sengsara diterbitkan pada 1920. Novel nan diterbitkan oleh Balai Pustaka ini merupakan cikal bakal sejarah kehidupan prosa modern Indonesia. Selain itu, Novel Azab dan Sengsara karya Merari Siregar ini pun merupakan buku pertama nan diterbitkan oleh Balai Pustaka. Berikut ini karya sastra seorang Merari Siregar.

  1. Azab dan Sengsara. Jakarta: Balai Pustaka. Cet. 1 tahun 1920,Cet.4 1965.
  2. Cerita tentang Busuk dan Wanginya Kota Betawi. Jakarta: Balai Pustaka 1924.
  3. Binasa Karena Gadis Priangan. Jakarta: Balai Pustaka 1931.
  4. Cinta dan Hawa Nafsu.


Sastrawan Indonesia - Marah Roesli

Salah satu sastrawan Indonesia nan berkiprah pada masa Balai Pustaka. Sastrawan Indonesia ini lahir di Padang pada 7 Agustus 1889 dan meninggal global di Bandung pada 17 Januari 1968. Sebenarnya, Marah Roesli ialah seorang dokter hewan. Namun, kecintaannya terhadap global sastra telah membawa nama dikenal sebagai sastrawan Indonesia. Kecintaannya terhadap sastra tak membuat Marah Roesli melepas pekerjaannya sebagai dokter hewan. Beliau baru pensiun sebagai dokter hewan pada 1952.

Kecintaan Marah Roesli terhadap global sastra dimulai sejak beliau masih kecil. Saat masih kecil, Marah Roesli sangat bahagia mendengarkan cerita-cerita nan didongengkan oleh Tukang Kaba (Tukang dongeng di Sumatra Barat). Selain itu, minatnya pada global sastra ditunjukkan dengan kesukaannya membaca buku sastra. Sastrawan Indonesia asal Sumatra Barat ini menikah dengan gadis keturunan Sunda pada 1911. Sebenarnya, perkawinan Marah Roesli tersebut tak disetujui oleh orangtuanya. Namun, hal itu tak menjadi halangan baginya buat tetap menikahi gadis pujaannya.

Kiprah Marah Roesli sebagai sastrawan Indonesia cukup fenomenal. Novelnya nan berjudul Siti Nurbaya menjadi novel nan diburu penikmat karya sastra, bahkan sampai sekarang. Novel Siti Nurbaya ini diterbitkan pada 1920. Novel tersebut lahir dari pemikiran Marah Roesli sebab belenggu adat sudah tak sinkron denga kemajuan zaman. Novel ini khususnya mengangkat tema emansipasi wanita. Sampai saat ini, novel karya Marah Roesli ini tetap diingat dan dibicarakan oleh para penikmat sastra Indonesia. Karena karyanya ini, Marah Roesli dijuluki sebagai Bapak Roman Modern Indonesia oleh H. B Jassin.



Sastrawan Indonesia - Sutan Takdir Alisjahbana

Salah satu sastrawan Indonesia nan menghiasi global sastra Indonesia ialah Sutan Takdir Alisjahbana. Sastrawan Indonesia nan lahir di Natal, Sumatra Utara pada 11 Februari 1908 ini termasuk golongan sastrawan Indonesia angkatan pujangga baru. Selain seorang sastrawan Indonesia, beliau pun dikenal sebagai pakar tata bahasa Indonesia. Sastrawan Indonesia nan pernah mendapatkan penghargaan daari pemerintah berupa Satyalencana Kebudayaan ini meninggal pada 17 Juli 1994.

Sebagai sastrawan Indonesia, Sutan Takdir Alisjahbana telah menelurkan beberapa karya nan menghiasi global kesusastran Indonesia. Salah satu karya sastra Sutan Takdir Alisjahbana nan terkenal ialah Layar Terkembang. Karya sastra Sutan Takdir Alisjahbana ini berbentuk novel nan diterbitkan pada 1936.
Berikut ini beberapa karya sastra nan telah dihasilkan oleh Sutan Takdir Alisjahbana sebagai sastrawan Indonesia.

  1. Novel Tak Putus Dirudung Malang (1929)
  2. Novel Dian Tak Kunjung Padam (1932)
  3. Kumpulan sajak Tebaran Mega (1935)
  4. Novel Layar Terkembang (1936)
  5. Novel Anak Perawan di Sarang Penyamun (1940)
  6. Bunga rampai Puisi Lama (1941)
  7. Bunga rampai Puisi Baru (1946)
  8. Bunga rampai Pelangi (1946)


Sastrawan Indonesia - Chairil Anwar

Salah satu sastrawan Indonesia nan fenomenal ialah Chairil Anwar. Sastrawan Indonesia nan lahir di Medan pada 26 Juli 1922 dikenal sebagai sastrawan Indonesia angkatan ’45. Beliau termasuk sastrawan Indonesia golongan penyair. Chairil Anwar pun dinobatkan sebagai pelopor sastrawan Indonesia angkatan ’45 dan pelopor puisi modern bersama rekannya Asrul Sani dan Rivai Apin.

Kiprah Chairil Anwar sebagai sastrawan Indonesia ini harus berakhir pada 24 April 1949. Wafatnya Chairil Anwar ini diakibatkan gaya hidupnya nan kurang sehat dan beliau mengidap penyakit TBC. Sastrawan Indonesia ini dikenal sebagai “Si Binatang Jalang”. Berikut ini karya sastra nan telah dihasilkan oleh seorang sastrawan Indonesia nan fenomenal, Chairil Anwar.

  1. Deru Campur Debu (1949)
  2. Tiga Menguak Takdir (1950, bersama Asrul Sani dan Rivai Apin)
  3. Aku ini Binatang Jalang (kumpulan sajak 1942-1049)
  4. Krawang Bekasi


Sastrawan Indonesia - Taufiq Ismail

Salah satu sastrawan Indonesia nan karya-karyanya menghiasi global sastra Indonesia ialah Taufiq Ismail. Sastrawan Indonesia nan lahir di Bukittinggi ini termasuk sastrawan Indonesia angkatan ’66. Sebagai sastrawan Indonesia, Taufiq Ismail termasuk sastrawan penyair. Berikut ini karya-karya dari seorang sastrawan Indonesia, Taufiq Ismail.

  1. Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia
  2. Tirani dan Benteng
  3. Sajak Ladang Jagung
  4. Puisi-puisi Langit


Sastrawan Indonesia - Andrea Hirata

Salah satu sastrawan Indonesia nan menghiasi global sastra Indonesia pada saat ini ialah Andrea Hirata. Ya, novelis ini menghiasi global sastra Indonesia dengan karyanya nan fenomenal, yaitu Laskar Pelangi. Sebagai sastrawan Indonesia zaman modern, Andrea Hirata meluncurkan novel tetralgi, yaitu Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Endesor, dan Maryamah Karpov. Spesifik Laskar Pelangi, novel ini laku dipasaran dan telah diangkat ke layar lebar.

Berikut ini karya sastra nan telah dirilis oleh seorang sastrawan Indonesia modern, Andrea Hirata.

  1. Laskar Pelangi
  2. Sang Pemimpi
  3. Endesor
  4. Maryamah Karpov
  5. Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas (2010)


Sastrawan Indonesia - Ahmad Fuadi

Salah satu sastrawan Indonesia era modern ialah Ahmad Fuadi. Akhir-akhir ini, nama Ahmad Fuadi menghiasi global sastra Indonesia. Karya Ahmad Fuadi sebagai sastrawan Indonesia ialah Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna. Spesifik novel Negeri 5 Menara, novel ini sukses mengairahkan kembali minat baca para pencinta novel Indonesia. Terbukti, novel ini laris dipasaran dan telah diangkat ke layar lebar. Berikut ini karya sastra dari seorang sastrawan Indonesia, Ahmad Fuadi.

  1. Negeri 5 Menara
  2. Ranah 3 Warna

Itulah sekilas tentang profil sastrawan Indonesia dari masa ke masa. Semoga karya-karya mereka selalu menghiasi global satra Indonesia.