Penulisan Injil Ibrani Oleh Matius

Penulisan Injil Ibrani Oleh Matius

Injil Ibrani mengundang kontroversi sebab meragukan kelahiran Yesus dari seorang perawan serta ajaran-ajaran lain dari Gereja Ortodoks dan Gereja Katolik. Banyak nan berpendapat Injil Ibrani ditulis oleh Matius sehingga disebut Matthaei Authenticum (Injil Matius Otentik). Injil ini merupakan satu-satunya Injil Yahudi nan masuk Katalog Gereja Awal.



Umat Kristen Awal

Setelah Penyaliban Yesus, murid-muridnya berkumpul di sebuah loka di Yerusalem, nan disebut "ruang atas". Yakobus, saudara Yesus, merupakan pemimpin awal sekte Yahudi nan kemudian lebih dikenal sebagai umat Kristen tersebut. Kelompok ini tinggal di sekitar Yerusalem dan menyatakan Yesus sebagai Messiah nan dijanjikan.

Umat Kristen Yahudi awal ini sering disebut Nazarene (Nasrani). Istilah Nazarene pertama kali digunakan buat menyebut Yesus. Setelah kematiannya, istilah ini digunakan buat menyebut Sekte Yahudi nan mempercayai Yesus sebagai Messiah. Nazarene umumnya merujuk pada umat Kristen awal nan dipimpin Yakobus nan Adil hingga beliau menjadi martir pada 62 M.



Tradisi Injil Ibrani

Semula, umat para cendekiawan Yahudi ataupun Kristen hanya memiliki tradisi lisan. Yesus dan para rabi nan lain menjelaskan dan memperdebatkan hukum dan mendiskusikan Tanakh (disebut Perjanjian Lama dalam tradisi Kristen) tanpa karya-karya tertulis, meski beberapa orang membuat catatan buat keperluan pribadi (disebut megillot setarim ).

Situasi berubah drastis ketika Yerusalem pada 70 M dihancurkan oleh pasukan Romawi. Umat Kristen Yahudi harus menghadapi fenomena baru, tak ada lagi kuil (sebagai pusat pedagogi dan kajian), sehingga tradisi lisan tak bisa dipertahankan lagi. Pada periode ini wacana para rabi mulai dicatat dalam bentuk tulisan.

Bapak-bapak Gereja mengakui hal ini dan menyatakan Injil-Injil pertama lahir sebab kebutuhan. Matius, seorang Yahudi dari Galilea dan pengikut Rabi Yesus disebut-sebut sebagai penulis Injil pertama. Injil tersebut ditulis dalam bahasa Ibrani buat dipergunakan oleh umat Kristen Yahudi.



Penulisan Injil Ibrani Oleh Matius

Sebagai Murid Yesus, Matius selalu mengikuti beliau, dan menjadi saksi mata wacana midrash (penafsiran teks-teks Yahudi) dari "Rabi dari Nazaret". Matius barangkali ikut serta mengembangkan Torah Shebeal Peh (Torah lisan dan tradisi Yahudi) sebab dalam Talmud Matius disebut pengikut Yesus dari Nazaret.

Matius kemudian menuangkan Logia (perkataan-perkataan Yesus) tersebut dalam bentuk tulisan dan kemudian dikenal sebagai Injil pertama. Dari tulisan-tulisan para Bapak Gereja kita banyak mengetahui tentang Injil Matius. Injil tersebut ditulis dalam bahasa Ibrani di sebuah loka di dekat Yerusalem buat umat Kristen Yahudi.

Injil berbahasa Ibrani tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Tetapi salinan dalam bahasa Yunani tersebut telah hilang. Sementara naskah berbahasa Ibrani disimpan di Perpustakaan Caesarea.



Pentingnya Injil Ibrani

Injil Ibrani Matius beredar luas di kalangan umat Kristen Yahudi. Kelompok ini meliputi Nazarene, Ebionite, dan sebagainya. Mereka diyakini telah menambahkan tradisi lisan mereka sendiri ke dalam Injil Ibrani, sehingga saat ini dikenal adanya Injil Yahudi.

Hampir semua kritikus setuju bahwa Injil Nazarene, Injil Ebionite, dan sebagainya merupakan edisi modifikasi Injil Ibrani Matius, tetapi pada dasarnya merupakan Injil nan sama.

Keberadaan Injil ini krusial buat memahami tradisi Injil umat Kristen awal. Dari Mesir hingga India, Injil Ibrani menjadi sumber tulisan utama umat Kristen hingga Kristenitas Yahudi digantikan oleh Kristenitas modern seperti sekarang.