Drama sebagai Aliran Sastra

Drama sebagai Aliran Sastra

Natal ialah waktu nan tepat buat dirayakan dengan suasana penuh kegembiraan dan suka ria. Bahkan ini salah satu moment nan membuat Anda dapat mengasah kemampuan buat berakting. Apalagi kalau bukan memainkan naskah drama natal? Karena biasanya suasana Natal belumlah lengkap tanpa stage play dan drama nan diselenggarakan selama waktu liburan Natal itu sendiri.

Konon, Boxing Day di Inggris, dimana liga-liga sepak bola memainkan permainannya ketika tanggal 25 Desember, ialah buat menghadirkan drama natal tanpa naskah kepada rakyat Inggris. Salah satunya dengan cara tanding sepak bola, jadi pemain sepak bola di Inggris tak pernah mendapatkan liburan Natal.

Tujuan dari memainkan naskah Drama Natal utamanya buat bersenang-senang dan mencari hiburan. Namun, di loka itu terkandung juga hal nan baik yaitu kita dapat mengkhidmati kisah kebajikan nan terdapat pada hari Natal. Sebetulnya, drama Natal sendiri ialah ilustrasi khotbah pendek nan diterjemahkan secara dramatis.

Dalam memainkan naskah drama natal, Anda pun harus siap menjadi apa saja dan memainkan lakon siapa saja, dari enam benua, tujuh samudera. Misalkan menjadi dua belas penyanyi berpakaian abad ke-16 dari Inggris. Memakai kostum pendongeng di musim Natal dengan konser tradisional lagu-lagu Natal nan dimainkan acappella. Atau kembali ke suasana Betlehem nan menyajikan drama tradisional buat kembali ke masa Roman atau Abad Pertengahan. Tetapi, apabila kostumnya semakin canggih, dapat juga memainkan naskah drama natal dari masa Renaissance.



Beberapa Contoh Naskah Drama Natal

A Heartfelt Christmas nan merupakan drama natal berdurasi panjang mengenai kisah bahwa "Allah bersama kita," kisah nan disajikan merupakan drama sendu nan dapat mengacak-acak batin Anda. Selain itu, dapat menjadi magnet nan menarik jamaah buat khidmat pada kisah, bahwasanya mereka akan kembali kepada Allah melalui kabar dari Jesus Christ.

Lalu, ada pula naskah drama natal modern berjudul The Butterfingers Angel, Mary & Joseph, Herod the Nut & the Slaughter of 12 Hit Carols in a Pear Tree nan merupakan drama dari William Gibson. Dalam pengisahan versi Gibson ini, tokoh Mary tak berencana buat memiliki anak. Tapi Malaikat Butterfingers harus meyakinkannya buat tetap membesarkan anak nan tak Mary inginkan.

Kisahnya cukup mengharukan tetapi di dalamnya juga terdapat kisah lucu, sehingga drama ini juga disebut drama lawak nan memberikan kisah inspirasional dan penuh semangat. Naskah drama natal lainnya ialah :

  1. A Christmas Reunion dari M.D. Sterling
  2. A Game of Letters - an Acrostic Performance dari Elizabeth J. Rook
  3. A Letter From Santa Claus dari William Howard
  4. Christmas Questions dari Wolstan Dixey
  5. Christmas Stockings dari A.S. Weber
  6. Christmas Wishes dari C. Phillips
  7. Father Christmas' Message dari J.A. Atkinson
  8. Merry Christmas (An Acrostic Recital) - dari M.D. Sterling
  9. Mr. St. Nicholas dari Alice M. Kellogg
  10. Santa Claus dari Julia C.R. Dorr
  11. Santa Claus (An Acrostic Recital) - dari W.S.C.
  12. Winter's Children dari J.D. Moore
  13. A Christmas Bell dari Ella M. Powers
  14. A Christmas Lulladari
  15. A Christmas Party dari Lizzie M. Hadley
  16. A Christmas Thought - Grammar Grade Recital dari Lucy Larcom
  17. A Message - Primary Grade Recital dari Ella M. Powers
  18. Bells Across the Snow - Grammar Grade Recital dari F.R. Havergal
  19. Charity (An Acrostic Recital) dari Jay Bee
  20. Christmas Eve - Grammar Grade Recital dari Frank E. Brown
  21. Christmas Hymn - Grammar Grade Recital dari Eugene Field
  22. Christmas Morn - Primary Grade Recital dari M.N.B.
  23. Christmas Waits dari Katherine West
  24. Merry, Merry Christmas - Primary Grade Recital dari Carine L. Rose
  25. The Christmas We Like - Primary Grade Recital dari Ella M. Powers
  26. The Little Christmas Tree - Grammar Grade Recital dari Susan Coolidge
  27. The Russian Santa Claus - Grammar Grade Recital dari Lizzie M. Hadley


Memahami Naskah Drama

Sebelum memainkan n askah drama natal , ada perlunya Anda mengenal apa itu naskah drama. Naskah nan kononnya dijadikan sebuah kitab kudus bagi aktor dan pengarah adegan di masa lampau, sekarang digambarkan hanyalah tulisan kosong pada lembaran-lembaran fotokopian nan buram dan tidak terurus. Walaupun hal ini tak menjadi sebuah permasalahan, tapi alangkah baiknya penulis naskah drama pun mengindahkan keberadaan pembaca khususnya aktor dan sutradara.

Sebuah pencerahan nan utuh akan pentingnya estetika, sebab menyangkut semua aspek penentu estetika suatu naskah. Terdapat karena dampak bahwa seorang penulis naskah drama nan berusaha memecahkan asa para pembaca sebanyak-banyaknya, dapat memperoleh imbas komunikasi nan diharapkan sebaik-baiknya. hal ini diyakini sebab asa para pembaca akan jalan cerita dalam naskah sangat beragam. Tak pelak lagi pertanyaan akan seperti apa naskah drama nan dinilai tinggi banyak bermunculan.

"Sulit bagi penerima buat memverbalisasikan pengalaman estetiknya secara memadai; pengalaman estetik nan dikemukakan dalam putusan nilai penerima mungkin tersembunyi sebab reaksi-reaksi emosionalnya." (Theodore Ardono, 1967)

Pada perkembangannya drama sebagai sebuah pemahaman lebih akrab dipanggil drama, menurut Ferdinan Brunetiere dan Balthazar Verhagen, drama ialah kesenian nan melukiskan sifat dan sikap manusia, dan harus melahirkan kehendak manusia dengan action dan prilaku nan jelas. "Sebagai sebuah karya drama mempunyai dua dimensi, maka pementasan harus dianggap sebagai penafsiran lain dari penafsiran nan telah ada nan bisa ditarik dari suatu karya drama. Dengan kata lain penafsiran itu memberikan kepada drama sebuah penafsiran kedua". Ucap Luxemburg, (1984).

Maksud dari pernyataan ini, bahwa pementasan baru dimungkinkan terjadi jika teks drama telah ditelaah dan ditafsirkan oleh pengarah adegan dan pemain buat kepentingan seni peran. Sehingga drama memiliki dua dimensi karakteristik, yaitu dimensi sastra dan dimensi pertunjukkan.



Drama sebagai Aliran Sastra

Menurut Hasanuddin (1996), secara aliran bisa dikatakan drama termasuk ke dalam kategori fiksi dalam sastra. Biasanya kategori ini diperoleh dari penelusuran tentang bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang. Unsur-unsur semacam ini biasa dikenal dengan fiksionalitas, pada drama peristiwa-peristiwa tersebut melulu disampaikan melalui dialog-dialog.

Pada intinya apa nan disebut dengan drama ialah sebuah aliran sastra nan penampilan fisiknya memperlihatkan siatuasi verbal dengan obrolan diantara tokoh-tokoh nan ada. Selain dipenuhi oleh obrolan langsung itu, lazimnya sebuah karya drama juga memperlihatkan adanya semacam imbas panggung, imbas keaslian dan imbas dramatis nan akan memberikan citra tentang suasana, lokasi, atau apa nan dilakukan oleh tokoh.

Hal itu akan membuat para penontonnya kebat kebit tak karuan. Pengertian generik mengenai karya drama ini mengikuti batasan sebagaiamna pernah dikemukakan oleh Sir John Pllock (1958) bahwa :

"A play as a work of art composed of work spoken, or motion performed, dari imagined characters and having a subject, action, development, climax and conslusion."

Unsur unsur dalam lakon sendiri secara ringkas ialah tema, plot, tokoh, waktu dan loka serta konflik-konflik. (Soemanto, 2000). Dalam hal penokohan, didalamnya termasuk hal-hal nan berkaitan dengan penamaan, pemeranan, keadaan fisik si tokoh (aspek fisikologis), keadaan sosial si tokoh (aspek sosiologis) serta karakternya si tokoh. Hal-hal nan termasuk di dalam permasalahan penokohan ini saling berhubungan dalam upaya membangun konflik humanisme nan merupakan bumbu primer dari drama.

Apabila dikaitkan dengan naskah drama natal, maka tokoh utamanya umumnya mengalami pergulatan ruhani entah mencari balasan atas sikap terdahulu (redemption) atau mencari penebusan (atonement). Jadi, dengan bermain dan memerankan, serta memanggungkan naskah drama Natal dapat merupakan upaya Anda pula beribadah menggambarkan kasih dan kehadiran Allah dalam kehidupan sehari hari. Serta membangun interaksi nan sehat dan mendorong pertumbuhan rohani. Nilai lainnya ialah latihan berakting, siapa tahu Anda menjadi bintang sebenarnya.