Makna Kehidupan Global dalam Alkitab

Makna Kehidupan Global dalam Alkitab

Alkitab merupakan mukjizat nan diturunkan kepada umat manusia agar
manusia dapat memahami buat apa dia ada di global ini, serta bagaimana pelaksanaan Alkitab bisa dijalankan sinkron dengan petunjuk Tuhan nan terdapat di dalamnya.

Dengan membaca dan memahami aplikasi alkitab dengan baik, maka manusia dapat berjalan di global sinkron dengan apa nan diharapkan serta diperintahkan oleh Tuhan.

Manusia akan memiliki hayati nan lebih latif karena planning Tuhan selalu datang dengan tak dapat diduga. Namun, penuh dengan berkat nan tiada tara nan dapat membuat manusia menjadi takjub sebab kebesaran-Nya.

Oleh karena itu, sebelum membaca dan melakukan pelaksanaan Alkitab dengan baik, adakalanya kita harus meniatkan diri buat dapat menjadikan Alkitab sebagai bukti konkret kebenaran Tuhan dan mukjizat-Nya, serta petunjuk nan sebenar-benarnya dari segala macam nan ada di global ini.

Dengan begitu, manusia bukan hanya mendapatkan pengetahuan dan
pelajaran dari pembacaan Alkitab, tapi juga memperoleh penerangan nan mampu mengubah hayati manusia menjadi lebih baik sinkron dengan nan diharapkan Yesus sebelum kenaikannya ke surga.



Makna Keberadaan Manusia Menurut Alkitab

Untuk memahami pelaksanaan Alkitab mengenai keberadaan manusia di global ini, kita perlu terlebih dulu membaca ayat nan berhubungan dengan materi tersebut. Ayat-ayat tersebut antara lain ialah sebagai berikut.

  1. Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetapi orang nan sahih akan tumbuh seperti daun muda (Amsal 11:28).

  2. Diberkatilah orang nan mengandalkan Tuhan, Ia akan seperti pohon nan ditanam di tepi air, nan merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan nan tak mengalami datangnya panas terik, nan daunnya tetap hijau, nan tak risi dalam tahun kering, dan nan tak berhenti dalam menghasilkan buah (Yeremia 17:7-8).

Dari kedua ayat Alkitab di atas, bisa dipahami bahwa kehadiran manusia di global ini ialah sebab Tuhan ingin manusia mengandalkan Tuhan dalam berbagai cara dan kesempatan hayati di dunia.

Kita dapat melakukan pelaksanaan alkitab berdasarkan ayat tersebut
dengan merujuk pada kekuatan terbesar nan ada dalam diri kita, yakni kekuatan Tuhan.

Tuhan memerintahkan sekaligus berharap kepada manusia agar mereka
senantiasa melakukan pelaksanaan alkitab dan menjadikan Tuhan sebagai panduan hayati nan dapat diandalkan, sebab segala sesuatu nan mengandalkan-Nya akan hayati bahagia, berguna, dan senantiasa mendapatkan restu dari Tuhan mereka.

Segala sesuatu hal nan ada di seluruh jagat ini diawali dengan kemunculan Tuhan. Oleh sebab itulah, manusia diciptakan dengan tujuan buat melayani Tuhan, oleh Tuhan, dan buat Tuhan. Dan sebelum manusia memahami pelaksanaan alkitab tersebut, maka kehidupan manusia akan sangat membosankan sebab tanpa tujuan nan benar. Hal tersebut terdapat dalam Alkitab ayat Kolose 1 : 16 berikut ini.

Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, nan ada di surga dan nan ada di bumi, nan kelihatan dan nan tak kelihatan, segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan buat Dia . (Kolose 1 : 16)



Kerja Keras Sebagai Bagian dari Pelaksanaan Alkitab

Selain mengetahui tujuan primer manusia hayati di global ini, manusia juga
diperintahkan buat senantiasa melakukan kerja keras buat berbagai macam tujuan hayati nan baik, baik demi kepentingan di surga maupun di bumi.

Hal tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan alkitab nan tak dapat
dijelaskan secara langsung melalui firman Tuhan, tapi dapat dipertimbangkan oleh kekuatan akal manusia.

Ini artinya, kerja keras merupakan bagian dari pelaksanaan Alkitab nan harus
dipenuhi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kerja keras tersebut dimotivasi oleh berbagai hal, baik nan baik maupun nan buruk. Hal ini tercantum dalam Alkitab ayat Pengkhotbah 4 : 4 berikut ini.

Aku melihat bahwa pada dasarnya segala jerih payah dan keberhasilan orang didorong oleh perasaan iri hatinya .

Iri hati di sini bukan hanya iri hati nan berkiblat pada perbuatan buruk,
tapi kekosongan hati nan mampu menjauhkan manusia dari
keharusan merealisasikan aplikasi alkitab nan sebenarnya.

Banyak orang bekerja keras dan sukses mendapatkan apa nan
diimpikannya sebab hal-hal nan di luar dari pada tujuan Tuhan. Berbagai dorongan, seperti kebencian, perasaan bersalah, keinginan ambisi, dan hal lainnya menjadi motivasi primer nan menjadikan manusia bekerja keras.

Akan tetapi, sedikit sekali orang nan bekerja keras sebab ingin
mendapatkan kasih dari Tuhan. Sedikit sekali orang nan sadar bahwa segala hal nan dilakukannya adalah kehendak Tuhan dan digerakkan oleh Tuhan.

Sedikit sekali orang nan menganggap bahwa pelaksanaan alkitab mampu
mengubah jalan hayati seseorang menjadi lebih baik. Tanpa pencerahan seperti itu, banyak hal nan akan muncul setelah manusia sukses meraih kesuksesan berkat kerja kerasnya.

Ada manusia nan lupa berterima kasih kepada Tuhan, sehingga lalai dan tak puas terhadap apa nan sudah didapatkannya. Ada juga orang nan masih mengeluh hanya sebab apa nan dicapainya belum seberapa, jika dibandingkan dengan apa nan menjadi ambisinya.

Oleh sebab itu, kerja keras nan menjadi pelaksanaan Alkitab merupakan kerja keras nan didorong buat melayani Tuhan sinkron dengan apa nan diperintahkan-Nya, bukan atas dorongan kebencian, iri hati, dan ambisi duniawi semata.



Makna Kehidupan Global dalam Alkitab

Ketika manusia menjalani kehidupan di dunia, banyak sekali dari mereka
yang lalai terhadap tugasnya buat senantiasa mengingat dan melayani Tuhan. Hal tersebut didasarkan pada pemahaman mereka mengenai makna kehidupan nan tak sinkron dengan apa nan dikatakan Tuhan dalam Alkitab.

Padahal dalam Yakobus 4 : 14b, firman Tuhan bertanya, "Apakah arti
hidupmu?" Yang menandakan bahwa setiap manusia harus berpikir mengenai makna kehidupan nan dijalani di global ini.

Lantas pada Mazmur 39:5, terdapat doa nan berbunyi, “Ya Tuhan,
beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya saya mengetahui betapa fananya aku." Dan ayat Mazmur 119 : 19 nan berbunyi, “hanya buat sementara saya tinggal di dunia.”

Kedua ayat tersebut memperlihatkan dengan jelas bahwa manusia hanya
hidup sementara saja di dunia. Oleh sebab itu, tak ada gunanya mengumpulkan kekayaan buat tujuan hayati nan berfoya-foya dan kikir, sedangkan hayati kita tak lama lagi akan musnah.

Manusia dituntut buat senantiasa mengingat kematian sebab kehidupan
yang fana di bumi ini tak diketahui kapan akhirnya. Oleh sebab itu, manusia juga dituntut buat selalu memaksimalkan konduite dan tindakannya selama di global dengan melakukan kebaikan nan diperintahkan oleh Tuhan.

Mengingat kematian di sini bukanlah sesuatu nan dilakukan berdasarkan rasa putus asa, melainkan sesuatu nan didasari pencerahan buat merealisasikan pelaksanaan alkitab dalam pebuatan sehari-hari.

Dengan kebaikan nan dilakukannya, manusia akan terbebas dari belenggu kehidupan di global nan sering kali membuat manusia lalai dari melayani Tuhan. Mereka lupa bahwa Tuhan menciptakannya dengan tujuan nan kekal, buat melayani-Nya di bumi dan di surga.

Hal ini juga disebutkan dalam firman Tuhan lewat 2 Korintus 4:18 nan
berbunyi, "Sebab kami tak memperhatikan nan kelihatan, melainkan nan tidak kelihatan, sebab nan kelihatan ialah sementara, sedangkan nan tidak kelihatan ialah kekal".

Dari firman di atas bisa disimpulkan bahwa kebanyakan manusia tak
memperhatikan apa nan seharusnya diperhatikan. Kehidupan di global nan fana, membuat manusia memandangnya sebagai kehidupan kekal nan akan bergerak melingkupinya.

Sementara itu, kehidupan surga nan tidak kelihatan menjadikan manusia lalai dan lupa akan kewajiban dan tujuan mereka hayati di global ini, yakni oleh Dia, buat Dia, dengan tujuan masing-masing nan telah ditetapkan-Nya.

Aplikasi Alkitab semacam inilah nan perlu diperhatikan oleh umat manusia agar membaca Alkitab bukan sekadar kewajiban sebagai umat beragama, tapi juga sebagai cara buat lebih dekat dengan Tuhan, sehingga memahami makna kehidupan sebenarnya nan ditunjukkan oleh firman-firman-Nya dalam Alkitab.