Contoh Biografi - Belajar dari Marko Kartodikromo Wartawan nan Sosialis

Contoh Biografi - Belajar dari Marko Kartodikromo Wartawan nan Sosialis

Contoh biografi siapakah nan kontroversial? Dan mengapa dapat menjadi kontroversial? Global memang sering diramaikan oleh lalu lalangnya tokoh-tokoh kontroversial, yaitu mereka nan acapkali berpikir, berucap, dan bertindak nan tak sama dengan mainstream . Kontroversialnya mereka tidak selamanya ditanggapi dengan arif, malah kebanyakan nasib mereka berakhir dengan tragis, seperti nan dialami oleh Kartosuwiryo.

Sepak terjang, pemikiran dan sikap kerasnya membuat perjalanan hidupnya menjadi contoh biografi nan kontroversial. Sebab ada banyak disparitas antara biografi nan dibuat versi pemerintah baik orde baru maupun orde lama dengan biografi nan dibuat oleh kalangan Islam sendiri. Bagaimanakah perjalanan hidupnya?

Inilah contoh biografi nan kontroversial . tentang perjalanan hayati seorang nan memperjuangkan berdirinya Negara Islam Indonesia.



Contoh Biografi - Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo, Cerdas Sejak Lahir

Dalam contoh biografi, Kartosuwiryo terlahir dari keluarga nan liberal dan cukup berpengaruh di Cepu, daerah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur pada 7 Januari 1907. Sejak kecil, Kartosuwiryo menempuh pendidikan barat nan rasional, yaitu di ISTK ( Inlandsche School der Tweede Klasse ) lalu HIS ( Hollandsch-Inlandsche School ) dan terakhir ELS ( Europeesche Lagere School ).

Di sekolah terakhir ini ialah forum pendidikan spesifik orang Eropa dan kalangan masyarakat Indo-Eropa saja. Hanya orang-orang pribumi nan memiliki kecerdasan luar biasa dan talenta spesifik sajalah nan dapat masuk ke sekolah elite ini.



Contoh Biografi - Belajar dari Haji Oemar Said Tjokroaminoto, Sang Raja Tanpa Mahkota

Selepas dari ELS Kartosuwiryo melanjutkan ke NIAS (Nederlandsch Indische Artsen School) di Surabaya. Sekolah Kedokteran nan ddirikan Belanda buat warga pribumi. Di sekolah inilah ia terlibat dengan banyak aktivitas organisasi konvoi nasionalisme Indonesia. Sebagai mahasiswa Kartosuwiryo rajin mengkaji dan membaca banyak buku dari berbagai disiplin ilmu, mulai dari agama islam, kedokteran hingga ilmu-ilmu sosial dan politik.

Ketertarikannya dengan Islam ia salurkan dengan mendirikan forum Suffah nan menekuni global tasawuf. Ia juga mulai bersentuhan dengan organisasi politik Sjarikat Islam dengan tokohnya nan luar biasa, Haji Oemar Said Tjokroaminoto, "sang raja tanpa mahkota".



Contoh Biografi - Belajar dari Marko Kartodikromo Wartawan nan Sosialis

Sejak kecil pula, Kartosuwiryo terbiasa dengan iklim pergerakan, karena ia mempunyai sorang kakak laki-laki nan memimpin Perkumpulan Buruh Kereta Barah pada tahun 20-an. Pamannya nan bernama Marko Kartodikromo ialah seorang wartawan dan sastrawan nan cukup terkenal di zamannya. Dari pamannya inilah Kartosuwiryo bisa memiliki sejumlah buku sosialis dan komunis, nan ia geluti setiap hari.



Contoh Biografi - Belajar dari Notodihardjo, Tokoh Muhammadiyah Berpengaruh

Dalam contoh biografi , selain dari Haji Oemar Said Tjokroaminoto. pendidikan agama Islam ia dapatkan juga dari seorang tokoh Islam modern nan berafiliasi Muhammadiyah bernama Notodihardjo. Dia banyak menanamkan banyak pemikiran Islam modern sekaligus mengajak buat berpikiran kritis dan visioner ke dalam diri Kartosuwiryo.



Contoh Biografi - Pemikiran Lintas Aliran, Kapital Menjadi Tokoh Besar

Kecerdasan nan telah ia miliki sejak lahir, beragamnya pengetahuan lintas genre nan ia miliki dan ditambah dengan persinggungannya dengan global pegerakan, membuat Kartosuwiryo tumbuh menjadi pribadi nan memiliki perpaduan antara pencerahan sosial nan berkeadilan, sikap kritis terhadap sesuatu nan membodohkan, sekaligus semangat fanatik keislaman.Kesemuanya itu merupakan modalnya buat menjadi tokoh besar dalam konstelasi politik Indonesia di kemudian hari.



Contoh Biografi - Menjadi Redaktur Harian dan menikahi Putri Ajengan

Saat masih kuliah, Kartosuwiryo aktif dalam berbagai gerakan pemuda seperti Jong Java dan Jong Islamieten Bond (JIB). Ia juga dipercaya sebagai sekretaris generik PSIHT (Partij Sjarikat Islam Hindia Timur). Selepas kuliah di usia nisbi muda, yaitu 22 tahun Ia sudah menjadi redaktur harian Fadjar Asia nan banyak memberikan kritikan-kritikan baik kepada penjajah Belanda maupun penguasa pribumi.

Pada April 1929 Kartosuwiryo menikah dengan Siti Dewi Kalsum putri dari Ajengan Ardiwisastera nan terpandang di Malangbong, Tasikmalaya saat sedang bertugas meliput daerah tersebut. Pada saat itu sebenarnya, Kartosuwiryo telah memiliki apa nan diimpikan semua orang, yaitu karir, keluarga dan status nan terpandang. Namun, bukan Kartosuwiryo bila hanya menikmati hayati demi kesenangan diri sendiri, sementara umat dan bangsanya hayati terpuruk dan menderita.



Contoh Biografi - Turun Gunung buat Menghadapi Jepang

Pada 1943, saat Jepang berkuasa di Indonesia, Kartosoewirjo kembali "turun gunung" ke kancah perpolitikan, ia tinggalkan kehidupannya nan damai di Malangbong buat kembali aktif di bidang politik nan sempat terhenti. Ia sempat menjadi sekretaris di organisasi MIAI (Madjlis Islam 'Alaa Indonesia) pimpinan Wondoamiseno. Saat itu, Jepang membuka secara luas pendidikan militernya. Kartosuwiryo tidak mau kalah, ia kembali mengaktifkan forum Suffah nan dulu ia dirikan.

Namun melaui organisasi tersebut ia memberikan pelatihan militer kepada para pemuda pribumi nan nantinya akan menjadi cikal bakal anggota Hizbullah dan Sabilillah, nan sampai saat ini diakui ketangguhan dan militansinya nan sangat merepotkan tentara penjajah. Hizbullah dan Sabilillah ini pulalah nan nantinya akan menjadi bagian inti dari Tentara Islam Indonesia di daerah Jawa Barat.



Contoh Biografi - Proklamasi nan Tertahan

Pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kalah kepada sekutu Kartosuwiryo beserta tentara Hizbullah berada di Jakarta. Sesungguhnya, ia telah memiliki rencana. Kinilah saatnya umat Islam Indonesia merebut kemerdekaannya dari tangan penjajah, sebab umat Islamlah pewaris absah Negara Indonesia nan sesungguhnya. Ia pun menyiapkan suatu proklamasi kemerdekaan nan rencananya akan diproklamirkan pada Agustus 1945.

Tetapi, proklamasi kemerdekaan Negara Islam Indonesia tidak pernah terjadi sebab ia lebih memilih menahan diri dan membiarkan para pemimpin bangsa lainnya nan berhaluan sekuler, yaitu Soekarno dan Mohammad Hatta buat memproklamirkan kemerdekaan negara Republik Indonesia dengan dasar sekulernya.



Contoh Biografi - Kekecewaan pada Kaum Nasionalis Sekuler

Dalam contoh biografi, Kartosuwiryo pantas kecewa, ekspektasinya kepada kaum nasionalis sekuler buat lebih memihak umat Islam sedikit demi sedikit terkikis. Sejak proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, kaum nasionalis sekulerlah nan lebih dominan dalam menentukan arah kebijakan dan memegang tampuk kekuasaan. Sementara itu kaum nasionalis Islam tersingkir secara sistematis. Hal itulah nan menjadi bibit awal terjadinya disparitas nan berujung peperangan.



Contoh Biografi - Perjanjian Renville, Tonggak Berdirinya Negara Islam Indonesia

Kondisi dalam negeri nan tak juga membaik. dampak serangan militer kedua Belanda membuat pemerintah RI harus mengakui kedaulatan Belanda atas Indonesia melalui perjanjian Renville. Indonesia harus mengosongkan tempat-tempat krusial dan strategis di daerah-daerah. Pasca perjanjian Renville praktis daerah kekuasaan Indonesia hanya meliputi Yogyakarta dan sekitarnya nan kurang lebih tinggal 7 Kabupaten saja.

Soekarno sebagai Presiden RI menyerukan seluruh tentara Indonesia buat "hijrah". Sengaja ia menggunakan kata hijrah agar tentara Kartoswiryo nan tergabung dalam Hizbullah dan Sabilillah mau mematuhi perintah tersebut buat segera bergabung ke Yogyakarta.

Namun tak bagi Karosuwiryo, ia dengan pasukan gerilyawan Hizbullah dan Sabilillah menolak buat mematuhinya. Mereka lebih paham akan makna "hijrah" nan sesungguhnya. Mereka lebih memilih bertahan di hutan-hutan daerah Jawa Barat. Bahkan tiga anak Kartosuwiryo lahir di tengah rimba belantara.



Contoh Biografi - Proklamasi nan Kontroversial

Secara de facto di Jawa Barat, saat itu terjadi kekosongan pemerintahan Indonesia dampak perjanjian Renville ini, karena daerah ini menjadi bagian daerah kekuasaan Belanda. Saat itulah Kartosuwiryo memproklamirkan Negara Islam Indonesia nan sempat ditunda olehnya. Isi proklamasi tersebut ialah sebagai berikut :

PROKLAMASI

Berdirinja NEGARA ISLAM INDONESIA

Bismillahirrahmanirrahim Asjhadoe anla ilaha illallah wa asjhadoe anna Moehammadar Rasoeloellah

Kami, Oemmat Islam Bangsa Indonesia MENJATAKAN:
Berdirinja "NEGARA ISLAM INDONESIA"

Maka hoekoem jang berlakoe atas Negara Islam Indonesia itoe, ialah: HOEKOEM ISLAM

Allahoe Akbar! Allahoe Akbar! Allahoe Akbar!

Atas nama Oemmat Islam Bangsa Indonesia

Imam NEGARA ISLAM INDONESIA

Ttd
(S M KARTOSOEWIRJO)
MADINAH-INDONESIA, 12 Sjawal 1368 / 7 Agoestoes 1949
(dari berbagai sumber)

Proklamasi kontroversial nan diproklamirkan Kartoswiryo ini menjadi awal dari peperangan panjang menghadapi bangsa sendiri. Kartosuwiryo harus keluar masuk hutan bergerilya menghindari penangkapan.

Akhirnya, Kartosuwiryo ditangkap setelah 13 tahun diburu sebagaimana layaknya seorang penjahat perang. Berdasarkan Pengadilan Mahadper pada 16 Agustur l962 Kartosoewiryo divonis sanksi wafat



Contoh Biografi - Kontroversi nan Tak Kunjung Usai

Membaca contoh biogarafi di atas, tentu tidak semua orang setuju. Polemik dan kontroversi perjalanan hidupnya seperti tidak kunjung usai bahkan hingga sekarang. Bagi sebagian orang apa nan dilakukan Kartosuwiryo tersebut ialah sebuah pengkhianatan dan pemberontakan terhadap NKRI. Hal itu pulalah nan tertulis di buku pelajaran sekolah selama ini.

Namun bagi sebagian nan lain, apa nan dilakukan Kartosuwiryo ialah suatu bentuk perlawanan nan heroik, suatu sikap pembelaan terhadap Islam, dan bentuk protes terhadap kekuasaan pusat nan dirasakan terlalu lemah dan tak memihak umat Islam. Sikap seperti ini didukung oleh para sejarawan Muslim seperti Al Chaedar dan Anhar Gonggong.

Walaupun terjadi disparitas namun pada kenyataannya dengan matinya Kartosuwiryo tak serta merta membuat para pendukungnya berhenti memimpikan tegaknya berdiri Negara Islam Indonesia (NII). Dengan bentuk dan perjuangan nan berbeda mereka terus menerus mengupayakannya. Bahkan hingga detik ini. Entah bagaimana akhir dari perjuangan NII ini, kita lihat saja nanti.

Itulan contoh biografi dari Kartosuwiryo.